Asalnya Minangkabau

3. Asal Usul Kata Minangkabau

Orang-orang Majapahit tidak ketinggalan mencoba kecerdasan dan kecerdikan orang-orang dari Gunung Merapi ini. Pada suatu hari mereka membawa seekor kerbau besar dan panjang tanduknya, kecil sedikit dari gajah.

Mereka ingin mengadakan pertandingan adu kerbau. Ajakan mereka itu diterima baik oleh kedua datuk yang tersohor kecerdikannya dimana-mana itu, yaitu Dt. Katumanggungan dan Dt. Parpatih nan Sabatang. Taruhannya adalah seperti dulu-dulu juga, yakni kapal pendatang dengan segala isinya, dan taruhan datuk yang berdua itu ialah kerajaan mereka sendiri.

Waktu tiba saatnya akan mengadu kerbau, setelah kerbau Majapahit dilepaskan di tengah gelanggang, orang banyak riuh bercampur cemas melihat bagaimana besarnya kerbau yang tidak ada tandingannya di Pulau Perca waktu itu.

Dalam keadaan yang menegangkan itu, pihak orang-orang negeri itupun mengeluarkan kerbaunya pula. Dan alangkah herannya dan kecutnya hati orang banyak itu melihat mereka mengeluarkan seekor anak kerbau. Anak kerbau itu sedang erat menyusu, dan orang tidak tahu, bahwa anak kerbau itu telah bebearapa hari tidak doberi kesempatan mendekati induknya.

Ketika melihat kerbau besar di tengah gelanggang anak kerbau itu berlari-lari mendapatkannya yang dikria induknya dengan kehausan yang sangat hendak menyusu. Dimoncongnya terikat sebuah taji atau minang yang sangat tajam. Ia menyeruduk ke bawah perut kerbau besar itu, dan menyinduk-nyinduk hendak menyusu. Maka tembuslah perut kerbau Majapahit, lalu lari kesakitan dan mati kehabisan darah.

Orang-orang Majapahit memprotes mengatakan orang-orang negeri itu curang. Kegaduhan pun terjadi dan hampir saja terjadi pertumpahan darah. Tetapi dengan wibawanya Dt. Katumanggungan dan Dt. Parpatih Nan Sabatang membawa orang-orang itu ke balai persidangan. Disanalah Dt. Parpatih Nan Sabatang menangkis tuduhan-tuduhan orang-orang Majapahit. Akhirnya orang-orang Majapahit pemgakui kealpaan mereka tidak mengemukakan persyaratan-persyaratan antara kedua belah pihak sebelum mengadakan pertandingan.

Sejak itu tempat mengadu kerbau itu sampai sekarang bernama Negeri Minangkabau. Dan kemudian hari setelah peristiwa kemenangan mengadu kerbau dengan Majapahit itu termasyhur kemana-mana, wilayah kekuasaan orang-orang yang bernenek moyang ke Gunung Merapi dikenal dengan Alam Minangkabau. Diceritakan pula kemudian rumah-rumah gadang diberi berginjong seperti tanduk kerbau sebagai lambang kemenangan.
(Sumber : Minangkabau Tanah Pusaka – Tambo Minangkabau)

4. Hubungan Minangkabau dengan Negeri Sembilan

Datuk Perpatih nan Sebatang pada zaman dahulu konon kabarnya sudah pernah berlayar dan sampai ke Melaka serta singgah di Negeri Sembilan.

Negeri Sembilan sekarang

Negeri Sembilan termasuk salah satu negara bagian yang menjadi negara Federasi Malaysia. Sebelah selatannya terletak Gubernemen Melaka sebelah ke timur dengan negara bagian Jojor, sebelah utara dengan Pahang dan sebelah barat dengan Selangor.

Dalam tahun 1970 negara bagian yang luasnya 2.580 mil persegi ini mempunyai penduduk lebih dari setengah juta jiwa dengan penduduk berkebangsaan Melayu lebih sedikit dari bangsa Cina. Mayoritas di Malaysia terdiri dari tiga rumpun bangsa : Melayu, Cina dan Keling.

Penduduk bangsa Melayu yang kira-kira seperempat juta itu sebahagian besar masih mempunyai hubungan dengan daerah asalnya yaitu Minangkabau. Masih banyak adat istiadat Minangkabau yang masih belum hilang oleh mereka dan sebagian masih dipergunakan dalam tata cara hidupnya. Malahan beberapa keterangan dan adat-adat yang di Minangkabau sendiri sudah dilupakan pada mereka masih tetap segar dan masih dipergunakan. Hubungan sejarah ini sudah bermula pada pertengahan abad kelima belas.

Patun mereka berbunyi :

Leguh legah bunyi pedati
Pedati orang pergi ke Padang
Genta kerbau berbunyi juga
Biar sepiring dapat pagi
Walau sepinggan dapat petang
Pagaruyung teringat juga

Negeri Sembilan sebuah kerajaan tetapi pemerintahannya berdasarkan Konstitusi yang disana dikatakan Perlembagaan Negeri. Badan Legislatifnya bernama “Dewan Perhimpunan/Perundingan Negeri yang mempunyai anggota 24 orang. Anggota-anggota ini dipilih oleh rakyat dalam Pemilihan Umum yang disini dikatakan : Pilihan raya.

Pelaksanaan pemerintahan dilaksanakan oleh Menteri Besar yang didampingi oleh 8 orang anggotanya yang bernama : “Anggota Majelis Musyawarah Kerajaan Negeri”. Gelaran raja ialah Duli Yang Mahamulia Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan. Dalam tahun 1970 itu yang memerintah ialah : Tuanku Ja’far ibni Almarhum Tuanku Abdul Rahman dan beliau ialah keturunan yang kesebelas dari Raja Malewar yang berasal dari Minangkabau dan memerintah antara tahun 1773 – 1795.

Pemerintahan Negeri Sembilan terbagi atas 6 daerah seperti kabupaten di Indonesia, yaitu: Seremban, Kuala Pilah, Port Dickson, Jelebu, Tampin dan Rembau. Ibukotanya ialah Seremban. Istana raja terdapat di ibukota Seremban ini bernama : Istana Seri Menanti. Tetapi arsitekturnya tidak lagi dengan cara Minang melainkan sudah berkomposisi antara arsitektur Minang dan Melayu.

Kedatangan bangsa Minangkabau

Sebelum Negeri Sembilan bernama demikian di Melaka sudah berdiri sebuah kerajaan yang terkenal dalam sejarah. Dan pelabuhan Melaka menjadi pintu gerbang untuk menyusup kedaerah pedalaman tanah Semenanjung itu. Maka sebulum berdiri Negeri Sembilan datanglah rombongan demi rombongan dari Minangkabau dan tinggal menetap disini.

Rombongan Pertama

Mula-mula datanglah sebuah rombongan dengan pimpinan seorang datuk yang bergelar Datuk Raja dengan isterinya Tok Seri. Tetapi kurang jelas dari mana asal mereka di Minangkabau. Mereka dalam perjalanan ke Negeri Sembilan singgah di Siak kemudian meneruskan perjalanan menyeberang Selat Melaka terus ke Johor. Dari Johor mereka pergi ke Naning terus ke Rembau. Dan akhirnya menetap disebuah tempat yang bernama Londar Naga. Sebab disebut demikian karena disana ditemui kesan-kesan alur naga. Sekarang tempat itu bernama Kampung Galau.

Rombongan Kedua

Pimpinan rombongan ini bergelar Datuk Raja juga dan berasal dari keluarga Datuk Bandaro Penghulu Alam dari Sungai Tarab. Rombongan ini menetap disebuah tempat yang kemudian terkenal dengan Kampung Sungai Layang.

Rombongan Ketiga

Rombongan ketiga ini datang dari Batu Sangkar juga, keluarga Datuk Makudum Sati di Sumanik. Mereka dua orang bersaudara: Sutan Sumanik dan Johan Kebesaran. Rombongan ini dalam perjalanannya singgah juga di Siak, Melaka, dan Rembau. Kemudian membuat sebuah perkampungan yang bernama Tanjung Alam yang kemudian berganti dengan Gunung Pasir.

Rombongan Keempat

Rombongan ini datang dari Sarilamak (Payakumbuh), diketuai oleh Datuk Putih dan mereka menepat pada Sutan Sumanik yang sudah duluan membuka perkampungan di Negeri Sembilan ini. Datuk Putih terkenal sebagai seorang pawang atau bomoh yang ahli ilmu kebatinan. Beliaulah yang memberi nama Seri Menanti bagi tempat istana raja yang sekarang ini.

Kemudian berturut-turut datang lagi rombongan lain-lainnya antaranya yang dicatat oleh sejarah Negeri Sembilan : Rombongan yang bermula mendiami Rembau datangnya dari Batu Hampar (Payakumbuh) dengan pengiringnya dari Batu Hampar sendiri dan dari Mungka. Nama beliau ialah Datuk Lelo balang. Kemudian menyusul lagi adik dari Datuk Lelo Balang bernama Datuk Laut Dalam dari Kampung Tiga Nenek.

Walaupun penduduk Negeri Sembilan mengakui ajaran-ajaran Datuk Perpatih nan Sebatang yang sangat populer disini tetapi mereka tidak membagi persukuan atas 4 bagian seperti di Minagkabau. Mungkin disebabkan situasi dan perkembangannya sebagai kata pepatah : Dekat mencari suku jauh mencari Hindu, maka suku-suku di Negeri Sembilan berasal dari luhak dari tempat datang mereka itu atau negeri asal datangnya.

Berdasarkan asal kedatangan mereka yang demikian terdapatlah 12 suku di Negeri Sembilan yang masing-masing adalah sbb;

1. Tanah Datar
2. Batuhampar
3. Seri Lemak Pahang
4. Seri Lemak Minangkabau
5. Mungka
6. Payakumbuh
7. Seri Malanggang
8. Tigo Batu
9. Biduanda
10. Tigo Nenek
11. Anak Aceh
12. Batu Belang

Fakta-fakta dan problem

Sejarah Pada sebuah tempat yang bernama Sungai Udang kira-kira 23 mil dari Seremban menuju Port Dickson terdapat sebuah makam keramat. Disana didapati juga beberapa batu bersurat seperti tulisan batu bersurat yang terdapat di Batu Sangkar. Orang yang bermakam disana bernama Syekh Ahmad dan berasal dari Minangkabau. Ia meninggal dalam tahun 872 H atau 1467 Masehi. Dan masih menjadi tebakan yang belum terjawab, mengapa kedatangan Sekh itu dahulu kesini dan dari luahk mana asalnya.

Raja berasal Minangkabau

Dalam naskah pengiriman raja-raja yang delapan orang antaranya dikirimkan ke Rembau, Negeri Sembilan bernama Malenggang Alam. Tetapi bilamana ditinjau sejarah negeri Sembilan raja Minangkabau pertama dikirimkan kesini Raja Mahmud yang kemudian bergelar Raja Malewar.

Raja Malewar memegang kekuasaan antara tahun 1773-1795. Beliau mendapat 2 orang anak Tengku Totok dan puteri bernama Tengku Aisah. Beliau ditabalkan di Penajis Rembau dan kemudian pindah ke istana Seri Menanti. Sehingga sekarang masih populer pepatah yang berbunyi :

Be raja ke Johor
Bertali ke Siak
Bertuan ke Minangkabau

Kedatangan beliau ke Negeri Sembilan membawa selembar rambut yang kalau dimasukkan ke dalam sebuah batil atau cerana akan memenuhi batil atau cerana itu. Benda pusaka itu masuh tetap dipergunakan bila menobatkan seorang raja baru. Yang mengherankan kenapa sesudah meninggalnya Raja Malewar dalam tahun 1795 tidak diangkat puteranya menjadi raja melainkan sekali lagi diminta seorang raja dari Minangkabau. Dan dikirimlah Raja Hitam dan dinobatlkan dalam tahun 1795. Raja Hitam kawin dengan puteri Raja Malewar yang bernama Tengku Aisyah sayang beliau tidak dikarunia putera.
Raja Hitam kawin dengan seorang perempuan lain bernama Encek Jingka. Dari isterinya itu beliau mendapat 4 orang putera/puteri bernama : Tengku alang Husin, Tengku Ngah, Tengku Ibrahim dan Tengku Alwi. Dan ketika beliau wafat dalam tahun 1808 mengherankan pula gantinya tidaklah diangkat salah seorang puteranya.

Tetapi sekali lagi dikirimkan perutusan ke Pagaruyung untuk meminta seorang raja baru. Dan dikirimlah Raja Lenggang dari Minagkabau dan besar kemungkinan inilah Raja Melenggang Alam yang dikirimkan dari Minangkabau dan tersebut dalam naskah pengiriman raja-raja yang Delapan di Minangkabau.

Raja Lenggang memerintah antara tahun 1808 sampai tahun 1824. Raja Lenggang kawin dengan kedua puteri anak raja Hitam dan mendapat putera dua orang bernama : Tengku Radin dan Tengku Imam.

Ketika raja Lenggang meninggal dinobatkanlah Tengku Radin menggantikan almarhum ayah beliau. Dan inilah raja pertama Negeri Sembilan yang diangkat oleh Pemegang Adat dan Undang yang lahir di Negeri Sembilan. Dan keturunan beliaulah yang turun temurun menjadi raja di Negeri Sembilan. Raja Radin digantikan oleh adiknya Raja Imam (1861-1869). Dan selanjutnya raja-raja yang memerintah di Negeri Sembilan : Tengku Ampuan Intan (Pemangku Pejabat) 1869-1872, Yang Dipertuan Antah 1872-1888, Tuanku Muhammad 1888-1933, Tuanku Abdul Rahman 3/8/1933-1/4/1960, Tuanku Munawir 5/4/1960-14/4/1967, Tuanku Ja’far dinobatkan 18/4/1967.

Terbentuknya Negeri Sembilan

Semasa dahulu kerajaan negeri Sembilan mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Minangkabau. Yang menjadi raja dinegeri ini asal berasal dari keturunan Raja Minangkabau. Istananya bernama Seri Menanti. Adat istiadatnya sama dengan Minangkabau, peraturan-peraturannya sebagiannya menurut undang-undang adat di Minangkabau. Mereka mempunyai suku-suku seperti orang Minangkabau tetapi berbeda cara pemakaiannya.

Perpindahan penduduk ini terjadi bermula pada abad ke :XIV yaitu ketika pemerintah menyarankan supaya rakyat memperkembang Minangkabau sampai jauh-jauh diluar negeri. Mereka harus mencari tanah-tanah baru, daerah-daerah baru dan kemudian menetap didaerah itu. Setengahnya yang bernasib baik dapat menemui tanah kediaman yang subur dan membuka tanah dan membuat perkampungan disitu. Ada pula yang bersatu dengan rakyat asli yang ditemui merka dan menjadi pemimpin disana. Sudah tentu adat-adat, undang-undang, kelaziman dinegeri asalnya yang dipergunakannya pula dinegeri yang baru itu. Sebagai sudah diuraikan orang-orang Minangkabau itu menjalani seluruh daerah : ke Jambi, Palembang, Indragiri, Taoung Kanan dan Tapung Kiri, Siak dan daerah lainya. Sebagiannya menyeberangi Selat Melaka dan sampai di Negeri Sembilan.

Pada abad ke XVI pemerintahan negeri mereka disana sudah mulai tersusun saja. Mereka mendirikan kerajan kecil-kecil sebanyak 9 buah dan kesatuan kerajan kecil-kecil itu mereka namakan NEGERI SEMBILAN. Negara ini terjadi sewaktu Minangkabau mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil ini dan diperlindungkan dibawah kerajan Johor. Setelah negara kesatuan ini terbentuk dengan mufakat bersama dengan kerajaan Johor dimintalah seorang anak raja Pagaruyung untuk dinobatkan menjadi raja di Negrei Sembilan itu. Pada waktu itulah bermula pemerintahan Yang Dipertuan Seri Menanti.

Asal usul anak negeri disitu kebanyakan dari Luhak Lima Puluh Kota yaitu dari : Payakumbuh, Sarilamak, Mungka, Batu Balang, Batu Hampar, Simalanggang dan sebagian kecil dari Luhak Tanah Datar. Dari negeri-negeri mana mereka berasal maka nama-nama negeri itulah menjadi suku mereka. Sebagian tanda bukti bahwa rakyat Negeri Sembilan itu kebanyakan berasal dari Luhak Lima Puluh Kota sampai sekarang masih terdapat kata-kata adat yang poluler di Lima Puluh Kota : “Lanun kan datang merompak, Bugis kan datang melanggar”. Kata-kata adat ini sering tersebut dalam nyanyian Hikayat Anggun nan Tunggal Magek Jabang. Di tanah Melaka kata-kata ini menjadi kata sindiran atau cercaan bagi anak-anak nakal dan dikatakan mereka “anak lanun” atau anak perompak.

Kalau dibawa kepada jalan sejarah diatas tadi, maka yang dimaksud dengan “lanun” itu ialah perompak, rakyat dari Raja Daeng Kemboja yang hendak merampas Negeri Sebilan. Dan Bugis adalah nama negeri asal Daeng Kemboja tadi. Dan memang aneh, kata lanun yang jadi buah nyanyian oleh rakyat Lima Puluh Kota ini tidak dikenal oleh rakyat Luhak Agam dan sedikit oleh rakyat rakyat Luhak Tanah Datar. Karena memang fakta sejarah keturunan anak negeri Sembilan itu sebagian besar berasal dari Luhak Lima Puluh Kota. Nama suku-suku rakyat disana menjadi bukti yang jelas.

Oleh karena Sultan Johor sudah memberikan bantuannya dalam melindungi rakyat Negeri Sembilan ini dari jarahan lanun atau Daeng Kemboja, disebabkan ini pulalah Yang Dipertuan Pagaruyung memberikan bantuan kepada Sultan Johor dalam memberikan bantuan ikut bertempur di Siak untuk memerangi bangsa Aceh. Maka hubungan yang demikian rapat semenjak berabad-abad itu menjadikan hubungan antara negara yang akrab : Negeri Sembilan pada khususnya, Indonesia – Malaysia pada umumnya.

(Sumber : Minangkabau Tanah Pusaka – Tambo Minangkabau)

128 comments on “Asalnya Minangkabau

  1. Hehe.. yela kot. Dulu… Skrg mana plak ada lanun tu… Tapi berdasarkan Sejarah, Org Bugis ni adalah pelaut yang handal. Ala2 Pirate of The Carrebean la kot.. Org Bugis ini juga dikenali sebagai golongan berhati kering. Selain daripada gagah berani. Itu tentang sejarah orang Bugis yang saya tahu.

    Tapi sekarang takkan lanun lagi. Pastinya mereka2 ini adalah golongan yang bagus pencapaiannya…

  2. Antara cebisan sejarah org Bugis ini:

    “Kalau dibawa kepada jalan sejarah diatas tadi, maka yang dimaksud dengan “lanun” itu ialah perompak, rakyat dari Raja Daeng Kemboja yang hendak merampas Negeri Sebilan. Dan Bugis adalah nama negeri asal Daeng Kemboja tadi. Dan memang aneh, kata lanun yang jadi buah nyanyian oleh rakyat Lima Puluh Kota ini tidak dikenal oleh rakyat Luhak Agam dan sedikit oleh rakyat rakyat Luhak Tanah Datar.”

    Di sebabkan perampasan oleh Daeng Kemboja itulah Bugis dikenali dengan perkataan ‘lanun’ itu. Namun demikian, salasilah Kesultanan Johor sekarang ini adalah daripada orang-orang Bugis itu. Dan kita dapat lihat pula kesinambungan bantuan yang dihantar oleh Kerajaan Johor kepada Yang Di Pertuan Besar bagi menghalang penjajahan dan penaklukan Daeng Kemboja itu ke atas Negeri Sembilan.

    Kerana jalinan persahabatan yang erat tertimbul oleh Kerajaan Johor terhadap Yang Di Pertuan Pagaruyong itu, Kerajaan Negeri Sembilan pula turut ikut bertempur melawan ancaman Siak dan Acheh ke atas Johor.

  3. Nasib baik dia jelaskan. Memang pun kaum Bugis ni the cap sebagai lanun. Bengis, gagah,berani mati, terrar tapi first time dengar ‘berhati kering’. Tapi kalau macam Pirates of the Carribean tu glamour gak ye. Heee…

    Tapi kan sdra Mahmud, saya pernah dengar org berkata ade Bugis yang bukan Bugis melate.. tapi yang berdaulat.. sebab Daeng Kemboja tu ade lagi 6 orang adik beradik. Total: 7 beradik. Sume keturunan ningrat.

    Gagah…hmmm.. Patut lah datuk ku tinggi besau dan garang cam harimau berantai.. misai melenting…tapi hati baik be….

    Sdra Mahmud, bila senang cuba lah singkap sejarah kaum Bugis ni iyyyer…. mesti ada ramai kat luar tu yang berminat termasuk saya… Terima kasih

  4. Al Hikam: Nasib baik dia jelaskan. Memang pun kaum Bugis ni the cap sebagai lanun. Bengis, gagah,berani mati, terrar tapi first time dengar ‘berhati kering’. Tapi kalau macam Pirates of the Carribean tu glamour gak ye. Heee…

    Ulasan: Hehe.. betul tu. Orang Bugis juga turut dikenali sebagai Orang Laut. Ahli pelayaran yang handal. Sebab tu diorg ganas2. Ala2 Pirates of the carribeanla.. hehe..

    Tapi kan sdra Mahmud, saya pernah dengar org berkata ade Bugis yang bukan Bugis melate.. tapi yang berdaulat.. sebab Daeng Kemboja tu ade lagi 6 orang adik beradik. Total: 7 beradik. Sume keturunan ningrat.

    Ulasan: Ye, BETUL.

    Gagah…hmmm.. Patut lah datuk ku tinggi besau dan garang cam harimau berantai.. misai melenting…tapi hati baik be….

    Ulasan: Hehe.. ye ke? Hmm.. arwah datuk sebelah emak saya pun berketurunan Bugis. Tapi di penyabar… mungkin dah campur2 keturunan kot. Kalau bengis jek, risau jugak nak berborak pulak.. kankan… 😉

    Sdra Mahmud, bila senang cuba lah singkap sejarah kaum Bugis ni iyyyer…. mesti ada ramai kat luar tu yang berminat termasuk saya… Terima kasih

    Ulasan: InsyaAllah… saya akan singkap pulak cerita tentang Orang Bugis ni kalau ada kelapangan. Mungkin saya akan buka topik lain nanti.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  5. Salaam

    Nofiardi: Macam mana ini, yang dikomen bugis, bukannya minang sesuai judul.

    Alaaaa.. boleh lah saya numpang kat sini. Cikit jer. Ade gak kaitan bugis ngan minang kan nofiardi? Hee..

    So saudaraku Mahmud Shah, awak ni pun ade darah bugis ye? Hmmm.. Wonder which Daeng eh… Saya pun sebelah mak gak.. jadi dah cair dah.. dah tak marah dah.. bengis jauh sekali.. wah kah kah..

  6. Al-Hikam: Alaaaa.. boleh lah saya numpang kat sini. Cikit jer. Ade gak kaitan bugis ngan minang kan nofiardi? Hee..
    So saudaraku Mahmud Shah, awak ni pun ade darah bugis ye? Hmmm.. Wonder which Daeng eh… Saya pun sebelah mak gak.. jadi dah cair dah.. dah tak marah dah.. bengis jauh sekali.. wah kah kah..

    ______________________________________________

    Ulasan: Ha ha… boleh cair2 pulak yek darah tu. Daeng? Entahlah, nama arwah atuk saya tu takde plak daeng2 ni. Bugis biasa2 je kot… Tapi, struktur badannya mmg tinggi dan tegap. Yang peliknya saya tidak pula mengkut. Mengikut suku dalam Minang, asal berasal keluarga saya ialah suku Tanah Datar Penghulu Dagang. Pun dalam kategori orang pelayar/ berdagang. Seelah ayah pula Suku Tanah Datar Darat. Mungkin suku yang diperkatakan di dalam wakalah di atas mungkin. Saya masih research lagi berkenaan asal usul ini. Mungkin ada baiknya mengetahui asal usul kita, kerana di situlah wujudnya keinginan untuk memper-Jalan-kan Diri yang asal berasal.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  7. MahmudShah: Mengikut suku dalam Minang, asal berasal keluarga saya ialah suku Tanah Datar Penghulu Dagang. Pun dalam kategori orang pelayar/ berdagang

    >>>> Hmmmm… berdagang. Betul lah tu. Awak skrg berdagang lintah kan? Alhamdulillah. Semoga sukses. Suka lihat orang kita maju…

    >>>> Benar ke economy orang Minang dipegang kaum wanita?

  8. Al-Hikam: >>>> Hmmmm… berdagang. Betul lah tu. Awak skrg berdagang lintah kan? Alhamdulillah. Semoga sukses. Suka lihat orang kita maju…

    Ulasan: Terima kasih.. semuanya ditentukan Allah jua rezekinya… ;_)

    Al-Hikam: >>>> Benar ke economy orang Minang dipegang kaum wanita?

    Ulasan: Economy? Ada ke istilah ekonomi org Minang? Hmm.. polik yo ni… Adapun ekonomi seseorang/ keluarga/ bangsa adalah bergantung kepada daya usaha dan kewibawaan intelektualnya dalam memartabatkan ekonomi bangsa. Bukanlah tertentu kepada jantina. Tengoklah bagaimana pengurusan perniagaan itu berlangsung. Jika maju dan suksess Alhamdulillah jualah. Kalau tak maju sudah tentu adalah ujian Allah untuk jadikan kita lebih maju dan maju… Itu sahaja. Ini pendapat sayalah. Tak tahulah jika ada pendapat yang lain.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  9. 12 zaty_comey: Akum,sye nak tanya,ayah sye suku biduanda,xde ke dlm cite??????

    Ulasan: Hmm, betul juga ya. Daripada apa yang diketahui, suku Biduanda adala asal berasal dari istana. Namun demikian, suku Biduanda ini mempunyai keistimewaan menjadi Undang antara undang yang empat. Tidaklah pula pengkajian ini dilaksanakan berkenaan suku ini. InsyaAllah jika ada kesempatan saya cuba olah dan kaji jua adanya.

    13 zaty_comey: apo nak buek tak tau nak caie mano dio…eden nak tau mano asalnyo suku biduando….

    Ulasan: Ha ha… InsyaAllah. Nanti sey cubo caghik an. Kok kok tejumpo lak kek mano2 peghihal biduando ni. Tunggu jola k! 😉

  10. Salam,
    Saya cuma nak tau siapakah yamtuan ke-3 yg dilantik di Negeri Sembilan dan bila tarikhnya.

    Terima kasih.

  11. Dan satu lagi, ada tak saudara/saudari tau mengenai salasilah diraja Pagar Ruyung yg asal? Saya ingin benar mencari kembali susur galur keturunan ayah saya yg dikatakan berasal dari sana.
    Benarkah suku Biduanda berasal dr istana?

  12. Ada sesiapa pernah mendengar nama Tengku Embong ibni Almarhum Yamtuan Bertitah@Bertatah? Inilah moyang saya dan saya cuba mencari salasilahnya.

  13. nour: Salam, Saya cuma nak tau siapakah yamtuan ke-3 yg dilantik di Negeri Sembilan dan bila tarikhnya. Terima kasih.

    _______________________________________________

    Ulasan: Salam Saudara Nour. Mengikut risalat sejarah Minang, Yamtuan ke-3 ialah Raja Lenggang yang memerintah dari tahun 1808 hingga 1824. Raja Lenggang dikenali juga sebagai Raja Melenggang Alam yang dikirimkan dari Minangkabau dan tersebut dalam naskah pengiriman raja-raja yang Delapan di Minangkabau.

    Baginda merupakan Yamtuan Besar yang ke-3 selepas Raja Melewar (atau nama asalnya Raja Mahmud) dan Raja Hitam. Raja Lenggang berkahwin dengan kedua puteri anak raja Hitam dan mendapat putera dua orang bernama: Tengku Radin dan Tengku Imam.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  14. nour: Dan satu lagi, ada tak saudara/saudari tau mengenai salasilah diraja Pagar Ruyung yg asal? Saya ingin benar mencari kembali susur galur keturunan ayah saya yg dikatakan berasal dari sana. Benarkah suku Biduanda berasal dr istana?

    _______________________________________________

    Ulasan: Tentang salasilah ini telah saya ceritakan di dalam teks saya yang di atas. Apapun Kerajaan Negeri Sembilan ini bermla dengan Raja Melewar, diikuti dengan Raja Hitam, seterusnya Raja Melenggang Alam. Keturunan baginda Raja Melenggang Alam inilah yang turun temurun menjadi raja di Negeri Sembilan.

    Sebermula dengan anaknya Raja Radin yang kemudiannya digantikan oleh adiknya Raja Imam (1861-1869). Dan selanjutnya raja-raja yang memerintah di Negeri Sembilan : Tengku Ampuan Intan (Pemangku Pejabat) 1869-1872, Yang Dipertuan Antah 1872-1888, Tuanku Muhammad 1888-1933, Tuanku Abdul Rahman 3/8/1933-1/4/1960, Tuanku Munawir 5/4/1960-14/4/1967, Tuanku Ja’far dinobatkan 18/4/1967.

    Tentang Suku Biduanda, saya akan perincikan penemuan saya kelak. Ada sedikit kesangsian tentang Suku ini. InsyaAllah, akan saya ceritakan jua berdasarkan bukti2 yang boleh dipercayai berdasar pengkajian asal-usul.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  15. salam. kalau rakan – rakan nak mengkaji sejarah labih mandalam kedatangan Minangkabau ke NS. rakan – rakan kna baco Buku Payung Terkembang karangan Tan Sri Samad Idris, bekas MB NS. its really interesting. Biduanda adalah suku dari campuran Orang Minang keturunan Raja Pagaruyung dan Deutro-Melayu/ Orang asli sebagai penduduk asal NS. bole kato as a social contract between them. Sobab itula, hanyo orang yang datang dari suku biduanda sajo yang bole jadi undang. suku2 lain xbole. dan kalo ada rezeki lobih, poielah Ranah Keturunan bangso Kito Minangkabau, Sumatera Barat. eden pasti kito semuo akan terharu bagaimano nenek moyang kito merantau sejauh beribu- ribu batu untuk ke NS. menjadikan kito lobih insaf. eden sudah 2 kali kesana. insyaallah december ini ketigo. rakan – rakan akan lihat betapo indahnyo alam nenek moyang kito. ada maso, poielah boli buku yang dicadangkan saya, eden boli melalui website, ujanailmu. hargo RM30. io menghuraikan satu persatu sejarah terperinvci bansa/ suku minangkabau sejak dari pendaratan generasi pertama di Gunung Marapi yang diterima oleh semua ahli sojarah Minagkabau sebagai tempat pertama settlement orang kito. dan disitu juga menghuraikan sapo dio, Datuak Perpatiah Nan Sabatang dan Datuak Ketemenggungan. Mereka satu ibu, tetapi lain ayah. Datuk Perpatih menghasilkan laras suku Bodi Caniago yang bersifat demokrasi manakala Datuk Ketemenggungan menghasilkan laras suku Koto Piliang yang bersifat autokrasi. bagi Negeri Sembilan pula, selain Biduanda nama asal suku kito ditantukan oleh dari kampuang mana nenek moyang ito datang. Contohnya Batu hampar merupakan sebuah kampung di payakumbuh dalam Luhak Lima Puluh Koto. dan disitulah dipercayai orang minangkabau bersuku batu hampar datang

    ni eden selitkan satu bacaan eden:

    4. Hubungan Minangkabau dengan Negeri Sembilan
    ________________________________________
    Datuk Perpatih nan Sebatang pada zaman dahulu konon kabarnya sudah pernah berlayar dan sampai ke Melaka serta singgah di Negeri Sembilan.
    Negeri Sembilan sekarang
    Negeri Sembilan termasuk salah satu negara bagian yang menjadi negara Federasi Malaysia. Sebelah selatannya terletak Gubernemen Melaka sebelah ke timur dengan negara bagian Jojor, sebelah utara dengan Pahang dan sebelah barat dengan Selangor. Dalam tahun 1970 negara bagian yang luasnya 2.580 mil persegi ini mempunyai penduduk lebih dari setengah juta jiwa dengan penduduk berkebangsaan Melayu lebih sedikit dari bangsa Cina. Mayoritas di Malaysia terdiri dari tiga rumpun bangsa : Melayu, Cina dan Keling. Penduduk bangsa Melayu yang kira-kira seperempat juta itu sebahagian besar masih mempunyai hubungan dengan daerah asalnya yaitu Minangkabau. Masih banyak adat istiadat Minangkabau yang masih belum hilang oleh mereka dan sebagian masih dipergunakan dalam tata cara hidupnya. Malahan beberapa keterangan dan adat-adat yang di Minangkabau sendiri sudah dilupakan pada mereka masih tetap segar dan masih dipergunakan. Hubungan sejarah ini sudah bermula pada pertengahan abad kelima belas. Patun mereka berbunyi : Leguh legah bunyi pedati Pedati orang pergi ke PadangGenta kerbau berbunyi jugaBiar sepiring dapat pagiWalau sepinggan dapat petangPagaruyung teringat juga Negeri Sembilan sebuah kerajaan tetapi pemerintahannya berdasarkan Konstitusi yang disana dikatakan Perlembagaan Negeri. Badan Legislatifnya bernama “Dewan Perhimpunan/Perundingan Negeri yang mempunyai anggota 24 orang. Anggota-anggota ini dipilih oleh rakyat dalam Pemilihan Umum yang disini dikatakan : Pilihan raya. Pelaksanaan pemerintahan dilaksanakan oleh Menteri Besar yang didampingi oleh 8 orang anggotanya yang bernama : “Anggota Majelis Musyawarah Kerajaan Negeri”. Gelaran raja ialah Duli Yang Mahamulia Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan. Dalam tahun 1970 itu yang memerintah ialah : Tuanku Ja’far ibni Almarhum Tuanku Abdul Rahman dan beliau ialah keturunan yang kesebelas dari Raja Malewar yang berasal dari Minangkabau dan memerintah antara tahun 1773 – 1795. Pemerintahan Negeri Sembilan terbagi atas 6 daerah seperti kabupaten di Indonesia, yaitu: Seremban, Kuala Pilah, Port Dickson, Jelebu, Tampin dan Rembau. Ibukotanya ialah Seremban. Istana raja terdapat di ibukota Seremban ini bernama : Istana Seri Menanti. Tetapi arsitekturnya tidak lagi dengan cara Minang melainkan sudah berkomposisi antara arsitektur Minang dan Melayu.
    Kedatangan bangsa Minangkabau
    Sebelum Negeri Sembilan bernama demikian di Melaka sudah berdiri sebuah kerajaan yang terkenal dalam sejarah. Dan pelabuhan Melaka menjadi pintu gerbang untuk menyusup kedaerah pedalaman tanah Semenanjung itu. Maka sebulum berdiri Negeri Sembilan datanglah rombongan demi rombongan dari Minangkabau dan tinggal menetap disini.
    Rombongan Pertama
    Mula-mula datanglah sebuah rombongan dengan pimpinan seorang datuk yang bergelar Datuk Raja dengan isterinya Tok Seri. Tetapi kurang jelas dari mana asal mereka di Minangkabau. Mereka dalam perjalanan ke Negeri Sembilan singgah di Siak kemudian meneruskan perjalanan menyeberang Selat Melaka terus ke Johor. Dari Johor mereka pergi ke Naning terus ke Rembau. Dan akhirnya menetap disebuah tempat yang bernama Londar Naga. Sebab disebut demikian karena disana ditemui kesan-kesan alur naga. Sekarang tempat itu bernama Kampung Galau.
    Rombongan Kedua
    Pimpinan rombongan ini bergelar Datuk Raja juga dan berasal dari keluarga Datuk Bandaro Penghulu Alam dari Sungai Tarab. Rombongan ini menetap disebuah tempat yang kemudian terkenal dengan Kampung Sungai Layang.
    Rombongan Ketiga
    Rombongan ketiga ini datang dari Batu Sangkar juga, keluarga Datuk Makudum Sati di Sumanik. Mereka dua orang bersaudara: Sutan Sumanik dan Johan Kebesaran. Rombongan ini dalam perjalanannya singgah juga di Siak, Melaka, dan Rembau. Kemudian membuat sebuah perkampungan yang bernama Tanjung Alam yang kemudian berganti dengan Gunung Pasir.
    Rombongan Keempat
    Rombongan ini datang dari Sarilamak (Payakumbuh), diketuai oleh Datuk Putih dan mereka menepat pada Sutan Sumanik yang sudah duluan membuka perkampungan di Negeri Sembilan ini. Datuk Putih terkenal sebagai seorang pawang atau bomoh yang ahli ilmu kebatinan. Beliaulah yang memberi nama Seri Menanti bagi tempat istana raja yang sekarang ini. Kemudian berturut-turut datang lagi rombongan lain-lainnya antaranya yang dicatat oleh sejarah Negeri Sembilan : Rombongan yang bermula mendiami Rembau datangnya dari Batu Hampar (Payakumbuh) dengan pengiringnya dari Batu Hampar sendiri dan dari Mungka. Nama beliau ialah Datuk Lelo Balang. Kemudian menyusul lagi adik dari Datuk Lelo Balang bernama Datuk Laut Dalam dari Kampung Tiga Nenek. Walaupun penduduk Negeri Sembilan mengakui ajaran-ajaran Datuk Perpatih nan Sebatang yang sangat populer disini tetapi mereka tidak membagi persukuan atas 4 bagian seperti di Minagkabau. Mungkin disebabkan situasi dan perkembangannya sebagai kata pepatah : Dekat mencari suku jauh mencari Hindu, maka suku-suku di Negeri Sembilan berasal dari luhak dari tempat datang mereka itu atau negeri asal datangnya. Berdasarkan asal kedatangan mereka yang demikian terdapatlah 12 suku di Negeri Sembilan yang masing-masing adalah sbb;
    1. Tanah Datar
    2. Batuhampar
    3. Seri Lemak Pahang
    4. Seri Lemak Minangkabau
    5. Mungka
    6. Payakumbuh
    7. Seri Malanggang
    8. Tigo Batu
    9. Biduanda
    10. Tigo Nenek
    11. Anak Aceh
    12. Batu Belang
    Fakta-fakta dan problem
    Sejarah Pada sebuah tempat yang bernama Sungai Udang kira-kira 23 mil dari Seremban menuju Port Dickson terdapat sebuah makam keramat. Disana didapati juga beberapa batu bersurat seperti tulisan batu bersurat yang terdapat di Batu Sangkar. Orang yang bermakam disana bernama Syekh Ahmad dan berasal dari Minangkabau. Ia meninggal dalam tahun 872 H atau 1467 Masehi. Dan masih menjadi tebakan yang belum terjawab, mengapa kedatangan Sekh itu dahulu kesini dan dari luahk mana asalnya.
    Raja berasal Minangkabau
    Dalam naskah pengiriman raja-raja yang delapan orang antaranya dikirimkan ke Rembau, Negeri Sembilan bernama Malenggang Alam. Tetapi bilamana ditinjau sejarah negeri Sembilan raja Minangkabau pertama dikirimkan kesini Raja Mahmud yang kemudian bergelar Raja Malewar. Raja Malewar memegang kekuasaan antara tahun 1773-1795. Beliau mendapat 2 orang anak Tengku Totok dan puteri bernama Tengku Aisah. Beliau ditabalkan di Penajis Rembau dan kemudian pindah ke istana Seri Menanti. Sehingga sekarang masih populer pepatah yang berbunyi : Be raja ke JohorBertali ke SiakBertuan ke Minangkabau Kedatangan beliau ke Negeri Sembilan membawa selembar rambut yang kalau dimasukkan ke dalam sebuah batil atau cerana akan memenuhi batil atau cerana itu. Benda pusaka itu masuh tetap dipergunakan bila menobatkan seorang raja baru. Yang mengherankan kenapa sesudah meninggalnya Raja Malewar dalam tahun 1795 tidak diangkat puteranya menjadi raja melainkan sekali lagi diminta seorang raja dari Minangkabau. Dan dikirimlah Raja Hitam dan dinobatlkan dalam tahun 1795. Raja Hitam kawin dengan puteri Raja Malewar yang bernama Tengku Aisyah sayang beliau tidak dikarunia putera. Raja Hitam kawin dengan seorang perempuan lain bernama Encek Jingka. Dari isterinya itu beliau mendapat 4 orang putera/puteri bernama : Tengku Alang Husin, Tengku Ngah, Tengku Ibrahim dan Tengku Alwi. Dan ketika beliau wafat dalam tahun 1808 mengherankan pula gantinya tidaklah diangkat salah seorang puteranya. Tetapi sekali lagi dikirimkan perutusan ke Pagaruyung untuk meminta seorang raja baru. Dan dikirimlah Raja Lenggang dari Minagkabau dan besar kemungkinan inilah Raja Melenggang Alam yang dikirimkan dari Minangkabau dan tersebut dalam naskah pengiriman raja-raja yang Delapan di Minangkabau. Raja Lenggang memerintah antara tahun 1808 sampai tahun 1824. Raja Lenggang kawin dengan kedua puteri anak raja Hitam dan mendapat putera dua orang bernama : Tengku Radin dan Tengku Imam. Ketika raja Lenggang meninggal dinobatkanlah Tengku Radin menggantikan almarhum ayah beliau. Dan inilah raja pertama Negeri Sembilan yang diangkat oleh Pemegang Adat dan Undang yang lahir di Negeri Sembilan. Dan keturunan beliaulah yang turun temurun menjadi raja di Negeri Sembilan. Raja Radin digantikan oleh adiknya Raja Imam (1861-1869). Dan selanjutnya raja-raja yang memerintah di Negeri Sembilan : Tengku Ampuan Intan (Pemangku Pejabat) 1869-1872, Yang Dipertuan Antah 1872-1888, Tuanku Muhammad 1888-1933, Tuanku Abdul Rahman 3/8/1933-1/4/1960, Tuanku Munawir 5/4/1960-14/4/1967, Tuanku Ja’far dinobatkan 18/4/1967.
    Terbentuknya Negeri Sembilan
    Semasa dahulu kerajaan negeri Sembilan mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Minangkabau. Yang menjadi raja dinegeri ini asal berasal dari keturunan Raja Minangkabau. Istananya bernama Seri Menanti. Adat istiadatnya sama dengan Minangkabau, peraturan-peraturannya sebagiannya menurut undang-undang adat di Minangkabau. Mereka mempunyai suku-suku seperti orang Minangkabau tetapi berbeda cara pemakaiannya. Perpindahan penduduk ini terjadi bermula pada abad ke :XIV yaitu ketika pemerintah menyarankan supaya rakyat memperkembang Minangkabau sampai jauh-jauh diluar negeri. Mereka harus mencari tanah-tanah baru, daerah-daerah baru dan kemudian menetap didaerah itu. Setengahnya yang bernasib baik dapat menemui tanah kediaman yang subur dan membuka tanah dan membuat perkampungan disitu. Ada pula yang bersatu dengan rakyat asli yang ditemui merka dan menjadi pemimpin disana. Sudah tentu adat-adat, undang-undang, kelaziman dinegeri asalnya yang dipergunakannya pula dinegeri yang baru itu. Sebagai sudah diuraikan orang-orang Minangkabau itu menjalani seluruh daerah : ke Jambi, Palembang, Indragiri, Taoung Kanan dan Tapung Kiri, Siak dan daerah lainya. Sebagiannya menyeberangi Selat Melaka dan sampai di Negeri Sembilan. Pada abad ke XVI pemerintahan negeri mereka disana sudah mulai tersusun saja. Mereka mendirikan kerajan kecil-kecil sebanyak 9 buah dan kesatuan kerajan kecil-kecil itu mereka namakan NEGERI SEMBILAN. Negara ini terjadi sewaktu Minangkabau mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil ini dan diperlindungkan dibawah kerajan Johor. Setelah negara kesatuan ini terbentuk dengan mufakat bersama dengan kerajaan Johor dimintalah seorang anak raja Pagaruyung untuk dinobatkan menjadi raja di Negrei Sembilan itu. Pada waktu itulah bermula pemerintahan Yang Dipertuan Seri Menanti. Asal usul anak negeri disitu kebanyakan dari Luhak Lima Puluh Kota yaitu dari : Payakumbuh, Sarilamak, Mungka, Batu Balang, Batu Hampar, Simalanggang dan sebagian kecil dari Luhak Tanah Datar. Dari negeri-negeri mana mereka berasal maka nama-nama negeri itulah menjadi suku mereka. Sebagian tanda bukti bahwa rakyat Negeri Sembilan itu kebanyakan berasal dari Luhak Lima Puluh Kota sampai sekarang masih terdapat kata-kata adat yang poluler di Lima Puluh Kota : “Lanun kan datang merompak, Bugis kan datang melanggar”. Kata-kata adat ini sering tersebut dalam nyanyian Hikayat Anggun nan Tunggal Magek Jabang. Di tanah Melaka kata-kata ini menjadi kata sindiran atau cercaan bagi anak-anak nakal dan dikatakan mereka “anak lanun” atau anak perompak. Kalau dibawa kepada jalan sejarah diatas tadi, maka yang dimaksud dengan “lanun” itu ialah perompak, rakyat dari Raja Daeng Kemboja yang hendak merampas Negeri Sebilan. Dan Bugis adalah nama negeri asal Daeng Kemboja tadi. Dan memang aneh, kata lanun yang jadi buah nyanyian oleh rakyat Lima Puluh Kota ini tidak dikenal oleh rakyat Luhak Agam dan sedikit oleh rakyat rakyat Luhak Tanah Datar. Karena memang fakta sejarah keturunan anak negeri Sembilan itu sebagian besar berasal dari Luhak Lima Puluh Kota. Nama suku-suku rakyat disana menjadi bukti yang jelas. Oleh karena Sultan Johor sudah memberikan bantuannya dalam melindungi rakyat Negeri Sembilan ini dari jarahan lanun atau Daeng Kemboja, disebabkan ini pulalah Yang Dipertuan Pagaruyung memberikan bantuan kepada Sultan Johor dalam memberikan bantuan ikut bertempur di Siak untuk memerangi bangsa Aceh. Maka hubungan yang demikian rapat semenjak berabad-abad itu menjadikan hubungan antara negara yang akrab : Negeri Sembilan pada khususnya, Indonesia – Malaysia pada umumnya.

  16. Pantun Minangkabau

    Nak kayo kuek mancari
    Nak mulio tapek-i janji
    Nak Luruih rantangkan tali
    Nak namo tinggakan jaso
    Nak pandai kuek baraja

    Eden nak ucapkan Salamat Hari Rayo Aidilfitri
    Maaf Zahir dan Batin

    khairulidris@yahoo.com
    Suku tigi nenek dari bolah bundo, suku batu hampat dari bolah ayah.

    proud to b and born as MINANGKABAU

  17. Salaam,

    Whoah.. interesting gak iyyyerr sejarah orang Negri Sembilan/Minangkabau ni.. Bagus lah tu. Saya rasa memang
    patut sejarah2 yang merangkumi adat2 dan budaya2 orang2 Melayu ni di pelihara dengan sebaik2 nya dan di kaji dengan terperinci mungkin. Baru betul kata pepatah: TAK KAN MELAYU HILANG DI DUNIA…aikk.. betul ke tu eh? Sila betul kan jika saya silap.

    Melayu memang kaya dengan sejarah. Orang2 Bawean(Boyan), Jawa, Bugis dan lain2 etnik Melayu, ada sejarah masing2. Cuma itu lah. Sejarah kita tidak banyak yang diarkibkan.

    So, Sdra Mahmud.. Dah ade gang lah sekarang eh? Awak dari suku mana pulak iyyer?

    Apepun selamat menjejaki “ROOTS” anda.. heee…

  18. khairulidris: Biduanda adalah suku dari campuran Orang Minang keturunan Raja Pagaruyung dan Deutro-Melayu/ Orang asli sebagai penduduk asal NS. bole kato as a social contract between them. Sobab itula, hanyo orang yang datang dari suku biduanda sajo yang bole jadi undang. suku2 lain xbole.

    Pencerahan daghi sedagho awak. Sedagho Khairulidris. Apa pun terima kasih saudara. Sedikit sebanyak kita dapat share information tentang suku bangsa kita, masyarakat minang. Saudara juga dialu-alukan untuk share maklumat berkenaan apa jua tentang Minang ini.

    Baru-baru ini saya ada ketemu dengan seorang cikgu. Katanya asal mula keturunan Minang ini ialah di Riau. Yakni di Pagaruyong. Katanya lagi, ketuanan Pagaruyong ini adalah pengasas kepada adat masyarakat Melayu secara amnya. Berkenaan ketuanan itu, jika saya tidak silap, hanyalah N9 mengamalkan adat perpatih dan di negeri2 lain mengamalkan adat temenggung (scope lingkungan pembudayaan adat Melayu di Malaysia). Kedua-dua adat ini adalah berasal daripada Pagaruyong iaitu daripada Datuk Perpatih Nan Sebatang dan Datuk Ketemanggungan.

    Berkenaan suku Biduanda, ya benar kata-kata saudara itu. Tapi untuk perlantikan undang ada beberapa susur galur yang perlu dipatuhi iaitu:

    rakyat melantik anak buah
    anak buah melantik perut
    perut melantik lembaga
    lembaga melantik buapak
    buapak melantik undang
    undang melantik Yang Dipertuan Besar

    Kita lihat giliran yang seperti di atas. Kerana itulah, Malaysia turut mengamalkan prinsip demokrasi sepertimana yang N9 amalkan di dalam adat perpatih. Namun, sistem itu diubahsuai pula dengan sekularisme akibat pengaruh British.

    Undang amnya tidaklah tertakluk kepada suku Biduanda sahaja. Suku Biduanda hanyalah sebagai salah satu pilihan sejak dahulu. Saya tidak pasti akan kebenaran itu. Perlu penelitian khusus dari mereka yang arif.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  19. nour: Ada sesiapa pernah mendengar nama Tengku Embong ibni Almarhum Yamtuan Bertitah@Bertatah? Inilah moyang saya dan saya cuba mencari salasilahnya.

    Pada firasat saya, saudara khirulidris mungkin boleh menjawab persoalan ini. Silakan sodagho khairulidris.

  20. Al-Hikam:So, Sdra Mahmud.. Dah ade gang lah sekarang eh? Awak dari suku mana pulak iyyer?

    Yelah. Dah lama seru tu. Baru muncul. Apa pun terima kasih kerana sudi memunculkan diri di blog saya yang baru nak bertatih ini. Minta tunjuk ajar jika ada yang terkurang dan terlebih.

    Sekali Saudari Al-Hikam kita dah bertanya ttg asal keturunan penulis. Saya adalah dari suku Tanah Datar Penghulu Dagang + Bugis (di sebelah emak saya) manakala di sebelah bapa Suku Tanah Datar Darat.

  21. Salaam,

    Mahmud Shah: Sekali Saudari Al-Hikam kita dah bertanya ttg asal keturunan penulis. Saya adalah dari suku Tanah Datar Penghulu Dagang + Bugis (di sebelah emak saya) manakala di sebelah bapa Suku Tanah Datar Darat.

    >>> Seronok nya… bagus kalau kita tau asal usul keturunan kita… Hmmm.. Mak saya pun Bugis tau sdra Mahmud. Kita ni bersodagho kot? Hee..

    Banyak benar suku2 orang Minangkabau ni iyyyerrr??? Haa. Suku Tanah Datar tu yang pertama dalam senarai yang di berikan oleh Sdra Khairulidris tu. Interesting sungguh…

    Saya memang suka bab asal usul keturunan ni tapi sendiri punya tak ter ‘trace’.. huhuhu…

  22. Salaam,

    Satu lagi sodagho Mahmud. Baru tringat ni nak tanya. Enjin saya ni lembab betul.

    What is adat Perpatih and what is adat Temenggong? Undang dan Biduanda tu ape pulak? Ada kena mengena ngan keturunan ningrat ke?

    Ni saya kasi awak homework ni sdra Mahmud. Jangan… jangan tak bereskan…

    P.S. Lagu “AYAM DEN LAPEH” tu lagu org nogri sembilan kan???

  23. Salam… saya terbaca tulisan saudara ni.. saya pun sedang menulis asal usul keturunan saya dan suami. Harapan supaya anak generasai selepas ni tahu asal usul mereka. saya dari suku biduanda… dan dipercayai onyang saya berasal dari Rembau dan telah berhijrah ke Labu.. Dari batu nisan onyang saya bernama Ahmad bin Datuk Hamu…lebih kurang begitu… ada saudara terjumpa sesiapa yang bernama seperti seakan itu dimana-mana artikel saudara..

  24. Al-Hikam: What is adat Perpatih and what is adat Temenggong? Undang dan Biduanda tu ape pulak? Ada kena mengena ngan keturunan ningrat ke?

    Adat perpatih ialah adat yang lebih cenderung kepada nasab sebelah ibu manakala adat temenggung lebih kepada nasab ayah. Kedua-dua adat ini amnya mengamalkan syariah cumanya berbeza dari segi aplikasinya. Sebagai contoh, di dalam adat perpatih semua harta pusaka akan diwariskan kepada anak perempuan. Manakala semua harta pencarian akan diwariskan kepada anak lelaki. Sebenarnya ia sama sahaja. Harta pusaka diberikan kepada anak perempuan kerana penghargaan kepada kaum wanita yang lemah. Sekiranya terjadi perkara yang tidak diingini dalam keluarga sang perempuan contohnya bercerai dsb, sang wanita tidak perlu risau kerana sudah ada harta pusaka untuk menyara anak2nya. Lebih dari itu, ia mengelakkan sebarang penindasan kepada kaum ibu, selain memastikan harta pusaka tersebut terjaga rapi. Kerana perempaun terkenal dengan cermatnya dan perempuan juga adalah makhluk yang lemah dan tidak bekerja.

    Dalam adat temenggung pula lain dalam pembahagian harta pusaka ini. 3/4 diwariskan kepada lelaki dan 1/4 diwariskan kepada perempuan. Dan harta pencarian pula terpulang kepada org tua yang mewariskan. Jadi, bila kita perbandingkan, aplikasinya sahaja berlainan tapi konsepnya sama. Itulah serba sedikit tentang kedua-dua adat ini.

    Undang merupakan pembesar yang berkelayakan dan bertanggungjawab melantik Yang Di Pertuan Besar. Manakala, Undang itu hanya ada empat (Undang Sg Ujong, Undang Jelebu, Undang Johol dan Undang Rembau) dan seorang Tunku Besar Tampin. Mereka ini kaan melantik dan perlantikan meraka pula dilaksanakan oleh Buapak dari setiap daerah.

    Biduanda pula merupakan salah satu suku di dalam suku2 di dalam N9. Cumanya biduanda ini tergolong dalam Luhak Lima Puluh Kota dan Luhak Tanah Datar. Sebab itu pengkajian tentang suku Biduanda ini memerlukan kajian ang lebih kerana asal keturunan mereka yang masih menjadi perdebatan.

    Sekian penjelasan yang tidak seberapa. Mungkin ada yang ingin membeikan pencerahan yang lebih, penulis amat mengalu-alukan.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  25. june: Salam… saya terbaca tulisan saudara ni.. saya pun sedang menulis asal usul keturunan saya dan suami. Harapan supaya anak generasai selepas ni tahu asal usul mereka. saya dari suku biduanda… dan dipercayai onyang saya berasal dari Rembau dan telah berhijrah ke Labu.. Dari batu nisan onyang saya bernama Ahmad bin Datuk Hamu…lebih kurang begitu… ada saudara terjumpa sesiapa yang bernama seperti seakan itu dimana-mana artikel saudara..

    Salaam… Terima kasih di atas pencerahan saudari. Hmm.. saudari juga sedang menulis asal-usul juga ya. Alhamdulillah.. di situlah nanti kita akan mengenal per-Jalan-an Diri kita berdasarkan asal keturunan kita. Sebab itu jika kita lihat budaya orang ‘Arab. Mereka amat menjaga salasilah asal keturunan agar generasi mendatang tidak lupa akan asal keturunan meraka. Samalah seperti bangsa Cina.

    Tentang nama Ahmad bin Datuk Hamu itu, tidak pula saya jumpa di dalam mana2 artikel. Mungkin ada perkaitannya dengan sejarah Undang yang empat atau Buapak. Saya cadangkan saudari cuba rujuk pula di sejarah keturunan undang pula. Mungkin ada di situ. Semoga berjaya dalam pencarian.

    …di mana ada aku, di situ ada DIA…

  26. Salam,

    Buat Nour, makam Tengku Embong ibni Almarhum Yamtuan Bertitah@Bertatah tu ada kat Kg Air Melintang, Astana Raja, Kota dlm daerah Rembau ke ? Arwah nenek saya dari susur galur keturunan tu.

  27. salam…nama saya hatta…dikatakan moyang saya berasal dari minang. Yang diketahui bernama baginda marah adiknya bernama kekanda marah berasal dari padang sumatera. itu sahaja yang dalam pengetahuan keluarga.saya nak cari susur galur moyang saya….dimana harus saya bermula? minta nasihat atau pandangan dari saudara mahmud shah

  28. nama saya husaini berasal dari seremban negeri sembilan.ketika ini saya berusha untuk mencari asal usul keluarga saya yang hanya diketahui setakat datuk/wan saya sahaja kerana mereka berasal dari semenanjung tanah melayu ketika itu(negeri sembilan)apa yang ingin ketahui adalah asalnya monyang saya yang berasal dari pariaman dan dikatakan bernama sutan jamin(namanya di tanah melayu.namanya di sana sutan ibrahim).beliua dikatakan ke tanah melayu sekitar tahun 1900.mula mula sampai di kota tinggi dan seterusnya ke perak.tidak lama di perak beliau ke negeri sembilan dan rapat dengan tuanku muhammad yam di pertuan besar ketika itu.apa status atau hubungannya dengan tuanku muhammad saya kurang jelas.mengikut kata datuk saudara saya,ketika kecil di waktu cuti sekolah ayahnya(sutan jamin) membawanya duduk di istana seri menanti dan pernah satu ketika anak buahnya yang bernama haji abas seorang ulamak ketika itu pernah datang memujuknya untuk pulang ke pariaman…di pariaman, padang pula,bapa sutan jamin bernama nong adalah seorang pawang laut yang terkenal ketika itu disana.berpandukan apa yang saya nyatakan tadi,sekiranya ada terdapat persamaan dengan sesiapa sahaja bolehla menghubungi saya di 012-6820420 atau emeilkan pada mr.husaini@gmail.com.terima kasih

    • cari keturunan sutan jamin..? hari ni dah dapat gelaran YM Tuanku Raja Besar konon dari keturunan Tunku Ahmad Tunggal..husaini ni budak kurang akal, habis di curi nama moyang aku Tunku Ahmad Tunggal dan dia pergi ke Sumatera konon dia waris Tunku Ahmad Tunggal yg original, dia x tau sejarah budak ni..dia pakai tibai jek nama moyang orang lain yg sahih-sahih x de kena mengena dgn dia..

    • Benar,selepas dari 50 kota ada kaitan ke kp Kata Pariaman, so Ranji Sutan Jamin ada pada kami…gelaran Tuanku Raja Besar di Minang adalah Sah…tidak dapat di gugat kembali.,

  29. Untuk pengetahuan pembaca blog di ruangan ini terutama khairulidris, perlantikan Almarhum Tunku Jaafar pada tahun 1970 oleh anggota majlis mesyuarah kerajaan dan baginda adalah bukan dari salasilah mahupun dari keturunan Raja Melewar.

    Dari kajian susur galur, Raja Melewar mempunyai dua orang anak,

    1. Tengku Aishah
    2. Raja Totok (di percayai putera)

    Tengku Aishah telah di nikahkan dengan Raja Hitam juga dari Pagaruyung oleh ayahanda baginda Raja Melewar dan perkahwinan mereka tidak di kurniakan zuriat oleh Allah s.w.t.Dengan tidak di kurniakan zuriat, Raja Hitam berkahwin pula Cik Jingka. Hasil dari perkahwinan ini lahirlah putera dan puteri yang salah satunya telah berkahwin dengan Raja Lenggang juga dari Pagaruyung dan mendapat zuriat yang seterusnya hingga ke hari ini.

    Selain dari pembetulan saya juga ingin mengajak pembaca budiman bersama-sama dengan saya mencari kemana perginya keturunan Raja Totok? Mengapa salasilah Raja Totok terhenti begitu sahaja tanpa ada susur galur warisnya sedangkan kalau di amati, Raja Melewar adalah raja N.Sembilan yang pertama, kemangkatan baginda bererti warisnya(dari zuriatnya) yang sepatutnya di angkat melalui perlantikan Luak Empat. Selain dari itu, kenapa nama Tengku Aishah begitu sedap di panggil dan kenapa pula Putera Raja Melewar yang kedua di panggil Raja Totok seolah-olah seperti cubaan menyembunyikan identiti Raja Totok.

    Sekiranya ada sesiapa yang mempunyai maklumat berkenaan keturunan Raja Totok sila email kepada saya.Bantuan dari pembaca budiman adalah saya hargai.
    norhasanulazam@yahoo.com.my

  30. salam, saya kurang jelas mengenai suku.jika perempuan dr suku biduanda dan lelaki dr suku tigo nenek, makan anaknya nanti akan jd suku apa. Bolehkah sesiapa membantu menerangkan suku ini dengan jelas dan di mana kebiasaan tempat/daerah pada masa sekarang. dan satu lagi wan saya berasal dr peradong, jelebu…biasanya suku apa kt sana ek…byk org2 tua dr keluarga saya nie dah meninggal..tak tau nak tanya siapa la..k..salam

  31. Raja Totok? Macam pernah dengar nama raja ini. Tapi kurang tahu pula asal berasalnya. Tentang pertanyaan Saudara Niezam, di N9 kita lebih berat ke sebelah ibu. Kalau seperti yang saudara katakan itu, sudah tentulah suku Biduanda jua anak itu nanti.

    Mengenai suku itu, saya fikir saudara Niezam bolehlah rujuk di petikan di atas. Ada diterangkan di sana. Cumanya suku itu hanyalah pada nama dan tempat asal berasal seseorang itu di dataran Minang. Di N9 sekarang masih dipraktikkan lagi adat perpatih. Cumanya tidak diwar-warkan kerana ia mungkin hanyalah adat.

    Praktikalnya, di kawasan kg2 terutamanya di daerah Jempol, Kuala Pilah, Jelebu, Rembau dan beberapa daerah lagi, masih lagi mengamalkan adat perpatih. Jelebu kalau saya tak silap ramai suku Biduanda dan Tigo Nenek. Anak Acheh dan Anak Bugis juga banyak di sana. Mungkin ada yang tahu itu. Setakat yang penulis tahu itulah.

  32. salam…melalui pembacaan, saya mengetahui bahawa suku biduanda adalah terdiri dari dua waris iaitu waris jakun (biduanda jakun) dan waris jawa (biduanda jawa).

    ‘Waris Jakun adalah keturunan daripada Dato’ Lela Balang yang bergelar Dato’ Lela Maharaja. Manakala Waris Jawa pula adalah keturunan daripada Dato’ Laut Dalam yang bergelar Dato’ Sedia Raja. Pemilihan Undang Rembau adalah mengikut giliran kepada dua suku waris ini.’

    saya berminat untuk mengetahui dengan lebih terperinci mengenai biduanda jawa (sedia raja) dan kepada sesiapa yang mempunyai maklumat atau bahan bacaan yang boleh saya jadikan rujukan bolehlah harapnya kita kongsikan bersama..saya ingin mengetahui mengenai susur galur waris ini dengan lebih lanjut sekiranya ada..

    • Saudara saba, saya ingin sekali membantu sesiapa sahaja yang mempunyai kemuskilan. Tentang persukuan dan waris biduanda di rembau, saya cadangkan merujuk kepada En. Wahid atau sgn.(B) wahid di kampung Lubuk Cina dihadapan klinik desa. Setahu saya dia adalah pemegang terombo salasilah waris biduanda bagi keturunan undang rembau.

      Saudara boleh melihat dan membaca kitab terombo ini tetapi tidak boleh meminjamnya. Selamat berjaya.

      Berkenaan suku yang ada dijelebu ini selain biduanda dan tigo nenek, ianya terbahagi kepada kawasan-kawasan tertentu. Contohnya, kawasan besempadan kuala pilah kebanyakannya suku tigo nenek, peregai, peradong dan ulu jelebu kebanyakannya biduanda, seterusnya simpang durian, simpang pertang, kenaboi adalah dari suku selomak pahang.

      Anda boleh menyusur salasilah ini dari orang-orang tua sekampung atau di kawasan tersebut. menurut pepatah kita biar ramai sekampung jangan ramai serumah.

      selamat mencari

  33. nizam
    Salam,

    Buat Nour, makam Tengku Embong ibni Almarhum Yamtuan Bertitah@Bertatah tu ada kat Kg Air Melintang, Astana Raja, Kota dlm daerah Rembau ke ? Arwah nenek saya dari susur galur keturunan tu.

    Assalamualaikum saudara Nizam,

    Buat pengetahuan saudara, ada seseorang pernah bertanya soalan yg sama kepada saya dulu.Mengenai makam yg bergelar ‘Raja Embong’ di Rembau.Saya sebenarnya baru shj tau kisah ni sebab mengikut cerita keluarga saya moyang saya dimakamkan di Sikamat Seremban.Memang di situlah tempatnya beratus tahun dahulu semenjak almarhum mangkat.Tak pernah pula saya tahu ada persamaan nama pada makam di Kota Astana Raja.
    Mengikut cerita saudara Juma(org yg bertanya kepada saya mengenai makam Tengku Embong) Raja Embong di Rembau tu merupakan putera raja yg tidak jadi dilantik menjadi pembesar lalu dijalankan upacara ‘tutup payung kuning’ mengikut cerita yg saya terima.Kalau saya tersilap maaflah ya.Tapi ini cerita yg saya dapat dari saudara Juma.
    Mengenai moyang saya pula, almarhum juga didatangkan dari Pagar Ruyung dlm tahun 1800 dan tidak dilantik menjadi pembesar lalu membawa diri ke Ampangan N9.Ada persamaan cerita cuma saya kurang pasti sama ada ia adalah org yg sama atau tidak.

    Namun saya mengalu-alukan jika saudara/saudari mempunyai kisah salasilah yg bersangkut paut atau berkongsi apa shj cerita keluarga anda.Manalah tahu jika ada di antara kita bersaudara, wallah hualam.

    Wassalam

  34. assalamualaikum.
    semalam saya baru melawat makam tuan tulis langsung ziarah istana seri menanti. dapat gak baca tentang yamtuan antah dan jalur salasilahnya.
    saya orang segamat tapi ayah berasal dari negeri sembilan. difahamkan bahawa datuk ayah saya bergelar seri amar diraja dan dikenali dengan nama pawang diraja hussein.
    saya ingin sekali mengetahui sejarah tentangnya. boleh sdra moderator jelaskan tentangnya? saya rasa dia hidup zaman yamtuan antah [agaknya].
    salam ukhwah

  35. Aku genarasi ke 8 Raja Melewar.Turun dari Raja TOtok.
    Banyak sgt pembelot nk kuasa dari Gabenor British sehingga sanggup diputuskan silaturahim Raja Melewar.
    Raja MElewar dah mewasiatkan Raja Totok yg akan mengganti beliau tp datuk-datuk semuanya pembelot kerana kuasa dipanggil lain sebagai ganti dijadikan boneka.Sehinnga dpt yg bersesuaian
    Raja Totok memberontak dibunuh dan sebahagian lari ke hutan Pahang mati tidak bekubur!Yang mengetahui hanya berdiam diri sehingga sekarang. Seluruh keturunan datuk2 Raja negri sembilan mengetahui. rahsia disimpan rapi dlm peti Benian
    Wasiat tidak ditunaikan! Melayu mmg dipenuhi Pembelot.
    Mulut ckp taat…belakang ckp Tikam
    sbb tu Negri Sembilan HIDUP SEGAN MATI TAK MAHU,..WASIAT TIDAK DI TUNAIKAN..TUHAN TAHU..

    -Peace..make luv not war!-

  36. saya alam…nak tahu asal usul suku seri lemak pahang dan siapa ketua seri lemak pahang dari minang? harap maklum…

  37. Melewar Turun ke-8 said:

    Wasiat tidak ditunaikan! Melayu mmg dipenuhi Pembelot.
    Mulut ckp taat…belakang ckp Tikam
    sbb tu Negri Sembilan HIDUP SEGAN MATI TAK MAHU,..WASIAT TIDAK DI TUNAIKAN..TUHAN TAHU..

    Saudara, bila dikatakan bangsa Melayu, kita janganlah sampai merendah-rendahkan nya hingga dilabel sbg pembelot atau sebagainya. Kita sedar itu sejak dari kita belajar sejarah, banyak yang kita ketahui perilaku orang-org Melayu ini.

    Namun pernah tak kita fikirkan, bahwasanya apa yang menjadi sejarah itu dahulu merupakan suatu peristiwa yang merupakan pengajaran buat kita. Mengapa tidak kita ambil yang jernih, buangkan yang keruh?

    Mengapa kita saling salah menyalahkan? Sedangakan Islam mengajar kita untuk saling bermaaf maafan sesama kita. Malahan Islam juga mengajar kita agar saling berkasih sayang sesama makhluk?

    Bagi saya, kita jangan persalahkan orang terdahulu dari kita. Kita yang ada sekaranglah seharusnya mengorak langkah untuk pandang ke depan dalam memartabatkan maruah bangsa. Kita bukan lemah dan ‘melayu’. Kita asalnya manusia hebat kerana kelebihan yang Allah beri pada kita ialah ‘Islam’. Bersyukurlah kita.

    Siapa yang raja siapa yang bertakhta sudah dipersetujui oleh Undang yang empat. Itu sahaja. Amanah sudah kita berikan pada mereka, merekalah yang akan menjalankan fungsi mereka sebagai pemegang adat dan perlantikan khilafah. Lain-lain atas usaha kita untuk memartabatkan bangsa dan agama.

    …di mana aku berada di sana ada DIA…

  38. cuma nak mintak kepastian… maaf terlebih dahulu kalau soklan saya ini menyinggung mana2 pihak… suami saya adalah orang negeri sembilan dari suku Tiga Nenek.. saya dimaklumkan oleh ibu mertua saya bahawa suku Tiga Nenek ini adalah dari ‘kasta’ yg paling rendah, iaitu boleh disamakan dengan kasta paria dlm struktur keturunan India.. benarkah begitu..? saya agak terperanjat kerana sepanjang saya belajar sejarah, tak pernah pulak dengar suku2 di Negeri Sembilan mempunyai hieraki begitu… saya mintak maaf baaaaaaanyaaaaaaaaaaaaak kalau soklan ni menyinggung byk pihak…

  39. shikin said:

    cuma nak mintak kepastian… maaf terlebih dahulu kalau soklan saya ini menyinggung mana2 pihak… suami saya adalah orang negeri sembilan dari suku Tiga Nenek.. saya dimaklumkan oleh ibu mertua saya bahawa suku Tiga Nenek ini adalah dari ‘kasta’ yg paling rendah, iaitu boleh disamakan dengan kasta paria dlm struktur keturunan India.. benarkah begitu..? saya agak terperanjat kerana sepanjang saya belajar sejarah, tak pernah pulak dengar suku2 di Negeri Sembilan mempunyai hieraki begitu… saya mintak maaf baaaaaaanyaaaaaaaaaaaaak kalau soklan ni menyinggung byk pihak…

    Mana saudari dapat maklumat ni? Sepanjang saya mengkaji asal usul suku-suku di N9 ni saya tak berjumpa pula pernyataan suku tertinggi dan terendah. Apatah lagi mengkasta-kasta sesuatu suku itu. Amatlah tertegah. Apa jua asal-berasalnya kita semuanya adalah manusia dan membezakan kita ialah ketakwaan kita kepada Allah.

    Suku ini amnya diwujudkan adalah untuk membezakan asal kedaerahan mereka sahaja. Tak lebih dari itu. Dari segi perlantikan lembaga, buapak, undang dan Yang DiPertuan Besar, flow-nya adalah mengikut apa yang dipraktikkan sejak mula. Semua suku yang ada berpeluang menjadi pemimpin berdasarkan kehendak masyarakat. Itu bukanlah bermaksud membeza-bezakan suku. Tak betul tu.

    Kita semua datang dari Allah, dan kepada Allah jualah kita akan kembali. Apa yang ada pada jasad ini? 🙂

    …di mana aklu berada di sana ada DIA…

  40. Moyang saya Zainal asal dari Rembau, Ato’ saya Hassan berhijrah ke.Kg.Gebok,Mantin,NS. Nenek saya lahir diPasir Pangarayan (sumatera) anak kpd Jajang bin Paduko Bagindo (pak itam yg beritahu). Siput moyang saya yang disemadikan diKg.Gebok.Mantin. Ada maklumat beritahulah yo. Dah pergi tanah seberang pd dec 09 baru ni. Banyak nyo sodaro kito kat sanon. ada maklumat hantar ke facebook saya myshahrudin@yahoo.com

  41. Nama nenek Limah bte Jajang yang dulu tinggal diJenderam,Sepang. Ayah lahir diJenderam. Ato’ sebelah omak orang Rambah dan Arwah nenek sebolah omak Lijah bte Abdullah (berasal dari Rembau juga). Bidan diSg.Merab,Kajang. Moyang saya Abdullah dari Rembau antara orang yg membuka Kg.Gebok, Mantin.NS. Antara adik beradik nenek diKg.Gebok Arwah Tok Dagang Yahya,Nenek, Nenek Mimah (isteri Hj.Yahya Laksamana Al-Khalidi..tariqat Naqsyabandiah.Kajang), Ato’ Zakaria semua dah meninggal dan yang lain tak dapat maklumat…Al-Fatihah untuk semua.

  42. keturunan moyang siput said:

    Nama nenek Limah bte Jajang yang dulu tinggal diJenderam,Sepang. Ayah lahir diJenderam. Ato’ sebelah omak orang Rambah dan Arwah nenek sebolah omak Lijah bte Abdullah (berasal dari Rembau juga). Bidan diSg.Merab,Kajang. Moyang saya Abdullah dari Rembau antara orang yg membuka Kg.Gebok, Mantin.NS. Antara adik beradik nenek diKg.Gebok Arwah Tok Dagang Yahya,Nenek, Nenek Mimah (isteri Hj.Yahya Laksamana Al-Khalidi..tariqat Naqsyabandiah.Kajang), Ato’ Zakaria semua dah meninggal dan yang lain tak dapat maklumat…Al-Fatihah untuk semua.

    Alhamdulillah, saudara amat beruntung kerana banyak tahu tentang asal berasal saudara. Cemburu pula kami di sini. 🙂 Bagusla, wariskan ilmu keturunan itu pada generasi2 selanjutnya, agar mereka2 tahu akan asal muasal mereka di negeri kito. Ya, Al-Fatihah jua buat mereka.

    …di mana aku berada di sana ada DIA…

    • Salam Ramadhan kepada tuan/keluarga dan kpd semua.. Dalam pencarian yang tanpa jemu, saya mendapat beberapa maklumat bahawa moyang saya Allahyarham Abdullah berketurunan dari Tambusai dan terus ke Kg. Pilin atau Kg. Sawah Raja, Rembau, NS. Adakah saya boleh diperkenalkan dengan sesiapa yang mempunyai maklumat selanjutnya. Moyang saya Allahyarham Zainal juga berasal dari dari kawasan yang sama. Tetapi kurang jelas kerana beberapa kampong telah di sebut dikawasan Rembau termasuk Kg. Penajis. Mudah2an ada insan yang berkongsi maklumat. .. Salam Aidilfitri jua dari saya.

      • Assalamualaikum. Arwah moyang Haji Nor sebelah arwah ibu saya juga berasal dari Kg. Penajis, Rembau tapi dikatakan keturunannya berasal dari Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Saya juga cuba mencari keturunan moyang saya untuk mengesahkan adakah ada keturunan orang2 Rembau ni ada yang tahu salasilah mereka ada yang berasal dari Semarang, Indonesia. Setahu saya masyarakat di Semarang adalah orang Jawa.

  43. saudara..

    saya pun ader darah campur dgn negeri sembilan gak.. nenek sebelah mak saya dari suku seri lemak pahang tapi mak saya dah kahwin campur dgn org perak… cuma nak tanya pada saudara-saudari di sini sepanjang pencarian sejarah, asal usul negeri sembilan nie.. ader tak pernah terdengar dengan seorang hamba Allah yang dipanggil sebagai Raja Pilah… adakah Raja Pilah sama orangnya dgn Raja Khatib sebelum nie… terima kasih.

    • Saudari ctnorzee, berdasarkan pengkajian penulis, Raja Pilah dan Raja Khatib adalah individu yang berbeza.

      …di mana aku berada di sana ada DIA…

  44. saya ingin mencari mengenai raja embong yang lari ke rembau setelah diburu oleh saudara baginda sendiri… raja embong ini dikatakan amat jahat kerana menzalimi rakyat…. diharap ada yang dapat membantu

  45. salam…..mgkin tuan mahmud bleh membantu memberi sedikit maklumat…dikatakan dulu tunku seri banun pernah d tunangkan dgn kerabat d raja..persiapan telah d buat…ttp tunku seri banun tdk muncul2…utk pengetahuan tuan..tunku seri banun adlh puteri kpd tuanku munawir dr isteri pertama (engku fatimah)yg lari kluar istana…mgkin ada konflik yg sy tkpasti..tunku durah adlh madu kpd engku fatimah@engku siti fatimah zahra..mereka lari menetap d raub pahang..org istana anggap ia sudah meninggal dan tiada pewaris…tuanku munawir d katakan slalu ketemu isteri dan puterinya secara senyap2..krna engku fatimah tdk mahu lg kmbali ke istana..mgkin juga krana takut..dgn tentera jepun yg prnah gugurkan bom dkt kwsn istana..kasihan sungguh hidup menderita d tngah hutan..terus lenyap dr sejarah..mgkin ada yg tahu crita bleh kongsi bersama..

  46. salam semua.. sy keturunan minangkabau.. tapi kenapa nama suku di sana tidak sama dengan nama suku di negeri sembilan.. sedangkan kita mengamalkan adat perpatih juga.. jadi sy ingin bertanya, adakah orang di negeri sembilan ini berketurunan minangkabau SEJATI.. untuk menguatkan lagi, saudara saudari boleh melayari internet (research) atau buku buku untuk melihat tentang nama suku suku asal di minangkabau dan suku suku di negeri sembilan… saya suku melayu minangkabau.. “takuruang bia di lua.. ta himpik bia di ateh” alam barajo..nagari baka tuo yuang……

  47. saya berasal dari sg ramal dalam,,menetap d kulim kedah,,tok bernama jajang..saya d datangi mimpi seorang tua berjubah hijau .. berserban putih dan berjanggut putih telah datang ..meminta saya pergi k telaga 7 di sempadan siam kedah untuk mendapatkan batu geliga yang akan d hantar oleh ikan duyung emas……….katanya sumpahan telah berakhir ,,jua saya anak k 7 dari keturunan 7,,apakah makna mimpi ini,,

  48. salam kepada tuan hamba semua,sy merasa berbangga terhadap tuan hamba semua kerana ingin tahu susur kalur/salasilah keluarga dan keturunan tuan hamba semua.utk pengetahuan kita semua nabi junjungan kita juga menyuruh kita mengetahui salasilah kita agar kita tahu asal dtg keturunan kita dan tidak menjadi salah utk kita mencarinya.salasilah keturunan ini juga penting bagi kita utk meneliti dan mengkaji pejalanan usul asal laku kita yg masih berhayat ini lebih2 lagi utk mengenal akan diri kita ini.

    utk kita mengetahui pejalanan asal usul salasilah kita bukannya mudah utk di perolehi jika kita hanya sekadar bertanya dan perolehi cerita yg di warisi dari mulut ke mulut jika tidak dgn berlandaskan bukti asal cerita yg diwarisi itu adakah sahih dan bukti wujud nya akan cerita itu? jadi tidak lah mudah seperti mana yg di rasa.kerajaan dahulu dan kerajaan gugusan asia tenggara yg di kenali sbagai gugusan kerajaan beraja berdaulat jadi setiap kerajaan dan salasilah gugusan kita ini sememang nya akan mewarisi dan diwarisi oleh mereka2 yg berhak di atas hak mereka kecuali di selingdung oleh mereka2 yg tidak bertanggung jawab dan inginkan kemewahan dan kuasa.

    sy sangat berbangga pada tuan hamba semua kerana ingin sekali mengetahui ttg susurkalu/salasilah keturunan tuan hamba semua lebih2 lagi ttg asal usul kerajaan minangkabau yg sangat unik yg sangat besar kuasa jajahannya sehingga di kenali sehingga pelusuk dunia.ketaatan kepada agama & kerajaan nya tidak dpt di nafikan lagi.
    tetapi tidak kah tuan hamba semua bertanya pada diri adakah benar kita ini keturunan luak itu suku itu dan suku ini??? sy meminta maaf dahulu jika penyataan yg sy lampirkan ini menyinggung perasaan dan jiwa tuan hamba semua.setiap kerajaan dahulu dan sekarang atau pun keturunan kita selalunya akan mewariskan apa pun yg patut diwariskan oleh keturunan mereka sama ada yg ghaib mahu pun yg nya dan itu sebagai pembuktian ke atas mereka utk pembuktian utk mereka bahawa mereka lah pewaris keturunan atau pun kerajaan itu maka lebih2 lagi di kalangan tuan hamba mengaku bahawa tuan hamba adalah pewaris keturunan si fulan dan si fulan lebih2 lagi mengaku keturunan berdarah raja maka apakah pembuktian nyata yg tuan hamba warisi utk pembuktian tuan hamba berketurunan itu??? kerana salasilah ini sangat besar rahsia nya kerana dgn salahsilah/susurkalur ini akan dapat menyelesaikan masalah hak milik sama ada ttg keturunan mahu pun menyelesaikan masalah harta benda keturunan yg selalunya di pertikaikan siapa yg layak? jadi pada sy jika tuan hamba benar2 ingin mencari asal usul salasilah/susurkalur keluarga,keturunan mau pun waris kerajaan tuan hamba sendiri maka sy ingin mengingatkan bahawa setiap keturunan dan kerajaan pasti akan meninggalkan atau pun mewaris kan sesuatu yg boleh menjadi pembuktian bahawa mereka itu adalah pewaris keturunan mau pun kerajaan lebih2 lagi yg manan tuan hamba yg mengngaku bahawa dia adalah keturunan berdarah raja si fulan dan si fulan maka adakah tuan hamba memiliki pembuktian nyata bahawasanya tuan hamba adalah pewaris keturunan itu? dan jika benar pun jgn lah kita menyalah dan menidak kan keturunan dan juga bangsa lain jika kita sendiri tidak tahu adakah sahih salasilah keturunan tuan hamba itu jika hanya tahu cerita keturunan yg di warisi dari mulut ke mulut.swetiap keturunan dan kerajaan itu pasti akan memiliki pembuktian nyata yg di simpan utk membuktikan bahawasanya tuan hamba itu adalah pewaris keturunan jadi sebelum tuan hamba semua meyambung pencarian asal usul salasilah/susur kalur keluarga maka tanya kan diri dulu adakah kita yakin
    bahawa salasilah yg kita ada skrg itu mempunyai pembuktian nyata utk di yakini kebenaran nya? maka jgn lah kita berpecah belah antara satu sama lain kerana dgn taraf keturunan kita kerana agama kita islam melarang keras perkara itu.

    jadi biar lah kita tahu akan diri kita yg di tuntut oleh agama agar mengenal diri akan diri kita insyaallah allah akan menujuk kan jalan pada mereka2 yg di kehendaki NYA.Isyallah berdoakanlah pada si pencipta sekelian alam semesta agar menepat kan kita dikalangan org dan keturunan yg di reda oleh NYA.keran kuasa dan pangkat dan derajat keturunan ini akan menggelapkan hati kita dari cahaya nur muhammd dan juga nur ilahi maka bedoalah pada NYA agar menunjuk kan jalan pada kita utk mencari apa yg tersirat dan yg tersurat kerana hanya dia yg mengetahui apa yg kita tidak ketahui…

    INSAN
    mewarisi pembuktian nyata keturunan minagkabau dan pagar ruyung

  49. sy ingin meminta maaf pada tuan hamba semua jika artikel yg sy smpi kan ini menyinggung perasaan dan jiwa tuan hamba semua kerana tidak terlintas di hati utk berlaku demikian maaf di pohon dari tuan hamba semua nya…kerana mudah mengatakan kita berdarah raja lebih2 lagi berdarah raja dan keturunan minangkabau dan juga pagar ruyung dan jika benar tuan hamba adalah pewaris dan juga keturunan minangkabau asal raja pagar ruyung …kerajaan istana asal ada cara rasmi istana dan cara tradisi istana utk tahu bahawasa nya mereka itu adalah waris sebenar atau pun tidak dgn istiadat rasmi asal istana yg di warisi turun temurun itu akan membuktikan nya. jadi bukan mudah jika kita mengaku kita adalah pewaris keturunan mau pun tahta kerajaan nya nauzubillah…

  50. siapa ada mendengar kisah tukang angkat sampah / tukang sapu pingsan bila mencium minyak wangi,bila kawan tukang sapu ini bertanya sebab kawan dia pingsan orang yang tau cakap selepas dia mencium minyak wangi dia pingsan ,kawan tukang sapu ini segera mengambil lumpur dari penyapunya dibancuh air serta disapukan pada hidung kawanya yang pingsan ini kawan tukang sapu ini segera sedar dari pingsanya,begitu juga halnya politik sampah dan politik minyak wangi,dua mzhab politikni tetap akan bertelagah sampai bila bila ,jadi orang yang mengong tetap akan jadi mangsa ,jadi siapa yang akan di pertanggung jawabkan di atas perkara ini ,sendiri sendiri lah jawabnya ,jadi yang mana satu politik sampah dan politik minyak wangi fikir fikir kanlah

    Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 11:51 am

    Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia.[2] Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibukota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak (bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri).[3]
    Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki,[4] serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal,[5] walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam, sedangkan Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung, menyatakan bahwa Minangkabau adalah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kemudian penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur.[6]
    Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia.[7][8] Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur’an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam.[9]
    /w/index.php?title=Berkas:Sumatra_Ethnic_Groups_Map_en.svg&filetimestamp=20101011094928 /w/index.php?title=Berkas:Sumatra_Ethnic_Groups_Map_en.svg&filetimestamp=20101011094928Peta yang menunjukan wilayah persebaran kelompok etnik Minangkabau di pulau Sumatera.
    Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau,[12] yang berasal dari ucapan “Manang kabau” (artinya menang kerbau). Kisah tambo ini juga dijumpai dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan juga menyebutkan bahwa kemenangan itu menjadikan negeri yang sebelumnya bernama Periaman (Pariaman) menggunakan nama tersebut.[13] Selanjutnya penggunaan nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
    Dari tambo yang diterima secara turun temurun, menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau tambo tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih kepada legenda berbanding fakta serta cendrung kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik masyarakat banyak.[4] Namun demikian kisah tambo ini sedikit banyaknya dapat dibandingkan dengan Sulalatus Salatin yang juga menceritakan bagaimana masyarakat Minangkabau mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain tersebut untuk menjadi raja mereka.[18]
    Kerajaan Kandis, Kerajaan Tertua di Sumatera
    Salido, Nagari Lumbung Emas dan Mitos Naga Sakti Gunung Kerinci
    Ringkasan Tambo Alam Minangkabau Versi Datoek Toeah
    Tambo Alam Minangkabau : Penghapusan Sejarah dan Kekacauan Logika
    Pagaruyung dan Teori Fusi Tiga Kerajaan (Marapi, Dharmasraya, Sriwijaya)
    • Kerajaan Pertama di Gunung Marapi
    Asal Usul Danau Maninjau, Legenda Bujang Sambilan
    Asal Usul Sawahlunto
    Nagari Pariangan dan Tujuh Suku Pertama
    Pemerintahan Raja Raja di Kesultanan Inderapura
    Benarkah Pagaruyung adalah Pewaris Langsung dari Kerajaan Malayapura
    Sekilas Tragedi Sejarah Bangsa Champa
    Kaitan Dengan Minangkabau
    • Tokoh Harimau Campa dalam Tambo Alam Minangkabau
    • Tempat asal leluhur Suku Jambak
    • Kerajaan Inderapura yang bernama sama dengan Kota Inderapura di Champa
    • Sistem Matrilineal yang diamalkan.
    Dari Awal Sampai Puncak Kejayaan
    Kerajaan Koying, antara Kerinci dan Jalur Perdagangan Selat Sunda
    Pagaruyung dan Teori Fusi Tiga Kerajaan (Marapi, Dharmasraya, Sriwijaya)
    Tambo Sutan Nan Salapan

    Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 12:11 pm

    Pada tahun 1050 H (1680 M) Kerajaan Pagaruyung telah mengeluarkan satu keputusan berupa Sunnah 1050 yang berisikan penempatan Raja-Raja di Rantau ( Darat dan Laut ) di mana ada terdapat masyarakat yang berasal dari ketiga Luhak di Minangkabau.

    Naskah ini disebut juga Tambo Nan Salapan dengan isi sebagai berikut:

    1) Adapun nan tingga di tanah Aceh ialah nan banamo Sultan Syariat berpangkat Rahim. Anak cucu Daulat yang dipertuan dalam Nagari Pagaruyung, asal mulonyo rajo-rajo di negeri Aceh, malimpah ka Patahan Batu, lalu ka tanah labuah kaliliang, lalu ke Deli. Adapun Deli taklukka Aceh. Itulah kebesaran Rajo Aceh nan turun tamurun, lalu sakarang kini, nan tiada marubah rubah, waris nan manjawek dek Rajo Aceh, nan di tarimo dari Niniak kito. Wallahualam.

    2) Adapun nan tingga di dalam nagari Banten, malimpah lalu ka Batawi, Sultan Nan Banamo: Marhabat Maruhum Alam, anak cucu yang dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa mulonyo Raja di tanah Jawa, lalu ke Johor ka Manggali, kaliliang Banten Batawi, semuanya tanah Banten ialah kebesaran Raja Banten, beroleh khalifah dari yang dipertuan nan sati, memberi ijin mutlak serato sumpah sati, kalalamullah di dalam Koto Pagaruyung, Darussalam

    baginda sinang / raja kapiceh | January 16, 2012 at 7:45 am | Reply

    3) Adapun nan tinggal turun temurun di dalam nagari Jambi Sultan Bagindo Tuan Rabbi, anak cucu Daulat yang di pertuan dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa yang dipertuan dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa mulonyo jadi rajo dalam nagari Jambi, lalu melimpah ka Batang Hari sampai ka hulu Batang Sangie, tatkala asa mulonyo jadi Rajo di dalam nagari Jambi 12 Koto Sungai Babi, tatkala masa dahulunyo, itulah kabasaran dan mukjizat, Sultan Bagindo Rabbi, nan dijawek turun tamurun, beroleh derajat nan tinggi di bari Allah Subhanahuwataala, amin ya rabbal alamin.

    4) Adapun yang turun tamurun ka Palembang katurunan di tanah Jawa asal mulonyo jadi Raja ialah, nan banamo Sultan Bagindo Ibnu Rahim, anak cucu Daulat yang dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, Tinggal di dalam Nagari Palembang, malimpah lalu ka Musi, sampai turun ka Bugis Makasar, di dalam laut kaliliang tanah Bugis, ialah darajat dan mukjizat Sultan Bagindo Ibnu Rahim, Khalifatullah Muhammad Rasulullah. Amin

    5) Adapun nan turun tamurun ka nagari Pariaman tatkala, akan badiri, belum banamo Tiku Pariaman, hanyo banamo Sungai Salak, nan tingga didalam nagari Pariaman, ialah nan banamo Sultan Maharajo Dewa, anak cucu Daulat yang dipertuan Nan Sati di dalam Koto Pagaruyung, tatkala asa mulonyo manjadi Rajo di Pariaman, malimpah lalu ka Natal sakuliliangnyo, kurnia Allah subhanahuwataala, baroleh Khalifah dari pado bapaknyo, karena mukjizat Tuanku Nan Sati, dalam Nagari Pagaruyung, Nan Khalifah datang dari dalam syurga jannatun naim. Rahman Muhammad Rasulullah.

    6) Adapun nan turun tamurun dalam nagari Indrapura, tatkala asa mulonyo jadi Raja Indrapura, nan banamo Sultan Muhammad Syah, anak cucu daulat nan dipertuan nan Sati, didalam nagari Pagaruyung, itulah yang mulo-mulo jadi Rajo di Indrapura, balahan tingga di dalam nagari Muko-Muko, Partamuan Rajo Rajo dahulunyo, balun banamo Muko Muko, sakalian hamba rakyat mangko turun ka tanah Padang, hinggo Lawik Nan Sadidiah, lalu ka pulau kaliliangnyo, kapado Rajo Indrapura Kaliling itu, itulah kabasaran Sultan Muhammad Syah Indrapura, nan oleh Khalifah di bari Allah, katurunan Daulat nan dipertuan Sati, Khalillullah di Pagaruyung.

    7) Adapun nan turun tamurun ka dalam nagari Sungai Pagu, iolah nan banamo Sultan Besar, Barambuik Putieh, Bajangguik Merah, anak cucu daulat dipertuan nan Sati, dalam koto Pagaruyung, asa mulonyo jadi Rajo dalam Alam Sungai Pagu, malimpah lalu kabandar Nan Sapuluah, di situlah Rajo nan Barampek, keliliang Alam Sungai Pagu. Semuanya itu beroleh Khalifah, dari pado Tuhan yang banamo Rahman, tatkala manjunjung mangkuto alam nan mamilih Tanah Nan Sakapa di dalam alam nangko, berwasiat Sungai Pagu yang terjadi di dalamnyo.

    Adapun nan turun tamurun ka nagari Indragiri, Sultan Kadhi Indra Sakti, anak cucu daulat nan dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, asa mulonyo manjadi Rajo di nagari Indragiri lalu ka Kuantan sampai ka Riau, kaliling Indragiri Riau, adapun Riau takluk pado Indragiri, Riau baroleh Khalifah dari Indragiri, katurunan daulat nan Sati dari nagari Pagaruyung, itulah daulat na baroleh mukjizat, nan di bari Allah swt Alaihissalam, katurunan Adam di dalam syurga jannatun nain, amin ya rabbalalamin Tuhan Yang Maha Esa.

    Bamulo Sultan Nan Salapan Rajo ialah nan banamo Sultan Rajo Siak anak cucu nan dipertuan dalam nagari Pagaruyung jua adonyo, ialah nan Kerajaannya di nagari Siak Malimpah lalu ka Kualo Kampar.

    Tambo ini ganti baganti, salin basalin, turun tamurun kapado urang tuo kito, datang datang sakarang kini, barubahpun tiak barang sadikit syak dan mungkir akan tambo ini, dimakan kutuk daulat yang dipertuan, dimakan biso kawi dinagari, karena itulah Read the rest of this entry »

    baginda sinang / raja kapiceh | January 16, 2012 at 8:04 am | Reply

    Harimau Campa Dalam Tambo

    Harimau Campa adalah nama seorang tokoh yang disebut-sebut di dalam Tambo Alam Minangkabau. Bersama-sama Kucing Siam, Kambing Hutan dan Anjing Mualim, mereka berempat adalah para pengiring Ninik Sri Maharaja Diraja dan rombongan. Mereka semua adalah para pendekar yang di kemudian hari menjadi orang-orang pertama pendiri cikal bakal Silek Minang. Mereka juga dipercaya sebagai leluhur orang-orang di Luhak Nan Tigo.

    Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 12:14 pm

    wilayah nusantara/antara nusa/antara bangsa,wilayah ketuanan raja sedaulat dunia, minang kabau asal usul rumpun melayu nan indak dapek diragukan lagi .sumber rujukan alam takambang jadi guru dan filosuf lomuik hanyuik .Filosofi Lumuik Hanyuik dan Sejarah Bangsa dan pengembaraan masyarakat Minangkabau
    October 24, 2009 in Hasil Budaya, Hipotesa, Interpretasi, Tarikh
    Lumuik Hanyuik adalah salah satu motif ukiran Minangkabau yang diturunkan dari motif Gandara Scrolls, sebuah warisan budaya yang telah ikut mencatat perjalanan sejarah masyarakat Minangkabau. Dalam khazanah kebudayaan Minangkabau, sebuah motif ukiran bukan hanya sebuah hasil budaya berkesenian yang tanpa makna. Ada sebuah filosofi di balik hasil karya itu, ada latar belakang sejarah yang disimpan didalamnya.
    Motif ukiran Lumuik Hanyuik
    Syair berikut ini menggambarkan latar filosofi dari motif Lumuik Hanyuik :

    Aka lapuak gagangnyo lapuak
    Hiduik nan indak mamiliah tampek
    Asa lai lambah, inyo lah tumbuah
    Dalam aia bagagang juo

    Aia hilia lumuik pun hilia
    Walau tasalek di ruang batu
    Baguba babondong-bondong
    Aia bapasang lumuik bapiuah
    Namun hiduik bapantang mati

    Baitu untuangnyo lumuik
    Indak mancari tampek diam
    Hanyo manompang jo aia hilia
    Indak mamiliah tampek tumbuah
    Asa kasampai ka muaro
    Usah cameh badan kahanyuik

    Baguru kito kalumuik
    Alam takambang jadi guru
    Lahianyo lumuik nan disabuik
    Bathinnyo Adat Minangkabau

    Dilariak di papan tapi
    Ukiran rumah nan di lua
    Gambaran adat hiasan alam
    Pusako salamonyo
    Demikianlah, sebuah motif ukiran dengan gamblang menceritakan perjalanan sejarah orang-orang yang mendirikan Kebudayaan Minangkabau. Entah darimana mereka datang, entah sudah berapa daerah yang mereka lalui, entah sudah berapa lautan yang mereka seberangi dan entah sudah berapa pegunungan yang mereka daki.
    Daerah kekuasaan Dharmasraya =
    Dalam naskah berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3] disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch’ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t’ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t’a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.

    Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 4:19 pm

    bangsa Nusantara/antaranusa/antarabangsa wilayah ketuanan minang kabau ,bapucuak sabana bulek baurek sabana tunggang,dan bahasa minang kabau /bahasa Melayulah yang merupakan induk bagi bahasa serumpun yang terdapat di Nusantara ini.Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa:) Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk
    yang menyebar ke tempat lain.
    ( Bahasa minang kabau/melayu/klon dari bahasa arab,jadi bahasa arab merupakan bahasa tertua di dunia yang bermula dari dalam surga lagi,seterusnya di ikuti dengan bahasa isyarat,1 bahasa arab,2 bahasa minang kabau/bahasa melayu seterusnya bahasa isyarat, ialah bahasa tertua dan bahasa induk daripada bahasa yang lain.

    Sutan Takdir Alisjahbana, ketika menyampaikan Syarahan Umum di Universiti Sains Malaysia (Julai 1987) menggelar bangsa yang berkulit coklat yang hidup di Asia Tenggara, iaitu Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Filipina Selatan sebagai bangsa Melayu yang berasal daripada rumpun bangsa yang satu. Mereka bukan sahaja mempunyai persamaan kulit bahkan persamaan bentuk dan RUPA anggota badan .Pendapat lain yang tidak mengakui bahawa orang Melayu ini berasal dari daratan Asia mengatakan bahawa pada Zaman Kuarter atau Kala Wurn bermula dengan Zaman Ais Besar sekitar dua juta sehingga lima ratus ribu tahun yang lalu. Zaman ini berakhir dengan mencairnya ais secara perlahan-lahan dan air laut menggenangi dataran rendah. Dataran tinggi menjadi pulau. Ada pulau yang besar dan ada pulau yang kecil. Pemisahan di antara satu daratan dengan daratan yang lain berlaku juga kerana berlakunya letusan gunung berapi atau gempa bumi. Pada masa inilah Semenanjung Tanah Melayu berpisah dengan yang lain sehingga kemudian dikenali sebagai Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau lain di Indonesia.Kajian Kern berdasarkan bukti Etnolinguistik memperlihatkan bahawa persamaan perkataan tersebut hanya terdapat di alam Nusantara dengan pengertian yang lebih luas dan perkataan tersebut tidak pula ditemui di daratan Asia Tengah. Ini menunjukkan bahawa penutur bahasa ini tentulah berpusat di tepi pantai yang strategik yang membuat mereka mudah membawa bahasa tersebut ke barat, iaitu Madagaskar dan ke timur hingga ke Pulau Easter di Lautan Pasifik.

    Secara khusus, penyebaran bahasa Melayu itu dapat dilihat di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera, di sepanjang pantai barat Semenanjung Tanah Melayu; di Pulau Jawa terdapat dialek Jakarta (Melayu-Betawi), bahasa Melayu Kampung di Bali, bahasa Melayu di Kalimantan Barat, bahasa Melayu Banjar di Kalimantan Barat dan Selatan, Sabah, Sarawak, dan bahasa Melayu di Pulau Seram.
    Pendapat Marsden bahawa bahasa Melayu yang termasuk rumpun bahasa Nusantara serumpun dengan rumpun bahasa Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia dengan induknya bahasa Austronesia secara tidak langsung memperlihatkan adanya kekerabatan dua bahasa tersebut yang tidak ditemui di Asia Tengah. Penyebaran bahasa Austronesia juga terlihat hanya bahagian pesisir pantai timur (Lautan Pasifik), pantai barat (Lautan Hindi), dan Selatan Asia (kawasan Nusantara) sahaja dan ia tidak masuk ke wilayah Asia Tengah.Jika ditinjau dari sudut ilmu kaji purba pula, penemuan tengkorak yang terdapat di Nusantara ini memberi petunjuk bahawa manusia telah lama ada di sini. Penemuan tersebut di antara lain ialah:1. Pithecanthropus Mojokerto (Jawa), yang kini berusia kira-kira 670,000 tahun.
    2. Pithecanthropus Trinil (Jawa), kira-kira 600,000 tahun.
    3. Manusia Wajak (Jawa), kira-kira 210,000 tahun.

    Jika tiga fosil tersebut dibandingkan dengan fosil Manusia Peking atau Sinanthropus Pekinensis (China) yang hanya berusia kira-kira 550,000 tahun terlihat bahawa manusia purba lebih selesa hidup dan beranak-pinak berdekatan dengan Khatulistiwa. Hal ini diperkuat lagi dengan penemuan fosil tengkorak manusia yang terdapat di Afrika yang dinamai Zinjanthropus yang berusia 1,750,000 tahun. Beberapa hujah ini menambah kukuh kesimpulan Gorys Keraf di atas yang menyatakan bahawa nenek moyang bangsa Melayu ini tentulah sudah sedia ada di Kepulauan Melayu yang menggunakan bahasa keluarga Nusantara.
    Masih ada soalan yang belum terjawab, iaitu jika betul bangsa Melayu ini sememangnya berasal dari Alam Melayu ini, sebelum itu dari manakah asal mereka? Pendapat orang Minangkabau di Sumatera Barat bahawa keturunan mereka ada hubungan dengan pengikut Nabi Nuh, iaitu bangsa Ark yang mendarat di muara Sungai Jambi dan Palembang semasa berlakunya banjir besar seperti yang diungkapkan oleh W. Marsden (1812) masih boleh dipertikaikan.
    Yang agak berkemungkinan disusurgaluri ialah dari salasilah Nabi Nuh daripada tiga anaknya, iaitu Ham, Yafit, dan Sam. Dikatakan bahawa Ham berpindah ke Afrika yang keturunannya kemudian disebut Negro berkulit hitam, Yafit berpindah ke Eropah yang kemudian dikenali sebagai bangsa kulit putih, dan Sam tinggal di Asia menurunkan bangsa kulit kuning langsat. Putera kepada Sam ialah Nabi Hud yang tinggal di negeri Ahqaf yang terletak di antara Yaman dan Oman. Mungkinkah keturunan Nabi Hud yang tinggal di tepi laut, yang sudah sedia jadi pelaut, menyebar ke Pulau Madagaskar di Lautan Hindi hingga ke Hawaii di Lautan Pasifik lebih mempunyai kemungkinan menurunkan bangsa Melayu? Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga ,Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga .Pendahulu2 kita niniak muyang urang Minang dari satu generasi ke generasi berikutnya yang semakin berkembang itu selalu menganjurkan anak kemenakan nya untuk membuka areal baru membentuk taratak selanjutnya jika semakin ramai anak cucu tersebut dibentuk pulalah jorong jo kampung-dusun/desa jo nagari, disusun sesuai ketentuan iaitu minimum sudah ada “nan ba kaampek suku”, walaupun selalu berpindah2 dari satu wilayah ke wilayah lain dan selanjutnya menetap di kantong2 daerah yang lahannya subur dan ikan nya banyak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera dalam rangka mancarikan “nasi nan sasuok, pungguang nan tak basaok dan ameh nan sakauik” namun muyang2 kita itu tetap menjalin hubungan dengan daerah asal yang disebut dalam ketentuan adat:
    – Jauah cinto mancinto
    – Dakek jalang manjalang
    – Jauah mancari suku
    – Dakek mancari indu (induak)
    Namun demikian ketentuan adat yang pokok iaitu ” Basuku bakeh ibu, babangso bakeh bapak” tidak akan hilang begitu saja “indak lakang dek paneh, indak ka lapuak dek hujan” itulah warisan yang diterima dari nenek moyang setiap Generasi Anak Suku Bangsa Minangkabau dimanapun dia beradaL.keturunan Melayu berasal dari Minangkabau? kajian DNA.Keturunan Melayu berasal dari Minangkabau, manakala keturunan minangkabau, cina dan jepun asalnya adalah adik-beradik. (asalnya dahulu sudah ada tulis dalam buku Tambo Minangkabau dan juga Sejarah Melayu karangan asal Tun Sri Lanang, sekarang diperkuatkan lagi dengan penemuan artifak purba dan kajian DNA)

    <– keris purba dijumpai di wilayah Okinawa, Jepun.
    sumber rujukan rasmi kajian DNA itu : https://yentown.us/wp-content/uploads/137/1.pdf
    penerangan lengkap kajian DNA itu : http://humpopgenfudan.cn/p/A/A1.pdf
    • Data di atas membuktikan, raja minang kabau /kerajaan pagaruyung/,raja sedaulat dunia,tuan raja di asia timur ,sudah selayaknya masyrakat dunia seluruhnya beraja kepada raja minang kabau.sebagai pewaris raja islam ,dari keluarga junjungan besar nabi Muhammad S A W ,nabi dan rasul,penghulu seluruh alam .
    • Post Last Edit by hack3line at 5-2-2011 17:01

    Keturunan Melayu berasal dari Minangkabau, manakala keturunan minangkabau, cina dan jepun asalnya adalah adik-beradik. (asalnya dahulu sudah ada tulis dalam buku Tambo Minangkabau dan juga Sejarah Melayu karangan asal Tun Sri Lanang, sekarang diperkuatkan lagi dengan penemuan artifak purba dan kajian DNA)

    <– keris purba dijumpai di wilayah Okinawa, Jepun.

    This recent study is massive and involved a 40-institution, multi-national (though largely Asian) research team that sampled DNA from over 70 populations throughout Asia. The paper used genetic markers called single-nucleotide polymorphisms (SNPs) which are differences in the chemical ‘lettering’ of DNA, in order to infer patterns of ancestry. And whilst the techniques used were esoteric, this collective pan-Asian effort had an aim close to everyone’s hearts: to recover the lost memory of where we came from.

    "Thus, it is relevant that in a study published just this week in the influential journal Science, the Han Chinese (and other East Asians) have been shown to have originally come from Southeast Asia. Instead of being natives of China, the Han Chinese were in fact immigrants who descended from mainland and island Southeast Asia, the latter historically known as the Malay Archipelago."
    sumber rujukan rasmi kajian DNA itu : https://yentown.us/wp-content/uploads/137/1.pdf
    penerangan lengkap kajian DNA itu : http://humpopgenfudan.cn/p/A/A1.pdf
    • Data di atas membuktikan, raja minang kabau /kerajaan pagaruyung/,raja sedaulat dunia,tuan raja di asia timur ,sudah selayaknya masyrakat dunia seluruhnya beraja kepada raja minang kabau.sebagai pewaris raja islam ,dari keluarga junjungan besar nabi Muhammad S A W ,nabi dan rasul,penghulu seluruh alam .

    universiti yang terlibat dalam kajian DNA yang membuktikan bahawa bangsa di timur Asia itu berasal dari DNA Melayu
    1) Chinese National Human Genome Center, Shanghai, CHINA
    2) Institute of Genomics and Integrative Biology, New Delhi,
    3) University of Tokyo, JAPAN
    4) Center for Genome Science, Korea National Institute of Health, Seoul, KOREA
    5) Universiti Sains Malaysia, Kubang Kerian, Kelantan, MALAYSIA
    6) Genome Institute of SINGAPORE
    7) Institute of Biomedical Sciences, Academia Sinica, Taipei, TAIWAN
    8) Affymetrix, Inc. USA

    antara lambang utama kebesaran keturunan diraja Melaka ialah pemakaian potoh naga, sekarang naga menjadi lambang rasmi kerajaan negara cina.

    Sepasang gelang emas berkepala naga,
    POTOH BERNAGA hiasan Paduka Seri,
    Bertambah gagahlah Duli Yang Maha Mulia
    Disarungkan ke lengan kanan dan kiri,
    Di istiadat rasmi kebesaran negara,
    Potoh sebagai lambang kebesaran duli.

    ayat di dalam buku Sulalatus Salatin karangan asal Tun Sri Lanang, pengakuan maharaja cina bahawa keturunan diraja Melayu Melaka dan keturunan diraja cina adalah dari keturunan yang sama.
    “Surat di bawah cerpu raja langit, datang ke atas mahkota raja Melaka. Kita dengar raja Melaka raja besar, sebab itulah maka kita hendak bersahabat, berkasih-kasihan dengan raja Melaka, kerana kita pun daripada anak cucu Raja Iskandar Zul-karnain, sebangsa juga dengan raja Melaka, kerana tiadalah ada dalam alam dunia ini raja-raja yang besar daripada kita. Tiada siapa pun tahu akan bilangan rakyat kita; maka daripada sebuah rumah sebilah jarum kita pintak. Itulah jarumnya sarat sebuah pilau kita kirimkan ke Melaka.’’

    ayat Sultan Mansur Shah kepad raja di Jepun..

    DAFTAR PUSTAKA
    Datoek Toeah. 1976. Tambo Alam Minangkabau. Pustaka Indonesia. Bukit Tinggi.

    Graves, E. E. 2007. Asal-usul Elite Minangkabau Modern. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

    Hall, D. G. E. tanpa tahun. Sejarah Asia Tenggara. Usaha Nasional. Surabaya.

    Kristy, R (Ed). 2007. Alexander the Great. Gramedia. Jakarta.

    Kristy, R (Ed). 2006. Plato Pemikir Etika dan Metafisika. Gramedia. Jakarta.

    Marsden, W. 2008. Sejarah Sumatra. Komunitas Bambu. Depok.

    Olthof, W.L. 2008. Babad Tanah Jawi. Penerbit Narasi. Yogyakarta.

    Samantho, A. Y. 2009. Misteri Negara Atlantis mulai tersingkap?. Majalah Madina Jakarta. Terbit Mei 2009.

    Suwardi MS. 2008. Dari Melayu ke Indonesia. Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta.

    Wikipedia. Ensiklopedi Bebas. http://wikipedia.org.

    Disadur dari buku "Kato Pusako"
    Elok ranahnyo Minangkabau
    Rupo karambia tinggi tinggi
    Cando rumpuik gantie gantielan
    Rupo pinangnyo linggayuran
    Bukik baririk kiri kanan
    Gunuang Marapi jo Singgalang
    Tandikek jo gunuang Sago
    Pasaman jo gunuang Talang
    Aianyo janiah ikannyo jinak
    Laweh alamnyo bakeh tagak
    Sawah batumpuak di nan data
    Ladang babidang di nan lereang
    Sawah bajanjang banda buatan
    Sawah ladang labuah nan pasa
    Taranak kambang padi manjadi
    Buah jaguang maampai suto
    Padi masak jaguang maupiah
    Lah masak padi disawah
    Padi diladang manguniang pulo
    Ladang tabu amnyintak rueh
    Pisang badukuang ditandannyo
    Antimun mangarang bungo
    Batang labu marangtang tali
    Buah taruang ayun ayunan
    Buah lado manbintang timue
    Buah kacang taji tajian
    Anak rancak minantu malin
    Sajak durian ditakuak rajo
    Sialang balantak basi
    Buayo nan putiah daguak
    Sirangkak nan badangkang
    Sampai taratak aia hitam
    Sampai riak nan badabua
    Sampai kabateh indrapuro
    Sampai ka siak indragiri
    Hinggo sipisak pisau hanyuik
    Sampai sikilang aia bangih.
    dima asa titiak palito
    Dibaliak telong nan batali
    Dimano asa niniak kito
    Dari lereang gunuang marapi
    Di galundi nan baselo
    Dakek bukik siguntang guntang
    Di sinan lurah satungka banang
    Sinan lurah ndak baraia
    disinan bukik ndak barangin
    Sinanlah banta barayun
    Disinan batu hamparan putiah
    Panakiak pisau sirauik
    Ambiak galah batang lintabuang
    Salodang ambiak ka nyiru
    Nan satitiak jadikan lauik
    Nan sakapa jadikan gunuang
    Alam takambang jadikan guru
    Bungka ganok manahan cubo
    Ameh batu manahan uji
    Naraco pantang bapaliang
    Anak nagari sakato hati
    Satapak bapantang suruik
    Salangkah pantang kumbali
    ado pun kasadonyo kito di Minangkabau
    Nan disungkuik langik nan ditanai bumi
    Nan saedaran kuliliang gunuang marapi
    Nan mahuni daerah bagian baraik
    Samato lah banamo pulau andaleh
    Bapandirian bak kato nan tuo tuo
    Pulai juo nan batingkek naiak
    Maninggakan rueh jo buku
    Manusia nan bapangkek turun
    Maninggakan adaik jo limbago
    Gajah mati maninggakan gadiang
    Harimau mati maninggakan balang
    Manusia mati maninggakan jaso
    Lah jadi kabiasaan bagi kito
    Rantau nan barajo
    Luhak nan bapanghulu
    Lah dibiasokan pulo dek adaik kito
    Adaik nagari nagari nan batuo
    Mambuang sagalo nan Buruak
    Mamakai sagalo nan baiak
    Nan sasuai pulo jo kato nabi
    Malarang urang babuek jahek
    Manyuruah urang babuek baiak
    Mulai sajak maso dahulu
    Sampai pulo pado maso kini
    Sajak samulo sumua di gali
    Sajak mulo nagari dihuni
    Adaik dipakai, syarak nan lazim
    Duo hukum nan lah digunokan
    Hukum adaik jo hukum Syarak.
    (KP
    Pidato Pasambahan Adat
    BATAGAK GALA PANGHULU
    Bismillahirrahmaanir Rahim. Assalamua’alaikum Wr, Wb.
    Mintak ampun hambo kapado Allah, maaf dimintak ka nan banyak, niniak mamak jo panghulu, nan gadang basa batuah, nan ba pucuak sabana bulek, nan ba urek sabana tunggang, alim ulamo jo tuanku, cadiak pandai pagaran kokoh, dubalang jo ampang limo, jo manti pagawai adat, nan mudo arih budiman, bundo kanduang samo di dalam.
    Manyurek di ateh pintu, mangarang di tapak tangan, malompek nak basitumpu, mancancang nak balandasan, di Datuak ___(anu)___ tibonyo sambah. Sakali hambo manyambah, sapatah rundiang nan lalu, walau datuak surang nan disambah, batin bakeh sagalo panghulu, ujuiknyo sambah ka nan banyak, sa ujuik sambah jo simpuah.
    Apolah nan ka ambo pasambahkan. Sijoroang manggali lambah, mamakai baju biludu gandum, kok tadorong ambo manyambah, sakali gawa baribu ampun.
    Gulamo mudiak ka hulu, mati disemba ikan tilan, kanailah anak bada balang, pusako niniak dahulu, lai babuhue bakanakan, kini manjadi undang-undang, nan satitiak bapantang hilang, nan sabarih bapantang lupo, sampai kini bapakai juo.
    Takalo maso daulu, dimusim maso saisuak, katiko langik basintak ka ateh, katiko bumi basintak turun, sajak kudo mangunyah loyang, sarasah sa pulau paco, salembang sa lubuak agam, asa solok duo salayo, tigo padang ampek kumpani, limo jo adat Minangkabau, asa mulo kalau dikaji.
    Dek warih jawek ba jawek, pusako tolong batolong, sampai sakarang iko kini, nan soko turun tamurun, pusako jawek bajawek, iyo di alam Minangkabau.
    Sajak dari sirangkak nan badangkang, buayo putiah daguak, sampai kapintu rajo hilie, durian ditakuak rajo. Sapisak pisau hanyuik, sialang balantak buai, dakek aie babaliak mudiak. Sailiran batang bangkaweh, sampai sikilang aie bangih, hinggo ombak nan badabua, pasisia banda sapuluah, hinggo taratak batu hitam, sampai ka tanjuang batu simalidu.
    Di dalam luak nan tigo, sarato rantau jo pasisie. Nan tuo tanah data, nan bungsu luak 50, nan tangah luak agam.
    Nan manuruik bari jo balabehnyo, nan banamo luak tanah data, iyo nan babatu bungo satangkai, nan basungai bakayu tarok, nan bakampuang di baliak labuah, nan banamo dusun tuo, balimo kaum disinan, sambilan koto didalam, duo baleh koto dilua.
    Nan banamo luak Agam, iyo nan saliliek gunuang marapi, nan saedaran gunuang pasaman, sajajaran gunuang singgalang, jo sarato gunuang tandikek, sahinggo lado salah mudiak, sahinggo dusun tongga hilie.
    Baitupun luak 50, dari sikokoh pinang tuo, sahinggo sapisak pisau hanyuik, sialang balantak basi, sahinggo sasauak sungai rimbang.
    Dek niniak moyang maso itu, dibuek dusun jo taratak, sabalun ba koto ba nagari, sawah gadang satampang banieh, makanan urang tigo luak, sarato rumah dengan tanggo.
    Dek lamo musim bajalan, alam batambah leba juo, urang batambah kambang pulo, dibuek adat dikarang undang, disusun tangkai ciek-ciek, dibuhua dikabek arek, dipakukan katiang panjang.
    Dibuek adat ampek rupo, partamo suri tuladan, kaduo ukua dengan jangko, katigo barih jo balabeh, ka ampek cupak dengan gantang. Dikarang undang nan ampek, undang luak dengan rantau. Luak dibari ba panghulu, kok rantau diagieh barajo. Nan sokonyo turun tamurun, pusakonya jawek-bajawek, sampai sakarang iko kini.
    Urang padang mahanyuah banang, dikumpa mako dilipek, dilipek lalu dipatigo. Kok dirantang namuahnyo panjang, elok dikumpa nak nyo singkek, singkek sakiro sapaguno. Ujuik sambah buah rundiangan, nyato tawalak ka ukuran, tabayang barih balabeh, bana bak andai kato bida, dek curiang barih dahulu, dek andai pusako lamo, kok basiang di nan tumbuah, jikok manimbang din an ado, tumbuah sarupo iko kini.
    Ramo-ramo si kumbang jati, ketik endah pulang ba kudo, patah tumbuah hilang baganti, pusako lamo baitu juo.
    Biriek-biriek tabang ka samak, dari samak ka halaman, patahsayok tabang baranti, tasuo di tanah bato. Dari niniek turun ka mamak, dari mamak ka kamanakan, patah tumbuah hilang bag anti, pusako dibao dek nan mudo.
    Adat pulai bapangkek naiek, maninggakan rueh dengan buku, manusia bapangkek turun, maninggakana adat jo pusako. Mati datuak baganti datuak, nan gala tatap bak samulo.
    Tantangan wajah sarupo iko, lah bulek aie ka pambuluah, lah bulek kato ka mufakat, bulek lah bulieh digolekkan, pipieh lah buliah dilayangkan. Tibo di adat lah ba isi, kok limbago lah batuang, kok tanduak samo ditanam kok darah samo dikacau, kok dagiang samo dilapah. Manuruik adat nan bapakai, kok ketek babari namo, lah gadang babari gala. Dek ketek banamo ____ si anu ____, kini bagala Datuak ______________ si anu_____.
    Tantangan limbago na baitu, dek ketek banamo ____si anu_________, kini bagala Datuak ____si anu______, iyo nak samo kito sahamparan, samo sahilie jo samudiak. Kok utang nan ka mambayie, kok piutang nan ka manarimokan, kok kusuik nan ka manyalasai, jikok karuah nan ka manjaniahi.
    Nak bahimbaukan di pakan na rami, dilewakan di labuah nan goleang, kapado urang di nagari.
    Marabah sadundun dengan balam, sikok barulang pamandi, sambah sadundun dengan salam, kato harap dibunisi, sakian sajo sambah pado datuak.
    Filosofi Lumuik Hanyuik dan Sejarah Bangsa dan pengembaraan masyarakat Minangkabau
    October 24, 2009 in Hasil Budaya, Hipotesa, Interpretasi, Tarikh
    Lumuik Hanyuik adalah salah satu motif ukiran Minangkabau yang diturunkan dari motif Gandara Scrolls, sebuah warisan budaya yang telah ikut mencatat perjalanan sejarah masyarakat Minangkabau. Dalam khazanah kebudayaan Minangkabau, sebuah motif ukiran bukan hanya sebuah hasil budaya berkesenian yang tanpa makna. Ada sebuah filosofi di balik hasil karya itu, ada latar belakang sejarah yang disimpan didalamnya.
    Motif ukiran Lumuik Hanyuik
    Syair berikut ini menggambarkan latar filosofi dari motif Lumuik Hanyuik :

    Aka lapuak gagangnyo lapuak
    Hiduik nan indak mamiliah tampek
    Asa lai lambah, inyo lah tumbuah
    Dalam aia bagagang juo

    Aia hilia lumuik pun hilia
    Walau tasalek di ruang batu
    Baguba babondong-bondong
    Aia bapasang lumuik bapiuah
    Namun hiduik bapantang mati

    Baitu untuangnyo lumuik
    Indak mancari tampek diam
    Hanyo manompang jo aia hilia
    Indak mamiliah tampek tumbuah
    Asa kasampai ka muaro
    Usah cameh badan kahanyuik

    Baguru kito kalumuik
    Alam takambang jadi guru
    Lahianyo lumuik nan disabuik
    Bathinnyo Adat Minangkabau

    Dilariak di papan tapi
    Ukiran rumah nan di lua
    Gambaran adat hiasan alam
    Pusako salamonyo
    Demikianlah, sebuah motif ukiran dengan gamblang menceritakan perjalanan sejarah orang-orang yang mendirikan Kebudayaan Minangkabau. Entah darimana mereka datang, entah sudah berapa daerah yang mereka lalui, entah sudah berapa lautan yang mereka seberangi dan entah sudah berapa pegunungan yang mereka daki.
    Pengaruh Kerajaan Inderapura
    Pengaruh Kerajaan Inderapura amat luas. Bandaro Harun (Harunsyah Sultan Bengawan), ke Brunei (1625) disebut ayah Dato Godan salah seorang leluhur Dipetuan Sultan Haji Hasanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah. Rajo Putih Inderapura ke Natal dan mendirikan Kerajaan Lingga Pura di sana kemudian dikenal leluhur dari Sutan Syahrir dan Sutan Takdir Alisjahbana (Putri Bulkis Alisjahbana, 1996:43-44). Dari asal Puti Inderapura pindah ke Mukomuko dan Bintuhan, terbuka pula tabir rahasia adanya hubungan Megawati Sukarno Putri dengan Kesultanan Inderapura, ketika event pemberian gelar Puti (dari Mukomuko dan Bintuhan dulu bagian dari Kesultanan Inderapura) kepadanya di Bengkulu tahun 2001. Taufik Kemas dalam acara itu memakai tutup kepala dari Bintuhan kemudian memakai yang dari Mukomuko (Agus Yusuf dari Sutan Aminullah, 2003).
    1984 Alam Takambang Jadi Guru: Jakarta
    (Sumber : Minangkabau Tanah Pusaka – Tambo Minangkabau)CERITA NAGA SIKATI MUNO.Kerajaan Pertama di Gunung Marapi
    October 25, 2009 in Mitos, Tambo
    1. Maharaja yang Bermahkota
    Dikatakan pula oleh Tambo, bahwa dalam pelayaran putera-putera Raja Iskandar Zulkarnain tiga bersaudara, dekat pulau Sailan mahkota emas mereka jatuh ke dalam laut. Sekalian orang pandai selam telah diperintahkan untuk mengambilnya. Tetapi tidak berhasil, karena mahkota itu dipalut oleh ular bidai di dasar laut. Cati Bilang Pandai memanggil seorang pandai mas. Tukang mas itu diperintahkannya untuk membuat sebuah mahkota yang serupa. Setelah mahkota itu selesai dengan pertolongan sebuah alat yang mereka namakan “void(0) camin taruih” untuk dapat menirunya dengan sempurna. Setelah selesai tukang yang membuatnya pun dibunuh, agar rahasia tidak terbongkar dan jangan dapat ditiru lagi.
    Waktu Sri Maharaja Diraja terbangun, mahkota itu diambilnya dan dikenakannya diatas kepalanya. Ketika pangeran yang berdua lagi terbangun bukan main sakit hati mereka melihat mahkota itu sudah dikuasai oleh si bungsu. Maka terjadilah pertengkaran, sehingga akhirnya mereka terpisah.
    Sri Maharaja Alif meneruskan pelayarannya ke Barat. Ia mendarat di Tanah Rum. Sri Maharaja Dipang membelok ke Timur, memerintah negeri Cina dan menaklukkan negeri Jepang.
    2. Galundi Nan Baselo
    Sri Maharaja Diraja turun sedikit ke bawah dari puncak Gunung Merapi membuat tempat di Galundi Nan Baselo. Lebih ke baruh lagi belum dapat ditempuh karena lembah-lembah masih digenangi air, dan kaki bukit ditutupi oleh hutan rimba raya yang lebat. Mula-mula dibuatlah beberapa buah taratak. Kemudian diangsur-angsur membuka tanah untuk dijadikan huma dan ladang. Teratak-teratak itu makin lama makin ramai, lalu tumbuh menjadi dusun, dan Galundi Nan Baselo menjadi ramai.
    Sri Maharaja Diraja menyuruh membuat sumur untuk masing-masing isterinya mengambil air. Ada sumur yang dibuat ditempat yang banyak agam tumbuh dan pada tempat yang ditumbuhi kumbuh, sejenis tumbuh-tumbuhan untuk membuat tikar, karung, kembut dsb. Ada pula ditempat yang agak datar. Ditengah-tengah daerah itu mengalir sebuah sungai bernama Batang Bengkawas. Karena sungai itulah lembah Batang Bengkawas menjadi subur sekali.
    Beratus-ratus tahun kemudian setelah Sri Maharaja Diraja wafat, bertebaranlah anak cucunya kemana-mana, berombongan mencari tanah-tanah baru untuk dibuka, karena air telah menyusut pula. Dalam tambo dikatakan “Tatkalo bumi barambuang naiak, aia basintak turun”.
    Keturunan Sri Maharaja Diraja dengan “si Harimau Campa” yang bersumur ditumbuhi agam berangkat ke dataran tinggi yang kemudian bernama “Luhak Agam” (luhak = sumur). Disana mereka membuka tanah-tanah baru. Huma dan teruka-teruka baru dikerjakan dengan sekuat tenaga. Bandar-bandar untuk mengairi sawah-sawah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
    Keturunan “Kambing Hutan” membuka tanah-tanah baru pula di daerah-daerah Gunung Sago, yang kemudian diberi nama “Luhak 50 Koto” (Payakumbuh) dari luhak yang banyak ditumbuhi kumbuh.
    Keturunan “Anjing yang Mualim” ke Kubang Tigo Baleh (Solok), keturunan “Kucing Siam” ke Candung-Lasi dan anak-anak raja beserta keturunannya dari si Anak Raja bermukim tetap di Luhak Tanah Datar. Lalu mulailah pembangunan semesta membabat hutan belukar, membuka tanah, mencencang melateh, meneruka, membuat ladang, mendirikan teratak, membangun dusun, koto dan kampung.
    3. Kedatangan Sang Sapurba
    Tersebutlah kisah seorang raja bernama Sang Sapurba. Di dalam tambo dikatakan “datanglah ruso dari lauik”. Kabarnya dia sangat kaya bergelar Raja Natan Sang Sita Sangkala dari tanah Hindu. Dia mempunyai mahkota emas yang berumbai-umbai dihiasai dengan mutiara, bertatahkan permata berkilauan dan ratna mutu manikam.
    Mula-mula ia datang dari tanah Hindu. Ia mendarat di Bukit Siguntang Maha Meru dekat Palembang. Disana dia jadi menantu raja Lebar Daun. Dari perkawinannya di Palembang itu dia memperoleh empat orang anak, dua laki-laki yaitu Sang Nila Utama, Sang Maniaka; dua perempuan yaitu Cendera Dewi dan Bilal Daun.
    Pada satu hari Sang Sapurba ingin hendak berlayar menduduki Sungai Indragiri. Setelah lama berlayar, naiklah dia ke darat, akhirnya sampai di Galundi Nan Baselo. Waktu itu yang berkuasa di Galundi Nan Baselo ialah Suri Dirajo, seorang dari keturunan Sri Maharaja Diraja. Suri Diraja tekenal dengan ilmunya yang tinggi, ia bertarak di gua Gunung Merapi. Karena ilmunya yang tinggi dan pengetahuannya yang dalam, ia jadi raja yang sangat dihormati dan disenangi oleh penduduk Galundi Nan Baselo dan di segenap daerah. Ia juga bergelar Sri Maharaja Diraja, gelar yang dijadikan gelar keturunan raja-raja Gunung Merapi.
    Anak negeri terheran-heran melihat kedatangan Sang Sapurba yang serba mewah dan gagah. Orang banyak menggelarinya “Rusa Emas”, karena mahkotanya yang bercabang-cabang. Oleh karena kecerdikan Suri Dirajo, Sang Sapurba dijadikan semenda, dikawinkan dengan adiknya bernama Indo Julito. Sang Sapurba adalah seorang Hindu yang beragama Hindu. Dia menyembah berhala. Lalu diadakan tempat beribadat di suatu tempat. Tempat ini sampai sekarang masih bernama Pariangan (per-Hiyang-an = tempat menyembah Hiyang / Dewa). Dan disitu juga terdapat sebuah candi buatan dari tanah tempat orang-orang Hindu beribadat. Ada juga yang mengatakan tempat itu adalah tempat beriang-riang.
    4. Raja yang Hanya Sebagai Lambang
    Sang Sapurba lalu dirajakan dengan memangku gelar Sri Maharaja Diraja juga. Tetapi yang memegang kendali kuasa pemerintahan tetap Suri Dirajo sebagai orang tua, sedangkan sang sapurba hanya sebagai lambang.
    Untuk raja dengan permaisurinya dibuatkan istana “Balairung Panjang” tempatnya juga memerintah. Istana ini konon kabarnya terbuat dari : tonggaknya teras jelatang, perannya akar lundang, disana terdapat tabuh dari batang pulut-pulut dan gendangnya dari batang seleguri, getangnya jangat tuma, mempunyai cenang dan gung, tikar daun hilalang dsb.
    Karena Pariangan makin lama makin ramai juga Sang Sapurba pindah ke tempat yang baru di Batu Gedang. Seorang hulubalang yang diperintahkan melihat-lihat tanah-tanah baru membawa pedang yang panjang. Banyak orang kampung yang mengikutinya. Mereka menuju ke arah sebelah kanan Pariangan. Terdapatlah tanah yang baik, lalu dimulai menebang kayu-kayuan dan membuka tanah-tanah baru. Selama bekerja hulubalang itu menyandarkan pedang yang panjang itu pada sebuah batu yang besar. Banyak sekali orang yang pindah ke tempat yang baru itu. Mereka berkampung disitu, dan kampung baru tempat menyandarkan pedang yang panjang itu, sampai sekarang masih bernama Padang Panjang.
    Lama kelamaan Padang Panjang itu jadi ramai sekali. Dengan demikian Pariangan dengan Padang Panjang menjadi sebuah negeri, negeri pertama di seedaran Gunung Merapi di seluruh Batang Bengkawas, yaitu negeri Pariangan Padang Panjang. Untuk kelancaran pemerintahan perlu diangkat orang-orang yang akan memerintah dibawah raja. Lalu bermufakatlah raja dengan orang-orang cerdik pandai. Ditanam dua orang untuk Pariangan dan dua orang pula untuk Padang Panjang. Masing-masing diberi pangkat “penghulu” dan bergelar “Datuk”. • Dt. Bandaro Kayo dan Dt. Seri Maharajo untuk Pariangan • Dt. Maharajo Basa dan Dt. Sutan Maharajo Basa untuk Padang Panjang. Orang-orang yang berempat itulah yang mula-mula sekali dijadikan penghulu di daerah itu. Untuk rapat dibuat Balai Adat. Itulah balai pertama yang asal sebelum bernama Minangkabau di Pariangan.
    5. Sikati Muno
    Seorang orang jahat yang datang dari negeri seberang tiba pula di daerah itu. Karena tubuhnya yang besar dan tinggi bagai raksasa ia digelari orang naga “Sikati Muno” yang keluar dari kawah Gunung Merapi.
    Rakyat sangat kepadanya dan didongengkan mereka, bahwa naga itu tubuhnya besar dan panjangnya ada 60 depa dan kulitnya keras. Ia membawa bencana besar yang tidak terperikan lagi oleh penduduk. Kerjanya merampok dan telah merusak kampung-kampung dan dusun-dusun. Padi dan sawah diladang habis dibinasakannya. Orang telah banyak yang dibunuhnya, laki-laki, perempuan dan gadis-gadis dikorbankannya. Keempat penghulu dari Pariangan-padang Panjang diutus Suri Drajo menghadap Sang Sapurba di Batu Gedang tentang kekacauan yang ditimbuklan oleh Sikati Muno. Untuk menjaga prestisenya sebagai seorang semenda, Sang Sapurba lalu pergi memerangi Sikati Muno. Pertarungan hebat pun terjadi berhari-hari lamanya. Pedang Sang Sapurba sumbing-sumbing sebanyak seratus sembilan puluh. Akhirnya naga Sikati Muno itu mati dibunuh oleh Sang Sapurba dengan sebilah keris. Keris tersebut dinamakan “Keris Sikati Muno”, keris bertuah, tak diujung pangkal mengena, jejak ditikam mati juga.
    Sejak itu amanlah negeri Pariangan-Padang Panjang, dan semakin lama semakin bertambah ramai. Oleh sebab itu Sang Sapurba memerintahkan lagi mencari tanah-tanah baru. Pada suatu hari raja sendiri pergi keluar, melihat-lihat daerah yang baik dijadikan negeri. Dia berangkat bersama-sama dengan pengiring-pengiringnya. Ia sampai pada suatu tempat mata air yang jernih keluar dari bawah pohon tarab. Sang Sapurba berpikir, tanah itu tentu akan subur sekali dan baik dijadikan negeri. Lalu diperintahkannyalah membuka tanah-tanah baru ditempat itu. Sampai sekarang tanah itu dinamakan Sungai Tarab. Kemudian hari jadi termasyhur, tempat kedudukan “Pamuncak Koto Piliang” Dt. Bandaharo di Sungai Tarab. Selain itu raja menemui pula setangkai kembang teratai di daerah itu, kembang yang jadi pujaan bagi orang-orang Hindu. Raja menyuruh mendirikan sebuah istana di tempat itu. Setelah istana itu siap raja lalu pindah bertahta dari Pariangan-Padang Panjang ke tempat yang baru itu, yang kemudian dinamakan negeri Bungo Satangkai, negeri yang kedua sesudah Pariangan-Padang Panjang.

  51. iya jika dari manusia yang mengetahui dari hal hukum yang asal/islam di ikuti mengetahui ilmu semasa yang hak dan yang batal marangkumi bab syariat ,tariqat ,haqiqat dan makrifat ,lagi mengetahui siapa yang ada di surga dan siapa yang ada di neraka ,bukankah surga dan neraka itu dah sedia dari lama dulu lagi yang telah berpenghuni sejak ianya di ciptakan lagi,kelulusan serta pengetahuan ini mau di letakkan sarjana apa ya

  52. ALLAHU TILKA AYATUL KITABIL HAKIM ,ARTINYA ,INILAH AYAT AYAT KITAB YANG MENGANDUNGI HIKMAH.
    KATILUHUM WAMA RAMAITA IZRAMAITA WALAKINNALLAHA RAMA ,ARTINYA ,KETIKA KAMU MENGGADO MEREKA ,MAKA ALLAH LAH YANG MELEMPAR MEREKA
    YU AZZIB HUMULLAHU BI AIDIKUM ,ARTINYA ,ALLAH MENYIKSA MEREKA DENGAN SEBAB TANGAN KAMU.
    KEPADA UMAT ISLAM YANG BER IMAN PADA ALLAH TAALA TUHAN YANG SATU ,SERTA MENYAKSIKAN DENGAN KEYAKINAN PENUH BAHWA NABI MUHAMMAD S A W ,UTUSAN ALLAH/PESURUH TUHAN .YA DUNIA INI TEMPAT LALUAN SERTA TEMPAT UJIAN.MAKA BERUNTUNGLAH MEREKA MEREKA YANG MENGAMBIL MAMFAAT PADA SETIAP TEMPAT YANG MEREKA LALUI ,YAKNI DENGAN SYARAT SETIAP NIAT/ KERJA / UCAPAN .KARENA ALLAH DAN UNTUK MENDAPAT KEREDAAN ALLAH JUA .

  53. Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 12:11 pm

    Pada tahun 1050 H (1680 M) Kerajaan Pagaruyung telah mengeluarkan satu keputusan berupa Sunnah 1050 yang berisikan penempatan Raja-Raja di Rantau ( Darat dan Laut ) di mana ada terdapat masyarakat yang berasal dari ketiga Luhak di Minangkabau.

    Naskah ini disebut juga Tambo Nan Salapan dengan isi sebagai berikut:

    1) Adapun nan tingga di tanah Aceh ialah nan banamo Sultan Syariat berpangkat Rahim. Anak cucu Daulat yang dipertuan dalam Nagari Pagaruyung, asal mulonyo rajo-rajo di negeri Aceh, malimpah ka Patahan Batu, lalu ka tanah labuah kaliliang, lalu ke Deli. Adapun Deli taklukka Aceh. Itulah kebesaran Rajo Aceh nan turun tamurun, lalu sakarang kini, nan tiada marubah rubah, waris nan manjawek dek Rajo Aceh, nan di tarimo dari Niniak kito. Wallahualam.

    2) Adapun nan tingga di dalam nagari Banten, malimpah lalu ka Batawi, Sultan Nan Banamo: Marhabat Maruhum Alam, anak cucu yang dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa mulonyo Raja di tanah Jawa, lalu ke Johor ka Manggali, kaliliang Banten Batawi, semuanya tanah Banten ialah kebesaran Raja Banten, beroleh khalifah dari yang dipertuan nan sati, memberi ijin mutlak serato sumpah sati, kalalamullah di dalam Koto Pagaruyung, Darussalam

    baginda sinang / raja kapiceh | January 16, 2012 at 7:45 am | Reply

    3) Adapun nan tinggal turun temurun di dalam nagari Jambi Sultan Bagindo Tuan Rabbi, anak cucu Daulat yang di pertuan dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa yang dipertuan dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa mulonyo jadi rajo dalam nagari Jambi, lalu melimpah ka Batang Hari sampai ka hulu Batang Sangie, tatkala asa mulonyo jadi Rajo di dalam nagari Jambi 12 Koto Sungai Babi, tatkala masa dahulunyo, itulah kabasaran dan mukjizat, Sultan Bagindo Rabbi, nan dijawek turun tamurun, beroleh derajat nan tinggi di bari Allah Subhanahuwataala, amin ya rabbal alamin.

    4) Adapun yang turun tamurun ka Palembang katurunan di tanah Jawa asal mulonyo jadi Raja ialah, nan banamo Sultan Bagindo Ibnu Rahim, anak cucu Daulat yang dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, Tinggal di dalam Nagari Palembang, malimpah lalu ka Musi, sampai turun ka Bugis Makasar, di dalam laut kaliliang tanah Bugis, ialah darajat dan mukjizat Sultan Bagindo Ibnu Rahim, Khalifatullah Muhammad Rasulullah. Amin

    5) Adapun nan turun tamurun ka nagari Pariaman tatkala, akan badiri, belum banamo Tiku Pariaman, hanyo banamo Sungai Salak, nan tingga didalam nagari Pariaman, ialah nan banamo Sultan Maharajo Dewa, anak cucu Daulat yang dipertuan Nan Sati di dalam Koto Pagaruyung, tatkala asa mulonyo manjadi Rajo di Pariaman, malimpah lalu ka Natal sakuliliangnyo, kurnia Allah subhanahuwataala, baroleh Khalifah dari pado bapaknyo, karena mukjizat Tuanku Nan Sati, dalam Nagari Pagaruyung, Nan Khalifah datang dari dalam syurga jannatun naim. Rahman Muhammad Rasulullah.

    6) Adapun nan turun tamurun dalam nagari Indrapura, tatkala asa mulonyo jadi Raja Indrapura, nan banamo Sultan Muhammad Syah, anak cucu daulat nan dipertuan nan Sati, didalam nagari Pagaruyung, itulah yang mulo-mulo jadi Rajo di Indrapura, balahan tingga di dalam nagari Muko-Muko, Partamuan Rajo Rajo dahulunyo, balun banamo Muko Muko, sakalian hamba rakyat mangko turun ka tanah Padang, hinggo Lawik Nan Sadidiah, lalu ka pulau kaliliangnyo, kapado Rajo Indrapura Kaliling itu, itulah kabasaran Sultan Muhammad Syah Indrapura, nan oleh Khalifah di bari Allah, katurunan Daulat nan dipertuan Sati, Khalillullah di Pagaruyung.

    7) Adapun nan turun tamurun ka dalam nagari Sungai Pagu, iolah nan banamo Sultan Besar, Barambuik Putieh, Bajangguik Merah, anak cucu daulat dipertuan nan Sati, dalam koto Pagaruyung, asa mulonyo jadi Rajo dalam Alam Sungai Pagu, malimpah lalu kabandar Nan Sapuluah, di situlah Rajo nan Barampek, keliliang Alam Sungai Pagu. Semuanya itu beroleh Khalifah, dari pado Tuhan yang banamo Rahman, tatkala manjunjung mangkuto alam nan mamilih Tanah Nan Sakapa di dalam alam nangko, berwasiat Sungai Pagu yang terjadi di dalamnyo.

    Adapun nan turun tamurun ka nagari Indragiri, Sultan Kadhi Indra Sakti, anak cucu daulat nan dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, asa mulonyo manjadi Rajo di nagari Indragiri lalu ka Kuantan sampai ka Riau, kaliling Indragiri Riau, adapun Riau takluk pado Indragiri, Riau baroleh Khalifah dari Indragiri, katurunan daulat nan Sati dari nagari Pagaruyung, itulah daulat na baroleh mukjizat, nan di bari Allah swt Alaihissalam, katurunan Adam di dalam syurga jannatun nain, amin ya rabbalalamin Tuhan Yang Maha Esa.

    Bamulo Sultan Nan Salapan Rajo ialah nan banamo Sultan Rajo Siak anak cucu nan dipertuan dalam nagari Pagaruyung jua adonyo, ialah nan Kerajaannya di nagari Siak Malimpah lalu ka Kualo Kampar.

    Tambo ini ganti baganti, salin basalin, turun tamurun kapado urang tuo kito, datang datang sakarang kini, barubahpun tiak barang sadikit syak dan mungkir akan tambo ini, dimakan kutuk daulat yang dipertuan, dimakan biso kawi dinagari, karena itulah Read the rest of this entry »

    baginda sinang / raja kapiceh | January 16, 2012 at 8:04 am | Reply

    Harimau Campa Dalam Tambo

    Harimau Campa adalah nama seorang tokoh yang disebut-sebut di dalam Tambo Alam Minangkabau. Bersama-sama Kucing Siam, Kambing Hutan dan Anjing Mualim, mereka berempat adalah para pengiring Ninik Sri Maharaja Diraja dan rombongan. Mereka semua adalah para pendekar yang di kemudian hari menjadi orang-orang pertama pendiri cikal bakal Silek Minang. Mereka juga dipercaya sebagai leluhur orang-orang di Luhak Nan Tigo.

    Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 12:14 pm

    wilayah nusantara/antara nusa/antara bangsa,wilayah ketuanan raja sedaulat dunia, minang kabau asal usul rumpun melayu nan indak dapek diragukan lagi .sumber rujukan alam takambang jadi guru dan filosuf lomuik hanyuik .Filosofi Lumuik Hanyuik dan Sejarah Bangsa dan pengembaraan masyarakat Minangkabau
    October 24, 2009 in Hasil Budaya, Hipotesa, Interpretasi, Tarikh
    Lumuik Hanyuik adalah salah satu motif ukiran Minangkabau yang diturunkan dari motif Gandara Scrolls, sebuah warisan budaya yang telah ikut mencatat perjalanan sejarah masyarakat Minangkabau. Dalam khazanah kebudayaan Minangkabau, sebuah motif ukiran bukan hanya sebuah hasil budaya berkesenian yang tanpa makna. Ada sebuah filosofi di balik hasil karya itu, ada latar belakang sejarah yang disimpan didalamnya.
    Motif ukiran Lumuik Hanyuik
    Syair berikut ini menggambarkan latar filosofi dari motif Lumuik Hanyuik :

    Aka lapuak gagangnyo lapuak
    Hiduik nan indak mamiliah tampek
    Asa lai lambah, inyo lah tumbuah
    Dalam aia bagagang juo

    Aia hilia lumuik pun hilia
    Walau tasalek di ruang batu
    Baguba babondong-bondong
    Aia bapasang lumuik bapiuah
    Namun hiduik bapantang mati

    Baitu untuangnyo lumuik
    Indak mancari tampek diam
    Hanyo manompang jo aia hilia
    Indak mamiliah tampek tumbuah
    Asa kasampai ka muaro
    Usah cameh badan kahanyuik

    Baguru kito kalumuik
    Alam takambang jadi guru
    Lahianyo lumuik nan disabuik
    Bathinnyo Adat Minangkabau

    Dilariak di papan tapi
    Ukiran rumah nan di lua
    Gambaran adat hiasan alam
    Pusako salamonyo
    Demikianlah, sebuah motif ukiran dengan gamblang menceritakan perjalanan sejarah orang-orang yang mendirikan Kebudayaan Minangkabau. Entah darimana mereka datang, entah sudah berapa daerah yang mereka lalui, entah sudah berapa lautan yang mereka seberangi dan entah sudah berapa pegunungan yang mereka daki.
    Daerah kekuasaan Dharmasraya =
    Dalam naskah berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3] disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch’ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t’ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t’a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.

    Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 4:19 pm

    bangsa Nusantara/antaranusa/antarabangsa wilayah ketuanan minang kabau ,bapucuak sabana bulek baurek sabana tunggang,dan bahasa minang kabau /bahasa Melayulah yang merupakan induk bagi bahasa serumpun yang terdapat di Nusantara ini.Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa:) Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk
    yang menyebar ke tempat lain.
    ( Bahasa minang kabau/melayu/klon dari bahasa arab,jadi bahasa arab merupakan bahasa tertua di dunia yang bermula dari dalam surga lagi,seterusnya di ikuti dengan bahasa isyarat,1 bahasa arab,2 bahasa minang kabau/bahasa melayu seterusnya bahasa isyarat, ialah bahasa tertua dan bahasa induk daripada bahasa yang lain.

    Sutan Takdir Alisjahbana, ketika menyampaikan Syarahan Umum di Universiti Sains Malaysia (Julai 1987) menggelar bangsa yang berkulit coklat yang hidup di Asia Tenggara, iaitu Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Filipina Selatan sebagai bangsa Melayu yang berasal daripada rumpun bangsa yang satu. Mereka bukan sahaja mempunyai persamaan kulit bahkan persamaan bentuk dan RUPA anggota badan .Pendapat lain yang tidak mengakui bahawa orang Melayu ini berasal dari daratan Asia mengatakan bahawa pada Zaman Kuarter atau Kala Wurn bermula dengan Zaman Ais Besar sekitar dua juta sehingga lima ratus ribu tahun yang lalu. Zaman ini berakhir dengan mencairnya ais secara perlahan-lahan dan air laut menggenangi dataran rendah. Dataran tinggi menjadi pulau. Ada pulau yang besar dan ada pulau yang kecil. Pemisahan di antara satu daratan dengan daratan yang lain berlaku juga kerana berlakunya letusan gunung berapi atau gempa bumi. Pada masa inilah Semenanjung Tanah Melayu berpisah dengan yang lain sehingga kemudian dikenali sebagai Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau lain di Indonesia.Kajian Kern berdasarkan bukti Etnolinguistik memperlihatkan bahawa persamaan perkataan tersebut hanya terdapat di alam Nusantara dengan pengertian yang lebih luas dan perkataan tersebut tidak pula ditemui di daratan Asia Tengah. Ini menunjukkan bahawa penutur bahasa ini tentulah berpusat di tepi pantai yang strategik yang membuat mereka mudah membawa bahasa tersebut ke barat, iaitu Madagaskar dan ke timur hingga ke Pulau Easter di Lautan Pasifik.

    Secara khusus, penyebaran bahasa Melayu itu dapat dilihat di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera, di sepanjang pantai barat Semenanjung Tanah Melayu; di Pulau Jawa terdapat dialek Jakarta (Melayu-Betawi), bahasa Melayu Kampung di Bali, bahasa Melayu di Kalimantan Barat, bahasa Melayu Banjar di Kalimantan Barat dan Selatan, Sabah, Sarawak, dan bahasa Melayu di Pulau Seram.
    Pendapat Marsden bahawa bahasa Melayu yang termasuk rumpun bahasa Nusantara serumpun dengan rumpun bahasa Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia dengan induknya bahasa Austronesia secara tidak langsung memperlihatkan adanya kekerabatan dua bahasa tersebut yang tidak ditemui di Asia Tengah. Penyebaran bahasa Austronesia juga terlihat hanya bahagian pesisir pantai timur (Lautan Pasifik), pantai barat (Lautan Hindi), dan Selatan Asia (kawasan Nusantara) sahaja dan ia tidak masuk ke wilayah Asia Tengah.Jika ditinjau dari sudut ilmu kaji purba pula, penemuan tengkorak yang terdapat di Nusantara ini memberi petunjuk bahawa manusia telah lama ada di sini. Penemuan tersebut di antara lain ialah:1. Pithecanthropus Mojokerto (Jawa), yang kini berusia kira-kira 670,000 tahun.
    2. Pithecanthropus Trinil (Jawa), kira-kira 600,000 tahun.
    3. Manusia Wajak (Jawa), kira-kira 210,000 tahun.

    Jika tiga fosil tersebut dibandingkan dengan fosil Manusia Peking atau Sinanthropus Pekinensis (China) yang hanya berusia kira-kira 550,000 tahun terlihat bahawa manusia purba lebih selesa hidup dan beranak-pinak berdekatan dengan Khatulistiwa. Hal ini diperkuat lagi dengan penemuan fosil tengkorak manusia yang terdapat di Afrika yang dinamai Zinjanthropus yang berusia 1,750,000 tahun. Beberapa hujah ini menambah kukuh kesimpulan Gorys Keraf di atas yang menyatakan bahawa nenek moyang bangsa Melayu ini tentulah sudah sedia ada di Kepulauan Melayu yang menggunakan bahasa keluarga Nusantara.
    Masih ada soalan yang belum terjawab, iaitu jika betul bangsa Melayu ini sememangnya berasal dari Alam Melayu ini, sebelum itu dari manakah asal mereka? Pendapat orang Minangkabau di Sumatera Barat bahawa keturunan mereka ada hubungan dengan pengikut Nabi Nuh, iaitu bangsa Ark yang mendarat di muara Sungai Jambi dan Palembang semasa berlakunya banjir besar seperti yang diungkapkan oleh W. Marsden (1812) masih boleh dipertikaikan.
    Yang agak berkemungkinan disusurgaluri ialah dari salasilah Nabi Nuh daripada tiga anaknya, iaitu Ham, Yafit, dan Sam. Dikatakan bahawa Ham berpindah ke Afrika yang keturunannya kemudian disebut Negro berkulit hitam, Yafit berpindah ke Eropah yang kemudian dikenali sebagai bangsa kulit putih, dan Sam tinggal di Asia menurunkan bangsa kulit kuning langsat. Putera kepada Sam ialah Nabi Hud yang tinggal di negeri Ahqaf yang terletak di antara Yaman dan Oman. Mungkinkah keturunan Nabi Hud yang tinggal di tepi laut, yang sudah sedia jadi pelaut, menyebar ke Pulau Madagaskar di Lautan Hindi hingga ke Hawaii di Lautan Pasifik lebih mempunyai kemungkinan menurunkan bangsa Melayu? Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga ,Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga .Pendahulu2 kita niniak muyang urang Minang dari satu generasi ke generasi berikutnya yang semakin berkembang itu selalu menganjurkan anak kemenakan nya untuk membuka areal baru membentuk taratak selanjutnya jika semakin ramai anak cucu tersebut dibentuk pulalah jorong jo kampung-dusun/desa jo nagari, disusun sesuai ketentuan iaitu minimum sudah ada “nan ba kaampek suku”, walaupun selalu berpindah2 dari satu wilayah ke wilayah lain dan selanjutnya menetap di kantong2 daerah yang lahannya subur dan ikan nya banyak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera dalam rangka mancarikan “nasi nan sasuok, pungguang nan tak basaok dan ameh nan sakauik” namun muyang2 kita itu tetap menjalin hubungan dengan daerah asal yang disebut dalam ketentuan adat:
    – Jauah cinto mancinto
    – Dakek jalang manjalang
    – Jauah mancari suku
    – Dakek mancari indu (induak)
    Namun demikian ketentuan adat yang pokok iaitu ” Basuku bakeh ibu, babangso bakeh bapak” tidak akan hilang begitu saja “indak lakang dek paneh, indak ka lapuak dek hujan” itulah warisan yang diterima dari nenek moyang setiap Generasi Anak Suku Bangsa Minangkabau dimanapun dia beradaL.keturunan Melayu berasal dari Minangkabau? kajian DNA.Keturunan Melayu berasal dari Minangkabau, manakala keturunan minangkabau, cina dan jepun asalnya adalah adik-beradik. (asalnya dahulu sudah ada tulis dalam buku Tambo Minangkabau dan juga Sejarah Melayu karangan asal Tun Sri Lanang, sekarang diperkuatkan lagi dengan penemuan artifak purba dan kajian DNA)

    <– keris purba dijumpai di wilayah Okinawa, Jepun.
    sumber rujukan rasmi kajian DNA itu : https://yentown.us/wp-content/uploads/137/1.pdf
    penerangan lengkap kajian DNA itu : http://humpopgenfudan.cn/p/A/A1.pdf
    • Data di atas membuktikan, raja minang kabau /kerajaan pagaruyung/,raja sedaulat dunia,tuan raja di asia timur ,sudah selayaknya masyrakat dunia seluruhnya beraja kepada raja minang kabau.sebagai pewaris raja islam ,dari keluarga junjungan besar nabi Muhammad S A W ,nabi dan rasul,penghulu seluruh alam .
    • Post Last Edit by hack3line at 5-2-2011 17:01

    Keturunan Melayu berasal dari Minangkabau, manakala keturunan minangkabau, cina dan jepun asalnya adalah adik-beradik. (asalnya dahulu sudah ada tulis dalam buku Tambo Minangkabau dan juga Sejarah Melayu karangan asal Tun Sri Lanang, sekarang diperkuatkan lagi dengan penemuan artifak purba dan kajian DNA)

    <– keris purba dijumpai di wilayah Okinawa, Jepun.

    This recent study is massive and involved a 40-institution, multi-national (though largely Asian) research team that sampled DNA from over 70 populations throughout Asia. The paper used genetic markers called single-nucleotide polymorphisms (SNPs) which are differences in the chemical ‘lettering’ of DNA, in order to infer patterns of ancestry. And whilst the techniques used were esoteric, this collective pan-Asian effort had an aim close to everyone’s hearts: to recover the lost memory of where we came from.

    "Thus, it is relevant that in a study published just this week in the influential journal Science, the Han Chinese (and other East Asians) have been shown to have originally come from Southeast Asia. Instead of being natives of China, the Han Chinese were in fact immigrants who descended from mainland and island Southeast Asia, the latter historically known as the Malay Archipelago."
    sumber rujukan rasmi kajian DNA itu : https://yentown.us/wp-content/uploads/137/1.pdf
    penerangan lengkap kajian DNA itu : http://humpopgenfudan.cn/p/A/A1.pdf
    • Data di atas membuktikan, raja minang kabau /kerajaan pagaruyung/,raja sedaulat dunia,tuan raja di asia timur ,sudah selayaknya masyrakat dunia seluruhnya beraja kepada raja minang kabau.sebagai pewaris raja islam ,dari keluarga junjungan besar nabi Muhammad S A W ,nabi dan rasul,penghulu seluruh alam .

    universiti yang terlibat dalam kajian DNA yang membuktikan bahawa bangsa di timur Asia itu berasal dari DNA Melayu
    1) Chinese National Human Genome Center, Shanghai, CHINA
    2) Institute of Genomics and Integrative Biology, New Delhi,
    3) University of Tokyo, JAPAN
    4) Center for Genome Science, Korea National Institute of Health, Seoul, KOREA
    5) Universiti Sains Malaysia, Kubang Kerian, Kelantan, MALAYSIA
    6) Genome Institute of SINGAPORE
    7) Institute of Biomedical Sciences, Academia Sinica, Taipei, TAIWAN
    8) Affymetrix, Inc. USA

    antara lambang utama kebesaran keturunan diraja Melaka ialah pemakaian potoh naga, sekarang naga menjadi lambang rasmi kerajaan negara cina.

    Sepasang gelang emas berkepala naga,
    POTOH BERNAGA hiasan Paduka Seri,
    Bertambah gagahlah Duli Yang Maha Mulia
    Disarungkan ke lengan kanan dan kiri,
    Di istiadat rasmi kebesaran negara,
    Potoh sebagai lambang kebesaran duli.

    ayat di dalam buku Sulalatus Salatin karangan asal Tun Sri Lanang, pengakuan maharaja cina bahawa keturunan diraja Melayu Melaka dan keturunan diraja cina adalah dari keturunan yang sama.
    “Surat di bawah cerpu raja langit, datang ke atas mahkota raja Melaka. Kita dengar raja Melaka raja besar, sebab itulah maka kita hendak bersahabat, berkasih-kasihan dengan raja Melaka, kerana kita pun daripada anak cucu Raja Iskandar Zul-karnain, sebangsa juga dengan raja Melaka, kerana tiadalah ada dalam alam dunia ini raja-raja yang besar daripada kita. Tiada siapa pun tahu akan bilangan rakyat kita; maka daripada sebuah rumah sebilah jarum kita pintak. Itulah jarumnya sarat sebuah pilau kita kirimkan ke Melaka.’’

    ayat Sultan Mansur Shah kepad raja di Jepun..

    DAFTAR PUSTAKA
    Datoek Toeah. 1976. Tambo Alam Minangkabau. Pustaka Indonesia. Bukit Tinggi.

    Graves, E. E. 2007. Asal-usul Elite Minangkabau Modern. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

    Hall, D. G. E. tanpa tahun. Sejarah Asia Tenggara. Usaha Nasional. Surabaya.

    Kristy, R (Ed). 2007. Alexander the Great. Gramedia. Jakarta.

    Kristy, R (Ed). 2006. Plato Pemikir Etika dan Metafisika. Gramedia. Jakarta.

    Marsden, W. 2008. Sejarah Sumatra. Komunitas Bambu. Depok.

    Olthof, W.L. 2008. Babad Tanah Jawi. Penerbit Narasi. Yogyakarta.

    Samantho, A. Y. 2009. Misteri Negara Atlantis mulai tersingkap?. Majalah Madina Jakarta. Terbit Mei 2009.

    Suwardi MS. 2008. Dari Melayu ke Indonesia. Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta.

    Wikipedia. Ensiklopedi Bebas. http://wikipedia.org.

    Disadur dari buku "Kato Pusako"
    Elok ranahnyo Minangkabau
    Rupo karambia tinggi tinggi
    Cando rumpuik gantie gantielan
    Rupo pinangnyo linggayuran
    Bukik baririk kiri kanan
    Gunuang Marapi jo Singgalang
    Tandikek jo gunuang Sago
    Pasaman jo gunuang Talang
    Aianyo janiah ikannyo jinak
    Laweh alamnyo bakeh tagak
    Sawah batumpuak di nan data
    Ladang babidang di nan lereang
    Sawah bajanjang banda buatan
    Sawah ladang labuah nan pasa
    Taranak kambang padi manjadi
    Buah jaguang maampai suto
    Padi masak jaguang maupiah
    Lah masak padi disawah
    Padi diladang manguniang pulo
    Ladang tabu amnyintak rueh
    Pisang badukuang ditandannyo
    Antimun mangarang bungo
    Batang labu marangtang tali
    Buah taruang ayun ayunan
    Buah lado manbintang timue
    Buah kacang taji tajian
    Anak rancak minantu malin
    Sajak durian ditakuak rajo
    Sialang balantak basi
    Buayo nan putiah daguak
    Sirangkak nan badangkang
    Sampai taratak aia hitam
    Sampai riak nan badabua
    Sampai kabateh indrapuro
    Sampai ka siak indragiri
    Hinggo sipisak pisau hanyuik
    Sampai sikilang aia bangih.
    dima asa titiak palito
    Dibaliak telong nan batali
    Dimano asa niniak kito
    Dari lereang gunuang marapi
    Di galundi nan baselo
    Dakek bukik siguntang guntang
    Di sinan lurah satungka banang
    Sinan lurah ndak baraia
    disinan bukik ndak barangin
    Sinanlah banta barayun
    Disinan batu hamparan putiah
    Panakiak pisau sirauik
    Ambiak galah batang lintabuang
    Salodang ambiak ka nyiru
    Nan satitiak jadikan lauik
    Nan sakapa jadikan gunuang
    Alam takambang jadikan guru
    Bungka ganok manahan cubo
    Ameh batu manahan uji
    Naraco pantang bapaliang
    Anak nagari sakato hati
    Satapak bapantang suruik
    Salangkah pantang kumbali
    ado pun kasadonyo kito di Minangkabau
    Nan disungkuik langik nan ditanai bumi
    Nan saedaran kuliliang gunuang marapi
    Nan mahuni daerah bagian baraik
    Samato lah banamo pulau andaleh
    Bapandirian bak kato nan tuo tuo
    Pulai juo nan batingkek naiak
    Maninggakan rueh jo buku
    Manusia nan bapangkek turun
    Maninggakan adaik jo limbago
    Gajah mati maninggakan gadiang
    Harimau mati maninggakan balang
    Manusia mati maninggakan jaso
    Lah jadi kabiasaan bagi kito
    Rantau nan barajo
    Luhak nan bapanghulu
    Lah dibiasokan pulo dek adaik kito
    Adaik nagari nagari nan batuo
    Mambuang sagalo nan Buruak
    Mamakai sagalo nan baiak
    Nan sasuai pulo jo kato nabi
    Malarang urang babuek jahek
    Manyuruah urang babuek baiak
    Mulai sajak maso dahulu
    Sampai pulo pado maso kini
    Sajak samulo sumua di gali
    Sajak mulo nagari dihuni
    Adaik dipakai, syarak nan lazim
    Duo hukum nan lah digunokan
    Hukum adaik jo hukum Syarak.
    (KP
    Pidato Pasambahan Adat
    BATAGAK GALA PANGHULU
    Bismillahirrahmaanir Rahim. Assalamua’alaikum Wr, Wb.
    Mintak ampun hambo kapado Allah, maaf dimintak ka nan banyak, niniak mamak jo panghulu, nan gadang basa batuah, nan ba pucuak sabana bulek, nan ba urek sabana tunggang, alim ulamo jo tuanku, cadiak pandai pagaran kokoh, dubalang jo ampang limo, jo manti pagawai adat, nan mudo arih budiman, bundo kanduang samo di dalam.
    Manyurek di ateh pintu, mangarang di tapak tangan, malompek nak basitumpu, mancancang nak balandasan, di Datuak ___(anu)___ tibonyo sambah. Sakali hambo manyambah, sapatah rundiang nan lalu, walau datuak surang nan disambah, batin bakeh sagalo panghulu, ujuiknyo sambah ka nan banyak, sa ujuik sambah jo simpuah.
    Apolah nan ka ambo pasambahkan. Sijoroang manggali lambah, mamakai baju biludu gandum, kok tadorong ambo manyambah, sakali gawa baribu ampun.
    Gulamo mudiak ka hulu, mati disemba ikan tilan, kanailah anak bada balang, pusako niniak dahulu, lai babuhue bakanakan, kini manjadi undang-undang, nan satitiak bapantang hilang, nan sabarih bapantang lupo, sampai kini bapakai juo.
    Takalo maso daulu, dimusim maso saisuak, katiko langik basintak ka ateh, katiko bumi basintak turun, sajak kudo mangunyah loyang, sarasah sa pulau paco, salembang sa lubuak agam, asa solok duo salayo, tigo padang ampek kumpani, limo jo adat Minangkabau, asa mulo kalau dikaji.
    Dek warih jawek ba jawek, pusako tolong batolong, sampai sakarang iko kini, nan soko turun tamurun, pusako jawek bajawek, iyo di alam Minangkabau.
    Sajak dari sirangkak nan badangkang, buayo putiah daguak, sampai kapintu rajo hilie, durian ditakuak rajo. Sapisak pisau hanyuik, sialang balantak buai, dakek aie babaliak mudiak. Sailiran batang bangkaweh, sampai sikilang aie bangih, hinggo ombak nan badabua, pasisia banda sapuluah, hinggo taratak batu hitam, sampai ka tanjuang batu simalidu.
    Di dalam luak nan tigo, sarato rantau jo pasisie. Nan tuo tanah data, nan bungsu luak 50, nan tangah luak agam.
    Nan manuruik bari jo balabehnyo, nan banamo luak tanah data, iyo nan babatu bungo satangkai, nan basungai bakayu tarok, nan bakampuang di baliak labuah, nan banamo dusun tuo, balimo kaum disinan, sambilan koto didalam, duo baleh koto dilua.
    Nan banamo luak Agam, iyo nan saliliek gunuang marapi, nan saedaran gunuang pasaman, sajajaran gunuang singgalang, jo sarato gunuang tandikek, sahinggo lado salah mudiak, sahinggo dusun tongga hilie.
    Baitupun luak 50, dari sikokoh pinang tuo, sahinggo sapisak pisau hanyuik, sialang balantak basi, sahinggo sasauak sungai rimbang.
    Dek niniak moyang maso itu, dibuek dusun jo taratak, sabalun ba koto ba nagari, sawah gadang satampang banieh, makanan urang tigo luak, sarato rumah dengan tanggo.
    Dek lamo musim bajalan, alam batambah leba juo, urang batambah kambang pulo, dibuek adat dikarang undang, disusun tangkai ciek-ciek, dibuhua dikabek arek, dipakukan katiang panjang.
    Dibuek adat ampek rupo, partamo suri tuladan, kaduo ukua dengan jangko, katigo barih jo balabeh, ka ampek cupak dengan gantang. Dikarang undang nan ampek, undang luak dengan rantau. Luak dibari ba panghulu, kok rantau diagieh barajo. Nan sokonyo turun tamurun, pusakonya jawek-bajawek, sampai sakarang iko kini.
    Urang padang mahanyuah banang, dikumpa mako dilipek, dilipek lalu dipatigo. Kok dirantang namuahnyo panjang, elok dikumpa nak nyo singkek, singkek sakiro sapaguno. Ujuik sambah buah rundiangan, nyato tawalak ka ukuran, tabayang barih balabeh, bana bak andai kato bida, dek curiang barih dahulu, dek andai pusako lamo, kok basiang di nan tumbuah, jikok manimbang din an ado, tumbuah sarupo iko kini.
    Ramo-ramo si kumbang jati, ketik endah pulang ba kudo, patah tumbuah hilang baganti, pusako lamo baitu juo.
    Biriek-biriek tabang ka samak, dari samak ka halaman, patahsayok tabang baranti, tasuo di tanah bato. Dari niniek turun ka mamak, dari mamak ka kamanakan, patah tumbuah hilang bag anti, pusako dibao dek nan mudo.
    Adat pulai bapangkek naiek, maninggakan rueh dengan buku, manusia bapangkek turun, maninggakana adat jo pusako. Mati datuak baganti datuak, nan gala tatap bak samulo.
    Tantangan wajah sarupo iko, lah bulek aie ka pambuluah, lah bulek kato ka mufakat, bulek lah bulieh digolekkan, pipieh lah buliah dilayangkan. Tibo di adat lah ba isi, kok limbago lah batuang, kok tanduak samo ditanam kok darah samo dikacau, kok dagiang samo dilapah. Manuruik adat nan bapakai, kok ketek babari namo, lah gadang babari gala. Dek ketek banamo ____ si anu ____, kini bagala Datuak ______________ si anu_____.
    Tantangan limbago na baitu, dek ketek banamo ____si anu_________, kini bagala Datuak ____si anu______, iyo nak samo kito sahamparan, samo sahilie jo samudiak. Kok utang nan ka mambayie, kok piutang nan ka manarimokan, kok kusuik nan ka manyalasai, jikok karuah nan ka manjaniahi.
    Nak bahimbaukan di pakan na rami, dilewakan di labuah nan goleang, kapado urang di nagari.
    Marabah sadundun dengan balam, sikok barulang pamandi, sambah sadundun dengan salam, kato harap dibunisi, sakian sajo sambah pado datuak.
    Filosofi Lumuik Hanyuik dan Sejarah Bangsa dan pengembaraan masyarakat Minangkabau
    October 24, 2009 in Hasil Budaya, Hipotesa, Interpretasi, Tarikh
    Lumuik Hanyuik adalah salah satu motif ukiran Minangkabau yang diturunkan dari motif Gandara Scrolls, sebuah warisan budaya yang telah ikut mencatat perjalanan sejarah masyarakat Minangkabau. Dalam khazanah kebudayaan Minangkabau, sebuah motif ukiran bukan hanya sebuah hasil budaya berkesenian yang tanpa makna. Ada sebuah filosofi di balik hasil karya itu, ada latar belakang sejarah yang disimpan didalamnya.
    Motif ukiran Lumuik Hanyuik
    Syair berikut ini menggambarkan latar filosofi dari motif Lumuik Hanyuik :

    Aka lapuak gagangnyo lapuak
    Hiduik nan indak mamiliah tampek
    Asa lai lambah, inyo lah tumbuah
    Dalam aia bagagang juo

    Aia hilia lumuik pun hilia
    Walau tasalek di ruang batu
    Baguba babondong-bondong
    Aia bapasang lumuik bapiuah
    Namun hiduik bapantang mati

    Baitu untuangnyo lumuik
    Indak mancari tampek diam
    Hanyo manompang jo aia hilia
    Indak mamiliah tampek tumbuah
    Asa kasampai ka muaro
    Usah cameh badan kahanyuik

    Baguru kito kalumuik
    Alam takambang jadi guru
    Lahianyo lumuik nan disabuik
    Bathinnyo Adat Minangkabau

    Dilariak di papan tapi
    Ukiran rumah nan di lua
    Gambaran adat hiasan alam
    Pusako salamonyo
    Demikianlah, sebuah motif ukiran dengan gamblang menceritakan perjalanan sejarah orang-orang yang mendirikan Kebudayaan Minangkabau. Entah darimana mereka datang, entah sudah berapa daerah yang mereka lalui, entah sudah berapa lautan yang mereka seberangi dan entah sudah berapa pegunungan yang mereka daki.
    Pengaruh Kerajaan Inderapura
    Pengaruh Kerajaan Inderapura amat luas. Bandaro Harun (Harunsyah Sultan Bengawan), ke Brunei (1625) disebut ayah Dato Godan salah seorang leluhur Dipetuan Sultan Haji Hasanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah. Rajo Putih Inderapura ke Natal dan mendirikan Kerajaan Lingga Pura di sana kemudian dikenal leluhur dari Sutan Syahrir dan Sutan Takdir Alisjahbana (Putri Bulkis Alisjahbana, 1996:43-44). Dari asal Puti Inderapura pindah ke Mukomuko dan Bintuhan, terbuka pula tabir rahasia adanya hubungan Megawati Sukarno Putri dengan Kesultanan Inderapura, ketika event pemberian gelar Puti (dari Mukomuko dan Bintuhan dulu bagian dari Kesultanan Inderapura) kepadanya di Bengkulu tahun 2001. Taufik Kemas dalam acara itu memakai tutup kepala dari Bintuhan kemudian memakai yang dari Mukomuko (Agus Yusuf dari Sutan Aminullah, 2003).
    1984 Alam Takambang Jadi Guru: Jakarta
    (Sumber : Minangkabau Tanah Pusaka – Tambo Minangkabau)CERITA NAGA SIKATI MUNO.Kerajaan Pertama di Gunung Marapi
    October 25, 2009 in Mitos, Tambo
    1. Maharaja yang Bermahkota
    Dikatakan pula oleh Tambo, bahwa dalam pelayaran putera-putera Raja Iskandar Zulkarnain tiga bersaudara, dekat pulau Sailan mahkota emas mereka jatuh ke dalam laut. Sekalian orang pandai selam telah diperintahkan untuk mengambilnya. Tetapi tidak berhasil, karena mahkota itu dipalut oleh ular bidai di dasar laut. Cati Bilang Pandai memanggil seorang pandai mas. Tukang mas itu diperintahkannya untuk membuat sebuah mahkota yang serupa. Setelah mahkota itu selesai dengan pertolongan sebuah alat yang mereka namakan “void(0) camin taruih” untuk dapat menirunya dengan sempurna. Setelah selesai tukang yang membuatnya pun dibunuh, agar rahasia tidak terbongkar dan jangan dapat ditiru lagi.
    Waktu Sri Maharaja Diraja terbangun, mahkota itu diambilnya dan dikenakannya diatas kepalanya. Ketika pangeran yang berdua lagi terbangun bukan main sakit hati mereka melihat mahkota itu sudah dikuasai oleh si bungsu. Maka terjadilah pertengkaran, sehingga akhirnya mereka terpisah.
    Sri Maharaja Alif meneruskan pelayarannya ke Barat. Ia mendarat di Tanah Rum. Sri Maharaja Dipang membelok ke Timur, memerintah negeri Cina dan menaklukkan negeri Jepang.
    2. Galundi Nan Baselo
    Sri Maharaja Diraja turun sedikit ke bawah dari puncak Gunung Merapi membuat tempat di Galundi Nan Baselo. Lebih ke baruh lagi belum dapat ditempuh karena lembah-lembah masih digenangi air, dan kaki bukit ditutupi oleh hutan rimba raya yang lebat. Mula-mula dibuatlah beberapa buah taratak. Kemudian diangsur-angsur membuka tanah untuk dijadikan huma dan ladang. Teratak-teratak itu makin lama makin ramai, lalu tumbuh menjadi dusun, dan Galundi Nan Baselo menjadi ramai.
    Sri Maharaja Diraja menyuruh membuat sumur untuk masing-masing isterinya mengambil air. Ada sumur yang dibuat ditempat yang banyak agam tumbuh dan pada tempat yang ditumbuhi kumbuh, sejenis tumbuh-tumbuhan untuk membuat tikar, karung, kembut dsb. Ada pula ditempat yang agak datar. Ditengah-tengah daerah itu mengalir sebuah sungai bernama Batang Bengkawas. Karena sungai itulah lembah Batang Bengkawas menjadi subur sekali.
    Beratus-ratus tahun kemudian setelah Sri Maharaja Diraja wafat, bertebaranlah anak cucunya kemana-mana, berombongan mencari tanah-tanah baru untuk dibuka, karena air telah menyusut pula. Dalam tambo dikatakan “Tatkalo bumi barambuang naiak, aia basintak turun”.
    Keturunan Sri Maharaja Diraja dengan “si Harimau Campa” yang bersumur ditumbuhi agam berangkat ke dataran tinggi yang kemudian bernama “Luhak Agam” (luhak = sumur). Disana mereka membuka tanah-tanah baru. Huma dan teruka-teruka baru dikerjakan dengan sekuat tenaga. Bandar-bandar untuk mengairi sawah-sawah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
    Keturunan “Kambing Hutan” membuka tanah-tanah baru pula di daerah-daerah Gunung Sago, yang kemudian diberi nama “Luhak 50 Koto” (Payakumbuh) dari luhak yang banyak ditumbuhi kumbuh.
    Keturunan “Anjing yang Mualim” ke Kubang Tigo Baleh (Solok), keturunan “Kucing Siam” ke Candung-Lasi dan anak-anak raja beserta keturunannya dari si Anak Raja bermukim tetap di Luhak Tanah Datar. Lalu mulailah pembangunan semesta membabat hutan belukar, membuka tanah, mencencang melateh, meneruka, membuat ladang, mendirikan teratak, membangun dusun, koto dan kampung.
    3. Kedatangan Sang Sapurba
    Tersebutlah kisah seorang raja bernama Sang Sapurba. Di dalam tambo dikatakan “datanglah ruso dari lauik”. Kabarnya dia sangat kaya bergelar Raja Natan Sang Sita Sangkala dari tanah Hindu. Dia mempunyai mahkota emas yang berumbai-umbai dihiasai dengan mutiara, bertatahkan permata berkilauan dan ratna mutu manikam.
    Mula-mula ia datang dari tanah Hindu. Ia mendarat di Bukit Siguntang Maha Meru dekat Palembang. Disana dia jadi menantu raja Lebar Daun. Dari perkawinannya di Palembang itu dia memperoleh empat orang anak, dua laki-laki yaitu Sang Nila Utama, Sang Maniaka; dua perempuan yaitu Cendera Dewi dan Bilal Daun.
    Pada satu hari Sang Sapurba ingin hendak berlayar menduduki Sungai Indragiri. Setelah lama berlayar, naiklah dia ke darat, akhirnya sampai di Galundi Nan Baselo. Waktu itu yang berkuasa di Galundi Nan Baselo ialah Suri Dirajo, seorang dari keturunan Sri Maharaja Diraja. Suri Diraja tekenal dengan ilmunya yang tinggi, ia bertarak di gua Gunung Merapi. Karena ilmunya yang tinggi dan pengetahuannya yang dalam, ia jadi raja yang sangat dihormati dan disenangi oleh penduduk Galundi Nan Baselo dan di segenap daerah. Ia juga bergelar Sri Maharaja Diraja, gelar yang dijadikan gelar keturunan raja-raja Gunung Merapi.
    Anak negeri terheran-heran melihat kedatangan Sang Sapurba yang serba mewah dan gagah. Orang banyak menggelarinya “Rusa Emas”, karena mahkotanya yang bercabang-cabang. Oleh karena kecerdikan Suri Dirajo, Sang Sapurba dijadikan semenda, dikawinkan dengan adiknya bernama Indo Julito. Sang Sapurba adalah seorang Hindu yang beragama Hindu. Dia menyembah berhala. Lalu diadakan tempat beribadat di suatu tempat. Tempat ini sampai sekarang masih bernama Pariangan (per-Hiyang-an = tempat menyembah Hiyang / Dewa). Dan disitu juga terdapat sebuah candi buatan dari tanah tempat orang-orang Hindu beribadat. Ada juga yang mengatakan tempat itu adalah tempat beriang-riang.
    4. Raja yang Hanya Sebagai Lambang
    Sang Sapurba lalu dirajakan dengan memangku gelar Sri Maharaja Diraja juga. Tetapi yang memegang kendali kuasa pemerintahan tetap Suri Dirajo sebagai orang tua, sedangkan sang sapurba hanya sebagai lambang.
    Untuk raja dengan permaisurinya dibuatkan istana “Balairung Panjang” tempatnya juga memerintah. Istana ini konon kabarnya terbuat dari : tonggaknya teras jelatang, perannya akar lundang, disana terdapat tabuh dari batang pulut-pulut dan gendangnya dari batang seleguri, getangnya jangat tuma, mempunyai cenang dan gung, tikar daun hilalang dsb.
    Karena Pariangan makin lama makin ramai juga Sang Sapurba pindah ke tempat yang baru di Batu Gedang. Seorang hulubalang yang diperintahkan melihat-lihat tanah-tanah baru membawa pedang yang panjang. Banyak orang kampung yang mengikutinya. Mereka menuju ke arah sebelah kanan Pariangan. Terdapatlah tanah yang baik, lalu dimulai menebang kayu-kayuan dan membuka tanah-tanah baru. Selama bekerja hulubalang itu menyandarkan pedang yang panjang itu pada sebuah batu yang besar. Banyak sekali orang yang pindah ke tempat yang baru itu. Mereka berkampung disitu, dan kampung baru tempat menyandarkan pedang yang panjang itu, sampai sekarang masih bernama Padang Panjang.
    Lama kelamaan Padang Panjang itu jadi ramai sekali. Dengan demikian Pariangan dengan Padang Panjang menjadi sebuah negeri, negeri pertama di seedaran Gunung Merapi di seluruh Batang Bengkawas, yaitu negeri Pariangan Padang Panjang. Untuk kelancaran pemerintahan perlu diangkat orang-orang yang akan memerintah dibawah raja. Lalu bermufakatlah raja dengan orang-orang cerdik pandai. Ditanam dua orang untuk Pariangan dan dua orang pula untuk Padang Panjang. Masing-masing diberi pangkat “penghulu” dan bergelar “Datuk”. • Dt. Bandaro Kayo dan Dt. Seri Maharajo untuk Pariangan • Dt. Maharajo Basa dan Dt. Sutan Maharajo Basa untuk Padang Panjang. Orang-orang yang berempat itulah yang mula-mula sekali dijadikan penghulu di daerah itu. Untuk rapat dibuat Balai Adat. Itulah balai pertama yang asal sebelum bernama Minangkabau di Pariangan.
    5. Sikati Muno
    Seorang orang jahat yang datang dari negeri seberang tiba pula di daerah itu. Karena tubuhnya yang besar dan tinggi bagai raksasa ia digelari orang naga “Sikati Muno” yang keluar dari kawah Gunung Merapi.
    Rakyat sangat kepadanya dan didongengkan mereka, bahwa naga itu tubuhnya besar dan panjangnya ada 60 depa dan kulitnya keras. Ia membawa bencana besar yang tidak terperikan lagi oleh penduduk. Kerjanya merampok dan telah merusak kampung-kampung dan dusun-dusun. Padi dan sawah diladang habis dibinasakannya. Orang telah banyak yang dibunuhnya, laki-laki, perempuan dan gadis-gadis dikorbankannya. Keempat penghulu dari Pariangan-padang Panjang diutus Suri Drajo menghadap Sang Sapurba di Batu Gedang tentang kekacauan yang ditimbuklan oleh Sikati Muno. Untuk menjaga prestisenya sebagai seorang semenda, Sang Sapurba lalu pergi memerangi Sikati Muno. Pertarungan hebat pun terjadi berhari-hari lamanya. Pedang Sang Sapurba sumbing-sumbing sebanyak seratus sembilan puluh. Akhirnya naga Sikati Muno itu mati dibunuh oleh Sang Sapurba dengan sebilah keris. Keris tersebut dinamakan “Keris Sikati Muno”, keris bertuah, tak diujung pangkal mengena, jejak ditikam mati juga.
    Sejak itu amanlah negeri Pariangan-Padang Panjang, dan semakin lama semakin bertambah ramai. Oleh sebab itu Sang Sapurba memerintahkan lagi mencari tanah-tanah baru. Pada suatu hari raja sendiri pergi keluar, melihat-lihat daerah yang baik dijadikan negeri. Dia berangkat bersama-sama dengan pengiring-pengiringnya. Ia sampai pada suatu tempat mata air yang jernih keluar dari bawah pohon tarab. Sang Sapurba berpikir, tanah itu tentu akan subur sekali dan baik dijadikan negeri. Lalu diperintahkannyalah membuka tanah-tanah baru ditempat itu. Sampai sekarang tanah itu dinamakan Sungai Tarab. Kemudian hari jadi termasyhur, tempat kedudukan “Pamuncak Koto Piliang” Dt. Bandaharo di Sungai Tarab. Selain itu raja menemui pula setangkai kembang teratai di daerah itu, kembang yang jadi pujaan bagi orang-orang Hindu. Raja menyuruh mendirikan sebuah istana di tempat itu. Setelah istana itu siap raja lalu pindah bertahta dari Pariangan-Padang Panjang ke tempat yang baru itu, yang kemudian dinamakan negeri Bungo Satangkai, negeri yang kedua sesudah Pariangan-Padang Panjang.

  54. ushalli makrifatullah nur shahidan namo langiknyo,shahdan jaran namo buminyo ,bapucuak cawang ka langik ,ba urek tambang ka bumi,tambangan basi karasani ,di sinan si alih badiri ,di sinan padang tak batunggua,di sinan lauik tak ba ombak,di sinan kaik nan tacakah,di sinan hayaik dang kudareik,di sinan hiduik nan tak mati…..

  55. minang kabau tempat asalnya undang undang serta hukum alam, yang di ciptakan yang tertuang dari pada surga,sebelum di sempurnakan dengan kedatangan undang undang serta hukum yang terkandung dalam agama islam ,yang dibawakan oleh junjungan besar nabi muhammad s a w,imam, para nabi serta penghulu segala rasul,utusan tuhan/allah taala, berupa kitab suci al qur an dan kitab hadis rasulullah s a w ,sebagai rahmat untuk seluruh alam,dalam bentuk filosof alam takambang jadi guru,suatu fisafat yang dikenal pasti pada awal tamadun umat manusia ,yang akan di pakai dari awal zaman sampai akhir zaman,tertuang dalam bentuk ,kata dan peribahasa,tak lapuk karena hujan dan rusak sebab panas,zaman bertukar,masa berganti,inilah 2 kitab sumber hukum serta undang undang yang tidak akan habis rahasianya ,selama lamanya sampai bila bila dan,sepanjang masa.Lumuik Hanyuik adalah salah satu motif ukiran Minangkabau yang diturunkan dari motif Gandara Scrolls, sebuah warisan budaya yang telah ikut mencatat perjalanan sejarah bangsa dan masyarakat Minangkabau. Dalam khazanah kebudayaan Minangkabau, sebuah motif ukiran bukan hanya sebuah hasil budaya berkesenian yang tanpa makna. Ada sebuah filosofi di balik hasil karya itu, ada latar belakang sejarah yang disimpan didalamnya.
    Motif ukiran Lumuik Hanyuik
    Syair berikut ini menggambarkan latar filosofi dari motif Lumuik Hanyuik :

    Aka lapuak gagangnyo lapuak
    Hiduik nan indak mamiliah tampek
    Asa lai lambah, inyo lah tumbuah
    Dalam aia bagagang juo

    Aia hilia lumuik pun hilia
    Walau tasalek di ruang batu
    Baguba babondong-bondong
    Aia bapasang lumuik bapiuah
    Namun hiduik bapantang mati

    Baitu untuangnyo lumuik
    Indak mancari tampek diam
    Hanyo manompang jo aia hilia
    Indak mamiliah tampek tumbuah
    Asa kasampai ka muaro
    Usah cameh badan kahanyuik

    Baguru kito kalumuik
    Alam takambang jadi guru
    Lahianyo lumuik nan disabuik
    Bathinnyo pusako, Adat Minangkabau

    Dilariak di papan tapi
    Ukiran rumah nan di lua
    Gambaran adat hiasan alam
    Pusako salamonyo

  56. ADA SIAPA DARI KALANGAN ORANG ISLAM YANG MENGETAHUI BAHWA KESELURUHAN HIDUP INI ADALAH IBADAH ,BAHWA JALAN MENUJU KEPADA ALLAH ITU SEBANYAK NAFAS YANG KELUAR MASUK TUBUH BADAN MAKHLUQ ITU SENDIRI,APA BETUL NI PAK USTAZ TUNGGU JAWAPANYA YA….

  57. datuak bolang /datuk hang tuah
    kata kunci asal usul datuk hang tuah
    web site
    ASAL MUASAL PENDEKAR KUANTAN
    Pada jaman ± 1500 M Kerajaan Pagar Ruyung masih memeluk agama Hindu pada masa Raja Paku Alam II. Kerajaan Pagar Ruyung adalah kerajaan Minang Kabau yang terbesar dan termansyur pada saat itu. Pada masa itu datanglah penyiar agama Islam ketanah Pagar Ruyung dari Persia yang bernama Syech Burhanudin. Agama islam yang diajarkan oleh Syech Burhanudin awalnya ditolak oleh pihak kerajaan dan masyarakat tetapi Syech Burhanudin selalu melakukan pendekatan-pendekatan dengan penduduk Minang Kabau baik penetrasi melalui budaya tempatan maupun dari rumah kerumah. Syech Burhanudin menyebarkan agama Islam tidak sendirian tetapi dia dibantu oleh murid-muridnya, Malin nan Putiah adalah murid Syech Burhanudin yang terkenal pada saat itu.
    Dalam adat Minang Kabau istri Raja atau permaisuri disebut dengan Bundo Kanduang. Adik kandung perempuan dari Bundo Kanduang bernama Bundo Panjago Adat dan suami dari Bundo Panjago Adat bernama Datuak Panjago Nagori. Akibat Bundo Kanduang tidak memiliki keturunan dengan Raja Paku Alam II maka dia mengangkat anak dari anak Bundo Panjago Adat anak tersebut bernama Siti Hasimah. Siti Hasimah dibesarkan dalam lingkungan relegius dan adat-istiadat Minang Kabau, dia anak kesayangan dari Bundo Kanduang. Siti Hasimah mempunyai guru ngaji bernama Malin nan Putiah, murid dari Syech Burhanudin yang akhirnya Malin nan Putiah tersebut mempersunting Siti Hasimah menjadi istrinya. Perkawinan Siti Hasimah dengan Malin nan Putiah menghasilkan tiga orang keturunan atau pangeran. Anak pertamanya diberi nama Ahmad, anak kedua dengan nama Syarif dan anak ketiga dengan nama Ali. Siti Hasimah belajar silat melalui mimpi, ini didapatkannya karena Penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dan nilai-nilai relegius yang diamalkan Siti Hasimah disertai rajin membaca kitab suci Al-Qur’an dan melaksanakan ibadah Sholat wajib dan sholat malam. Siti Hasimah yang dalam sapaan kependekarannya bernama “Inyiak Simah atau Olang Bagegah” mempunyai dua orang saudara kandung yaitu Siti Fatimah dan Siti Halimah serta satu orang saudara angkat yaitu Ismail yang bergelar dengan nama Datuak Bolang.
    Akibat kekacauan yang terjadi didalam kerajaan Pagar Ruyuang maka Inyiak Simah pergi merantau ke hilir daerah Minang Kabau untuk menyebarkan agama Islam, tiga orang putranya dititipkannya dengan pamannya yaitu Datuak Bolang sekaligus belajar ilmu beladiri/silat dengan Datuak Bolang tersebut. Akhir petualangan Inyiak Simah singgah disebuah negeri disalah satu didaerah aliran sungai Kuantan yang pada saat itu negeri tersebut belum ada nama, karena belum ada nama maka Inyiak Simah memberi nama tersebut dengan nama Pangean, nama tersebut terinspirasi dari nama daerah kampung halaman orang tua Inyiak Simah yaitu Pangian diLintau. Dari sinilah dikenal asal muasal nama Pangean dan silat Pangean yang dikenal ke penjuru negeri. Negeri tersebut berada diwilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau.
    Dinegeri baru tersebut Inyiak Simah menetap. Selang beberapa tahun Inyiak Simah merantau hal tersebut menimbulkan kegelisahan dari suaminya Malin nan Putiah, oleh sebab itu Malin nan Putiah mengutus Datuak Bolang dan ketiga anaknya untuk mencari Inyiak Simah. Akhirnya Inyiak Simah bertemu dengan Datuak Bolang, Ahmad, Syarif dan Ali dinegeri Pangean. Di Pangean inilah Inyiak Simah dan anak-anaknya menyusun kekuatan dan mengajarkan Silat kepada anak-anaknya.
    Datuak Malin nan Putiah akhirnya menyusul mencari Inyiak Simah dan anak-anaknya dengan hilir kemelalui sungai Batang Kuantan, pencarian Datuak Malin nan Putiah tidak sia-sia, dia menemukan anak dan istrinya di Pangean. Datuak Malin nan Putiah membujuk istrinya untuk pulang ke Pagar Ruyung tetapi ditolak oleh istrinya karena udah merasa nyaman dan tentram hidup didaerah baru tersebut (red:Pangean), dan pada akhirnya terjadi pertengkaran dan perkelahian antara Inyiak Simah dan Datuak Malin nan Putiah, sebelum berkelahi mereka mengadakan perjanjian yaitu jika Inyiak simah Kalah maka dia bersedia untuk pulang ke Pagar Ruyung dan sebaliknya. Didalam perkelahian itu terucaplah beberapa petuah oleh Inyiak Simah yaitu “ somuik bah iriang tah pijak indak mati alu tah aruang patah tigo, makan abih-abih manyuruak hilang-hilang, ompek ganjial limo gonok” makna petuah tersebut sangat dalam maknanya dan memiliki nilai spritual dalam silat Pangean. Akhirnya pertempuran itu dimenangkan oleh Inyiak Simah dan Malin nan Putiah akhirnya mengikuti keinginan Inyiak Simah dan menetap di Pangean.
    Didalam gelar kepandekaran Ahmad dikenal dengan nama Pendekar Baromban Bosi, dia sebagai seorang yang mengerti dan memahami agama dan hukum adat-istiadat. Syarif dikenal dengan nama pendekar dari Utara yang menyebarkan Silat dan agama islam kearah Utara Pangean dan Ali bergelar Pendekar dari Selatan yang menyebarkan silat dan agama islam kearah selatan Pangean. Sedangkan Datuak Bolang melakukan ekspansi agama islam dan menyebarkan agama Islam kearah Melayu Kepulauan atau Terempak Natuna dan Malaka. Datuak Bolang ini lah yang nantinya bergelar Hang Tuah didaerah perantauan.
    Tanah Pangean terkenal pula dengan persilatannya, nama yang tak asing bagi pesilat di Kuantan. Silat ini diwariskan secara turun temurun. Silat Pangean diajarkan kepada anak dan kemenakan. Dalam gerakan, silat Pangean dikenal dengan gerak lembut dan gemulai. Meski begitu setiap gerakan menyimpan efek yang mematikan. Aliran silat Pangean ada dua jenis yaitu Pangean Bathino yang langsung dwariskan oleh Inyiak Simah dan Pangean jantan yang diwariskan oleh Datuak Bolang. Pangean jantan gerakannya sedikit kasar dan dipergunakan untuk perang atau pasukan terdepan dalam siasat perang adat Pangean, terkadang Pangean Jantan ini banyak disalah gunakan oleh pesilat Pangean kearah kiri atau ketabiat negatif. Sedangkan Pangean bathino gerakannya yang lemah gemulai dan lunak diperuntukan bagi pangeran-pangeran kerajaan atau keturunan raja, aliran Pangean Bathino ini dikenal dengan nama khas sebagai ilmu pangean kebathinan. Jadi Silat Pangean Jantan berasal dari Lintau yang diwariskan oleh Datuak Bolang dan Pangean Bathino berasal dari Pangean saluh satu daerah diKabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.
    Kini, dalam mencapai tujuan pengembangan silat dan dalam rangka melestarikan kebudayaan masyarakat Pangean, penghulu adat membuka laman silat di samping Mesjid Koto Tinggi Pangean. Sebuah bukit di Pangean yang bernama Bukit Sangkar Puyuh sekarang Koto Tinggi Pangean. Nama bukit ini diambil dari bentuknya yang memang seperti Sangkar Burung Puyuh. Di sini sebuah balai adat didirikan. Selain itu, dalam rangka pemerataan keterampilan silat, para guru silat Pangean memberi izin untuk dibukanya laman silat di masing-masing banjar. Dalam penerapannya, silat Pangean terdiri dari permainan dan pergelutan. Tarian silat sambut menyambut serangan ini sering dimainkan di halaman. Hal ini berbeda dalam pengajaran silat kepada murid tingkat atas yang dilakukan di rumah. Silat didalam rumah ini yang disebut dengan Silat Pangean Kebathinan. Seiring berjalannya waktu silat Pangean mendapat perhatian yang luas. Tidak hanya di rantau Kuantan, tapi mulai dikenal di Indragiri dan daerah Riau lainnya. Bahkan pengaruh silat Pangean juga tumbuh diluar negeri seperti di Negara Malaysia, Singapura dan Pathani Thailand.

    Kerabat diraja Pagaruyung
    Kerajaan Inderapura

    Kerajaan Negeri Sembilan

    Kesultanan Siak Sri Inderapura

    edit

    [sunting] Aparat pemerintahan
    Setelah masuknya Islam, Raja Alam yang berkedudukan di Pagaruyung melaksanakan tugas pemerintahannya dengan bantuan dua orang pembantu utamanya (wakil raja), yaitu Raja Adat yang berkedudukan di Buo, dan Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus. Bersama-sama mereka bertiga disebut Rajo Tigo Selo, artinya tiga orang raja yang “bersila” atau bertahta. Raja Adat memutuskan masalah-masalah adat, sedangkan Raja Ibadat mengurus masalah-masalah agama. Bila ada masalah yang tidak selesai barulah dibawa ke Raja Pagaruyung. Istilah lainnya yang digunakan untuk mereka dalam bahasa Minang ialah tigo tungku sajarangan. Untuk sistem pergantian raja di Minangkabau menggunakan sistem patrilineal[38] berbeda dengan sistem waris dan kekerabatan suku yang masih tetap pada sistem matrilineal.[15]
    Selain kedua raja tadi, Raja Alam juga dibantu oleh para pembesar yang disebut Basa Ampek Balai, artinya “empat menteri utama”. Mereka adalah:
    Bandaro yang berkedudukan di Sungai Tarab.
    Makhudum yang berkedudukan di Sumanik.
    Indomo yang berkedudukan di Suruaso.
    Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh.
    Selain itu dalam menjalankan roda pemerintahan, kerajaan juga mengenal aparat pemerintah yang menjalankan kebijakan dari kerajaan sesuai dengan fungsi masing-masing, yang sebut Langgam nan Tujuah. Mereka terdiri dari:
    Pamuncak Koto Piliang
    Perdamaian Koto Piliang
    Pasak Kungkuang Koto Piliang
    Harimau Campo Koto Piliang
    Camin Taruih Koto Piliang
    Cumati Koto Piliang
    Gajah Tongga Koto Piliang
    Daftar Raja-raja Pagaruyung

  58. PAGARUYUNG BATU SANGKAR PENAUNG RAJA RAJA SEDAULAT DUNIA DI WILAYAH ,NUSANTARA/ANTARA NUSA/ANTARA BANGSA.TIMUR DAN BARAT .BAPUCUAK SABANA BULEK ,BA UREK SABANA TUNGGANG,BULEK AIA KARENA PEMBETUNG ,BULEK KATO KARENA MUFAKAT,RAJA DAN KERAJAAN PAGARUYUNG LEBIH DULU DARI MINANG KABAU,DARI SUMBER ALAM TAKAMBANG JADIKAN GURU.
    DARI PERKATAAN PAGARUYUNG=TERAS POKOK KELAPA DI JADIKAN PAGAR.
    BATU SANGKAR=KUBU YANG DI PERBUAT DARIPADA BATU .
    SEBELUM MENEBAR KESELURUH PENJURU ALAM .DI TIMUR DAN DI BARAT
    ya buktinya alam takambang jadikan guru ,dari perkataan, pagaruyung dan batusangkar ,itu sendiri ,yakni dari empat patah ,perkataan pagar dan ruyung batu dan sangkar ,serta minang kabau ,ya perkataan ,pagar, sama dengan lambang kekuatan pada masa itu ,ya itu teras pokok kelapa,atau ruyung ,yang di gunakan sebagai pagar,suatu lambang kekuatan dari sumber alam yang banyak pada masa itu ,yang digunakan ,yang tidak ada dibagian dunia sebelah lain ,serta ,batu sangkar ,karangan batu ,yaitu bangunan batu /kubu yang di buat dari pada batu,itulah namanya batu sangkar ,serta sangkar batu inilah /bangunan yang diperbuat dari pada batu inilah ,seterusnya yang menebar keseluruh penjuru alam ,sebabnya ,itulah bahan bangunan /atau sumber kekuatan yang ada di tempat itu ,jadi asal usul sumber pengetahuan ini ,berasal dari tanah pusako ,pagaruyung batusangkar,jadi raja dan kerajaan pagaruyung ini sebagai penaung raja raja dan kerajaan yang,bertebaran ,di seluruh nusantara ini /antara nusa / antara bangsa /timur dan barat di seluruh dunia ,jadi raja dan kerajaan yang di akui pada asalnya ,ialah raja sedaulat dunia yaitu, iskandar zulkarnein / cyrus the great ,yang di perkirakan masa kedatangannya ,selepas air banjir besar di zaman nabi nuh alaihissalam,jadi nabi nuh ini merupakan nabi yang kedua selepas nabi adam alaihissalam,jadi semasa iskandar zulkanein ini, di utus allah taala untuk menjadi raja alam sedaulat dunia ,yang bersama dengannya ialah nabi khidir alaihissalam,dalam setiap kerja dan urusanya,berkenaan nabi khidir ini allah subhanahuataala ,memanggilnya dengan panggilan hamba allah yang ber ilmu dari kalangan pendududk langit dan bumi,dalilnya ,semasa allah subhanahuataala menyampaikan seluruh ilmu pengetahuan kepada nabi muhammad s.a.w.maka nabi khidir ini berdiri ber hampiran dengan nabi muhammad. s. a. w. dan nabi muhammad .s.a.w.merupakan ciptaan pertama allah taala,sebelum segala sesuatu yang lainya allah taala,ciptakan,dalilnya ,tidak aku ciptakan seluruh alam ini dan isinya ya muhammad ,melainkan karena engkau ya muhammad ,itulah yang di sebutkan nabi muhammad itu kekasih allah ,iskandar zulkarnein ,inilah asasnya raja dan kerajaan pagaruyung batu sangkar ,yang bertebaran di seluruh penjuru alam ini di mulakan dari wilayah nusantara / antara nusa / antara bangsa /timur dan barat serta di seluruh dunia ,sebelum bernama minang kabau .sebelum ber agama islam. walau pada asalnya ber agama islam dari nabi adam dari dalam surga lagi,sekarang sudah bernama minang kabau .sekarang sudah ber agama islam,jadi raja dan kerajaan yang ada di seluruh alam ini dari keluarga yang sama ,yang penting ber agama islam dan bersaudara ,seperti adik beradik,bagaikan air di cincang tidak akan putus.bapucuak sabana bulek ba urek sabana tunggang,bulat air kerana pembetung bulat kato karena mufakat ,kalau bulat boleh di golongkan,kalau picak/nipis/tipis boleh di layangkan,ber buat baik ber pada pada,ber buat jahat jangan sekali,sekilas ikan di air jelas jantan / betinanya,jika sedikit sama di cicah,jika banyak sama di lapah,ringan sama di jinjing ,berat sama di pikul,harimau mati meninggalkan belang,manusia mati meningalkan nama,bukit sama di daki ,lurah /jurang sama di turuni,yang kurik itu kendi yang merah itu saga,yang baik itu budi,yang indah itu bahasa,jadi nama minang kabau ,di perolehi selepas peristiwa adu kerbau ,yang di menangi ketuanan raja pagaruyung ,dan nama, pagaruyung batu sangkar ,di dapati dari pada empat patah perkataan ,di atas ,1 pagar. 2 ruyung, 3 batu, 4 sangkar ,inilah yang disebut alam takambang jadikan guru ,jadi minang kabau tempat asalnya undang undang alam di ciptakan ,yang tertuang dari dalam surga sebelum disempurnakan dengan kedatangan agama islam yang suci,yang dibawa oleh nabi muhammad s.a.w utusan / pesuruh allah taala tuhan yang satu,tuhan seluruh alam,dengan mukjizat kitab suci al quran,tilka aya tul kitabil hakim artinya,inilah ayat ayat kitab yang berisi hikmah,serta hadis nabi muhammad s.a.w .inilah 2 kitab suci al quran dan kitab hadis nabi muhammad s.a.w .sumber undang undang dan hukum untuk seluruh alam ,serta rahasia yang tidak akan habis habis untuk selama lamanya,itulah namanya alam takambang jadikan guru,meskipun zaman bertukar masa berganti ……….sepanjang masa dan selama lamanya .sebagai orang islam yang ber iman ,bertaqwa,ber ilmu ,ber amal ,ber dakwah,serta ber jihad dengan ikhlas karena allah untuk mendapat keredaan allah subhanahuataala jua ,dari permulaan urusan sampai selesai urusan ,ya mau apa lagi ,apa lagi yang di cari ,inilah kemuncak segala urusan ,ya inilah asa segalanya ,tujuanya ,sekian wassalam ,dari, baginda sinang / raja kapiceh

  59. PAGARUYUNG BATU SANGKA PENAUNG RAJA RAJA SEDAULAT DUNIA DI WILAYAH ,NUSANTARA/ANTARA NUSA/ANTARA BANGSA.TIMUR DAN BARAT .BAPUCUAK SABANA BULEK ,BA UREK SABANA TUNGGANG,BULEK AIA KARENA PEMBETUNG ,BULEK KATO KARENA MUFAKAT,RAJA DAN KERAJAAN PAGARUYUNG LEBIH DULU DARI MINANG KABAU,DARI SUMBER ALAM TAKAMBANG JADIKAN GURU.
    DARI PERKATAAN PAGARUYUNG=TERAS POKOK KELAPA DI JADIKAN PAGAR.
    BATU SANGKAR=KUBU YANG DI PERBUAT DARIPADA BATU .
    SEBELUM MENEBAR KESELURUH PENJURU ALAM .DI TIMUR DAN DI BARAT.
    pagaruyng batu sangka. tampeik basarang ula nago. duduak tamanuang tiok sabanta . takana juo .oi oi ayam den lapeh .
    sa ikua capang sa ikua capeh .
    sa ikua tabang .sa ikua lapeh .
    lapehnyo lah karimbo.
    lah hilang juo . oi oi ayam den lapeh ……

  60. siapa yang meragui keberadaan datuk hang tuah ,saya semasa ekspadisi kepuncak gunung ledang dengan izin allah subhanahuataala jua ,dapat ber jumpa dan bersalam dengan datuk hang tuah ,serta datuk maharaja lela .jadi kesimpulanya ,mereka mereka yang berjuang di jalan allah ,serta mendapat rezeki dari allah ,mereka mereka ini tidak mati ,melainkan cuma pindah tempat .dulu dari alam ruh kedalam perut ibu / rahim ibu ,seterusnya alam dunia ,seterusnya ke alam ghaib bagi kebanyakan orang ,dan orang yang allah subhanahuataala beri pengetahuan hal berkenaan ruh , bagi orang seperti ini ,alam ghaib bagi mereka seperti di sebelah pintu / dibalik pintu . allahu qulli ruhumin amri rabbi wama uutii tuminal ilmi illa qalila .artinya, di beritahu kan hal ruh sedikit . sedikit pada allah tentu saja seluruh alam ini bagi manusia .iya tanya aja ustaz .ustaz kan banyak kan

  61. seperti yang saya nyatakan, kerajaan, pagaruyung batusangka , namanya di ambil dari empat, patah kata / perkataan ,satu perkataan, pagar , dua perkataan, ruyung ,tiga perataan, batu, empat perkataan, sangkar, merupakan kerajaan awal yang pernah ujud selepas banjir besar di zaman nabi nuh alaihissalam,sebelum menebar ,keseluruh wilayah nusantara /antara nusa / antara bangsa ,di seluruh dunia ,yang di akui di sini kususnya yang ber agama islam ,sebabnya agama islam itu ,ujudnya semenjak nur muhammad di ciptakan allah subhanahuataala lagi,ya itu ciptaan peratama ,allah taala, sebelum seluruh alam dan isinya allah taala ciptakan ,jadi raja paga ruyung dan kerajaanya ,merupakan raja sedaulat dunia ,denga kedatangan iskandar zulkanein /cyrus the great serta raja pagaruyung batu sangka ini sebagai pewarisnya yang meneruskanya dengan arti kata waris nan bajawek serta umanaik nan batarimo,yang turun /mendarat di puncak gunung kerinci / turun dari kapal ,yang ketuanya di sebut dengan sebutan , raja alam ,dan raja gajah /gajah tungga,raja harimau/harimau champa,raja kucing siam,raja kambing hutan,raja ular ,raja buaya putih daguk,raja kambing hutan,merupakan raja raja hewan dalam bentuk dan rupa manusia yang sifat dan perangainya seperti binatang tersebut,merupakan waris asal penghuni alam yang ada sekarang ini ,yang menjadi bundo kanduang /pueri alam minang kabau dari anak bungsu nabi adam alaihissalam ,yang di jodoh kan dengan raja alam yang turun dari kapal yang mendarat di puncak gunung kerinci ,yang lainya turun ber pasang pasangan subhanallazikhalaqal azwaja artinya allah yang menyediakan pasanganya / ber pasang pasang,surah yasin ayat 36, jadi peristiwa perlawanan adu kerbau itu ,merupakan simbolik sebagai pengesahan pewaris raja dan kerajaan yang asalnya dari tanah yang bernama, pagaruyung batusangka,tampeik basarang ula nago ,duduak tamanuang tiok sabanta takana juo .asal namanya pulau paco /pulai ameh /emas /pulau andalas/seterusnya pulau sumatra ,tempat asalnya raja dan kerajaan awal sedaulat dunia,jadi dalam agama islam ilmu ada 4 tingkat ,ilmu tingkat pertama syariat ,ilmu tingkat kedua tariqat,ilmu peringkat ketiga haqiqat,ilmu peringkat ke empat makrifat, nabi adam alaihissalam peringkat syriat,minang kabau peringkat tariqat ,nabi ibrahim alaihissalam peringkat haqiqat,nabi muhahammad s a w dari peringkat ilmu syariat sampat ilmu makrifat,jadi pagaruyung batusangka ,bila sudah ber nama minang kabau ,siap dengan nama suku ,suku dari kalangan raja ,suku koto /kota piliang /pilihan/ terpilih,suku caniago ,suku tanjung,suku melayu ,suku sikumbang,suku jambak ,suku mandailing ,suku pisang suku delima,mana yang pergi merantau maka jadilah suku jawa ,sunda batak,bugis serta bermacam macam suku lainya,jadi suku raja ini persaman rupa dan paras wajahnya sangat dekat hampir serupa di seluruh alam ini ,bermula dari rupa nabi adam alaihissalam seterusnya rupa bentuk /paras rupa dari suku raja minang kabau ,seterusnya rupa atau paras rupa nabi ibrahim alaihissalam,seterusnya paras rupa nabi muhammad s.a.w . inilah yang disebut alam takambang jadikan guru ,sekian dar baginda sinang / raja kapiceh ,semuanya di ikat dengan ikatan dua kalimah syahadah kamu di jadikan bersuku serta ber bangsa bangsa untuk saling kenal mengenal di antara satu dengan yang lainya ,kamu di sisi allah adalah sama kecuali yang ber iman serta yang lebih bertaqwa di antara kamu

  62. raja kerajaan melayu champa namanya tuanku iskandar keluarga serta moyang saya berasal raja pagaruyung keluarga raja ,seorang dari penaung raja raja nusantara,seluruh keluarga melayu /minang kabau semuanya beraja kepada kerajaan raja pagaruyung /raja yang bertanduk sebagai lambang kerajaan dan kekuasaan,sebagai bukti penerus dari iskandar zulkarnein ,sebagai anugerah allah subhanahuataala jua,

  63. putrti dari sarugo
    Adopun warih nan bajawek pusako nan batarimo umanaik nan bapakai dari rang tuo dahulunyo, nan sabarih bapantang hilang satapak bapantang lupo, kok hilang nan sabarih ka guru cubo tanyokan kok lupo nan satapak cari tunggue panabangan nyo. Adopun warih nan Bajawek, pituah dek guru mangaji sajak dari Alif, pituah dek mamak babilang sajak dari aso, nan aso Allah duo bumi tigo hari nan satu ampek aie sumbayang limo pintu razaki anam budak dikanduang bundonyo tujuah pangkek manusia salapan pangkek sarugo sambilan pangkek Muhammaik kasapuluah Muhammaik jadi, sinan bakato tuhan kito Kun katonyo Allah Fayakun kato Muhammaik Nabikun kato Jibraie yaa Ibrahim kato bumi jo langik Kibrakum kato Adam, jadi sagalo pekerjaan, apo bana nan tajadi, sajak dari Luah dengan Qalam sampai ka Arasy jo Kurisyi bago sarugo jo narako inggo nak bulan jo matohari walau ndak langik dengan bumi samuik sameto sakalipun takanduang dalam wahdaniah tuhan, adolah limo parakaro, maanyo nan limo parkaro,1 tanah baki,2 tanah baku,3 tanah hitam 4 tanah merah jo tanah putiah,5 tanah ditampo dek Jibraie dibaok mangirok kahadiraik tuhan ta-anta ka-ateh meja, disinan bijo mangko kababatang sinannyo kapeh kamanjadi banang disitu langik kamarenjeang naiak disitu bumi kamahantam turun disinan ketek mangko kabanamo disinan gadang mangko kabagala disinan Adam nan batamponyo iyo kapanunggu isi duya.

    Dek lamo bakalamoan dek asa ba-asa juo dek bukik tumbuakan kabuik dek lauik ampang muaro abih taun baganti taun mangko malahiekanlah ibu manusia Siti Hawa sabanyak 39 urang, mako dikawinkan dari surang ka nan surang nan bunsu indak bajodoh mangko banazalah nabi Adam katiko itu Ya Allah ya rabbil alamin perkenankanlah aku dengan anak cucu aku kasadonyo, kandak sadang kabuliah pintak sadang kabalaku mukasuik sadang lai disampaikan tuhan, bafirman tuhan ka Jibraie, hai malaikaik jibraie mangirok engkau kasarugo nan salapan, kaba-kan ka anak puti bidodari nan banamo Puti Dewanghari anak Puti Andarasan bahaso inyo kadiambiak dek Sutan Rajo Alam diateh duya, mako mangiriok lah Jibraie ka-sarugo nan salapan mangaba-kan ka Puti Dewanghari bahaso inyo ka dipasangkan jo Sutan Rajo Alam diateh duya, mako mamandanglah Puti Dewanghari ka-ateh duya nampaklah anak Adam diateh alam Sigumawang antaro huwa dengan hiya dikanduang Abun jo Makbun wallahualam gadangnyo hati, mako dikumpuekanlah alat peragaik kasadonyo, iyolah payuang panji kuniang payuang bahapik timba baliak langkok sarato jo marawa kuniang cando kajajakan bertatah intan dangan podi buatan urang disarugo, mako ba-tamu lah mereka dipuncak bukit Qaf lalu dinikahkan dek kali Rambun Azali dipangka Titian Tujuah dibawah Mejan nan kiramaik, mako dibaka kumayan putiah asok manjulang ka-udaro takajuik sakalian malaikaik tacengang sagalo Bidodari manyemba kilek ateh langik bagaga patuih diateh duya tarang bandarang cahayonyo lapeh ka-langik nan katujuah tahantak kahadirat tuhan sabagai sasi pernikahan
    Dek lamo bakalamoan abih hari baganti bulan abih bulan baganti taun, salah saurang anak cucu baliau nan bagala Sutan Sikandarareni (cyrus the Great / Iskandar Zulkarnain) manjadi rajo kuaso sadaulat dunia mampunyoi katurunan nan partamo Sutan Maharajo Alif kaduo Sutan Maharajo Depang katigo Sutan Maharajo Dirajo, Sutan Maha Rajo Alif mamarentah Banuruhum, Sutan Maharajo Depang mamarentah dinagari Cino sadangkan Sutan Maharajo Dirajo lapeh kapulau Paco mamarentah di Pariangan Padang Panjang dikaki gunuang Marapi dinagari nan alun banamo Minangkabau
    Pajalanan Sutan Maharajo Dirajo
    Adopun Sutan Sikandareni rajo alam nan arih bijaksano, mancaliak anak lah mulai gadang lah masak alemu jo pangaja, timbua niaik dalam hati nak manyuruah anak pai marantau mancari alimu jo pangalaman, mako tapikialah maso itu jo apo anak nak kadilapeh balayia dilauik basa, tabayanglah sabatang kayu gadang nan tumbuah dihulu Batang Masia (Egipt) banamo kayu Sajatalobi, daun rimbun rantiangnyo banyak batang panjang luruih pulo, tabik pangana andak manabangnyo kadibuek pincalang (parahu) tigo buah untuak palapeh anak marantau, mako dikumpuakanlah sagalo cadiak pandai ditanah Arab dibaok kapak jo baliuang panabang kayu nantun, lah banyak urang nan manabang lah tujuah puluh tujuah baliuang sumbiang lah tigo puluah tigo pulo kapak nan patah namun batang kayu gadang nantun indak kunjuang rabah, apolah sabab karanonyo, dek rukun saraik alun tabaok, mako datanglah urang cadiak pandai mambari pitunjuak jo pangaja, mako dikumpuakanlah urang banyak, didabiah kibasy sarato unto dibaka kumayan putiah asok manjulang ka-udaro, urang mandoa kasadonyo, mamintaklah Sutan Sikandareni, Yaa Allah yaa rabbil ‘alamin perkenankanlah aku manabang kayu Sajatalobi untuak paharuang lauik basa
    Kandak sadang ka-buliah pintak lai ka-balaku, baguncanglah hulu Batang Masie gampo nagari tujuah hari tujuah malam sahinggo banyak batang kayu nan rabah tamasuak batang Sajatalobi, dek urang nan ba-ilimu di-ambiak daun jo batangnyo, daun diramu manjadi dawaik kulik disamak kajadi karateh kapanulih Qalam Illahi untuak mangaji dek umaik nan banyak, kulik batangnyo dipabuek manjadi kain untuak ba-ibadaik kapado Allah
    “Kok mandanyuk di-ampu kaki manyetak di ubun ubun, mato hijau angok lapeh duya bapindah ka akirat, sakik kito dalam kubua sangketo sampai ka Padang Masha, angek cahayo tiang Arasy lapuak baserak dinarako” Tapi kok lai kito sumbayang, Quraan jo hadis jadi pidoman, suruah bakarajoan tagah ba-hantian, sapanjang kaba guru2 kito, mako elok masuak punco ka hulunyo, bilangan duya kok nyo sampai, janji akhiraik kok nyo tibo, pasan nagari kok nyo datang, janji dahulu batapati, duya papindah ka akirat, sananglah awak dalam kubua lapeh katangah Padang Masha, lindok cahayo tiang arasy pulanglah kito kasarugo, mancaliak junjuangan basandiang jo Khadijah dalam sarugo Jannatun nain”
    Rabahlah kayu Sajatalobi, batangnyo dikarek tigo kapambuek pincalang tigo buah, ciek pincalang Sutan Maharajo Alif, ciek pulo Sutan Maharajo Depang nan ciek lai untuak Sutan Maharajo Dirajo, hari patang malam pun tibo dipanggie anak kasadonyo, dibari pitujuak jo pangaja kaganti baka pai marantau.
    Satantangan Sutan Majo Alif manarimo baka Mangkuto Ameh, Sutan Maharajo Depang mandapek baka pakakeh tukang, Sutan Maharajo Dirajo mandapek kitab barisi undang.
    Ayam bakukuak subuah pun tibo hari pagi matohari tabik, barangkeklah anak katigonyo, adopun tantang Sutan Maharajo Alif tambonyo ditutuik alun ka-babukak kini, Sutan Maharajo Depang kisah abih hinggo disiko, Sutan Maharajo Dirajo taruih balaie kapulau Paco, ba-kawan Shekh Shole nan bagala Cateri Bilang Pandai, urang nan cadiak bijak arih candokio anak rang dusun hulu sungai Masia, dipajalanan batambah kawan nan sorang bagala Harimau Campo, nan sorang lai bagala Kambiang Hutan, nan katigo bagala Kuciang Siam nan sorang lai Parewa nan bagala Anjiang Mualim
    Adopun Cateri Bilang Pandai urang nan pandai manarah manalakang mahia manjarum manjarumek bisa mamati jo aie liua pandai basikek dalam aie santiang mamanah dalam kalam, kalam kapiek gilo buto, basilang sajo anak panahnyo, lah kanai sajo disasarannyo, pandai mambuek sambang loji nan bapasak dari dalam, alun diraiah lah tabukak lah tibo sajo dijangkonyo
    Baitu pulo si Harimau Campo, urang bagak dari India, badan babulu kasadonyo, urang takuik ka-malawan, makan tangan bak cando guruah, capek kaki bak patuih, tibo digunuang gunuang runtuah tibo dibatu batu pacah, pandai manyambuik jo manangkok santiang mangipeh jo malapeh pandai basilek jo balabek, kok malompek bak cando kilek
    Kok disabuik pulo si Kambiang Utan, bak batanduak dikapalo, kancang balari dalam rimbo tantu di-padang nan baliku tantu di-tanjuang nan babalik, paham di-lurah nan babatu paham jo aka nan ka-malilik, kok babanak ka-ampu kaki, barajo di-hati ba-sutan di mato kareh hati Allahurabi, kok pakaro etong di balakang
    Dikaji pulo tantang si Kuciang Siam, kok manyuruak dihilalang sahalai, ma-ambiak indak kahilangan, bantuak bak cando singo lalok, santiang manipu jo manepong, kok malangkah indak balasia, malompek indak babunyi, kunun lidahnyo indak baense, muluik manih bak tangguli kok manggauik indak mangasan, lah padiah sajo mangko ka tau
    Baitu pulo tantang si Anjiang Mualim, Parewa nan datang dari Himalaya, mato sirah bak cando sago, gigi tajam babiso pulo, angoknyo tahan larinyo kancang pandai maintai di nan tarang pandai mahangok dalam bancah, sabalun sampai pantang manyarah, pandai manikam jajak tingga, jajak ditikam mati juo, bahiduang tajam bak sambilu, bia kampuang lah papaga, inyo lah dulu sampai didalam.
    Catatan:
    * Mangkuto Ameh Sijatajati yang berbentuk tanduk diabadikan masyarakat menjadi tudung kepala kaum Bundo Kanduang di ranah Minang.
    * Sutan Sikandar Reni dalam al Qur’an disebut Raja Iskandar Zulkarnain yang artinya Raja yang mempunyai dua tanduk atau cyrus The Great rajo nan menyatukan emperor parsi kuno
    * Kalau bangsa Jepang bangga dengan mitos bahwa Kaisarnya berasal dari Dewa Matahari dan Cina bangga bahwa Kaisar mereka berasal dari Naga Sakti dari Kayangan, kenapa urang ‘awak tidak boleh bangga bahwa kalau rajanya berasal dari Anak Puti Bidodari dari Sarugo? Wallahualam antah iyo antah tidak, namanya juga mitos, ya kaaaaaan?
    Exodus dari Asia Muka (sebuah tinjauan)
    Jauh sebelum tarikh Masehi ketika orang-orang di benua Eropa masih terkebelakang, di daratan Asia telah terdapat masyarakat dengan peradaban tinggi seperti di zaman iskandar zulkarnein dan nabi khidir, Mesir Kuno, Parsi, Arab, India, Mongolia dan Cina, termasuk disebuah dataran subur Asia Muka di kawasan Campha, Kocin, Peghu, Annam dan kawasan Khasi dan Munda disebelah Tenggara anak benua India yang merupakan kantong2 pemukiman yang kelak dengan berbagai motivasi dan factor penyebab telah melakukan exodus kearah Selatan yang selanjutnya melalui proses yang sangat panjang dan sulit telah menyebar dikepulauan Nusantara dan pulau2 lain yang diapit oleh dua Samudra Hindia dan Pasifik yang kelak menjadi cikal bakal nenek moyang bangsa serumpun
    Yang selanjutnya melalui proses yang panjang dan berliku perpindahan lokal terus berlangsung hingga ditemukan tanah idaman yang dapat dianggap subur dan menjanjikan untuk kehidupan yang lebih baik dan layak
    Bagi orang-orang zaman dulu, puncak gunung yang tinggi, indah dan nyaman diyakini sebagai tempat yang suci sebagaimana puncak gunung Mahameru salah satu puncak pegunungan Himalaya di anak Benua Asia, karena puncak gunung yang sedemikian itu dianggap lebih dekat ke Nirwana tempat bersemayam Sang Hyiang Tunggal bersama para Dewata lainnya
    Tidak heran bila puncak yang indah seperti Bukit Siguntang dan Merapi menjadi tanah idaman tujuan akhir dari sebuah pencarian panjang.
    Gunung Merapi di Ranah Minang pada hari Senin tanggal 16 April 2001 jam 08:20 meletus dan menghamburkan material padat dan debu serta awan panas hingga ketinggian 3 kilometer dari puncaknya, udara yang berbau belerang yang sangat menyengat dan memedihkan mata merayap keperkampungan dikaki gunung disekitarnya.
    Menurut catatan, puncak Merapi yang dianggap suci ini pernah didiami oleh Dapunta Hyang beserta pengikutnya sekitar 250 tahun sebelum masehi
    Rombongan ini telah melalui sebuah perjalanan yang melelahkan memudiki sungai Kampar untuk mewujudkan sebuah tempat suci yang identik dengan kampung halaman yang ditinggalkan dan selanjutnya berakhir dipuncak Merapi yang mereka yakini sebagai sebuah tempat yang indah dan lebih dekat ke Nirwana tempat Para Hyang dan Dewa-Dewi.
    Ber-abad2 lamanya puncak dan lereng Merapi menjadi pusat pemujaan Sang Hyiang Tunggal hingga abad ke 5 oleh sang penguasa diutus Sri-Jayanaga (603 M) turun gunung melewati Sungai Dareh Pulau Punjung untuk menyebar luaskan ajaran dan pengaruh himgga akhirnya sampai kedaerah Shan Fuo Thsie (Tembesi – Muara Tembesi)
    Dengan memudiki anak Sungai Batanghari yang berhulu di dua danau kembar didaerah Solok dan Sawah Lunto Sijunjung, hingga akhirnya perjalanan berakhir setelah menemukan sebuah negeri yang kemudian dikenal sebagai Shou Lie Fho Chien (Sriwijaya).
    Keharuman nama Swarnadwipa sebagai pulau yang banyak emas ini telah sampai ke-negeri2 ditanah besar Asia bahkan dijazirah Arab sana orang sudah mengenal pelabuhan Barus dipesisir barat Sumatera diperdagangkan sejenis kamfer yang harum itu
    Tidak heran bila pesisir pantai terlebih dahulu mengalami asimilasi budaya baik itu lewat para petualang atau saudagar dari anak benua India yang mengembangkan agama Hindu / Budha maupun Islam dari jazirah Arab sana terutama dimasa Sri Maharaja Lokitawarman (699 M)
    Tercatat salah seorang petinggi puncak Merapi Sri Maharaja Inderawarman (730M) telah memeluk agama Islam, beliau tewas dalam sebuah prahara ketika terjadi revolusi di istana, sejak itu lereng Merapi menjadi sepi kembali.
    Keindahan tempat2 suci disekitar puncak gunung Merapi dengan gua2 batu-nya huingga ke Parahyiangan Padang Panjang telah terkenal hingga ke Tanah Basa Anak Benua India
    Dari istana Kalingga Chalukia, sang Maharaja mengirim beberapa kelompok ekspedisi hingga salah satu kelompok ekspedisi tersebut berhasil menemukan Muara Sungai Kampar dan terus memudiki hingga kehulu yang akhirnya ditemukan sebuah tempat yang diyakini sebagai tanah idaman yang cocok untuk didirikan sebuah tempat pemujaan Bathara Dewa
    Dengan dukungan kuat dari Istana Kaliang Gaca ini didirikan sebuah stupa yang kemudian kita kenal sebagai Candi Muaro Takus yang sekarang terletak diwilayah kecamatan 13 Koto Kampar Riau tidak jauh dari perbatasan Propinsi Riau dan Sumatera Barat
    Keindahan dan kesucian Kota Lama Muara Takus mengundang penguasa2 diselatan untuk menguasainya hingga ketenangan dan kesucian stupa tempat ibadah ini menjadi terganggu terlebih penguasa Sriwijaya yang sedang gencar melakukan ekspansi, mendorong para penganutnya mencari tempat pemujaan yang baru.
    Dengan mengendarai ber-puluh2 ekor gajah yang biasa berkumpul disekitar stupa / candi terutama tiap bulan purnama, dimulailah perjalanan panjang mencari tempat pemujaan yang baru, setelah berbilang bulan dan tahun mendaki dan menuruni lembah dipegunungan bukit barisan dari jauh terlihatlah sebuah puncak yang tinggi “Sagadang Talua Itiak” sebuah harapan yang membangkitkan semangat baru untuk mencapainya
    Berkat perjuangan yang amat berat ini sekali lagi Puncak Merapi kembali sebagai pusat kebudayaan seperti dibunyikan dalam pituah urang tuo2 kito “Dari mano titiak palito dibaliakTangluang nan barapi, Dari mano asa niniak kito dari Puncak Gunuang Marapi”
    Karena Kota Suci Muara Takus yang terusik oleh ekspansi penguasa2 Sriwijaya, dibawah kepemimpinan sang Datuak ditemukan tanah idaman baru Dipuncak Gunung Merapi dengan kehidupan yang lebih menjanjikan, selanjutnya Datuak Maharajo Dirajo ini mendirikan Istana Kerajaan Koto Batu Dilereng Merapi dimana ketika itu belum disusun aturan2 yang mengikat bersama, tali pengikat hanya kewibawaan dan kearifan Datuak itu sendiri
    Kerajaan Minangkabau Tua yang belum bernama Minangkabau ini bertahan ratusan tahun sepanjang umur Datuak Maharajo Dirajo yang diyakini sebagai manusia Setengah Dewa yang dianugrahi umur ratusan tahun, setelah beliau mangkat pemerintahan dilanjutkan oleh Datuak Suri Dirajo Penghulu kepercayaannya.
    Salah seorang Janda Datuak Maharajo Dirajo yang bergelar Puti Indo Julito dikawini oleh Cati Bilang Pandai orang kepercayaan almarhum yang kemudian memboyong keluarga beserta anak2nya Jatang Sutan Balun, Puti Jamilan, Sutan Sakalap Dunia, Puti Reno Sudah dan Mambang Sutan ke Dusun Tuo Limo Kaum, selanjutnya setelah mereka dewasa Datuak Suri Dirajo bermufakat bersama Cati Bilang Pandai untuk mengangkat Sutan Paduko Basa dengan gelar Datuak Katumangguangan dan Jatang Sutan Balun dengan gelar Datuak Perpatiah Nan Sabatang serta Sutan Sakalap Dunia dengan gelar Datuak Surimarajo Nan Ba-nego2 sebagai Penghulu2 yang akan membantu beliau, keputusan ini dimufakati diatas Batu Nan Tigo dengan meminumkan= air keris Si Ganjo Erah= dengan sumpah setia “Bakato bana babuek baiak mahukum adia bilo dilangga kaateh indak bapucuak kabawah indak baurek di-tangah2 digiriak kumbang”, Ibunda Puti Indo Julito menyerahkan pusaka= keris Siganjo Erah dan Siganjo Aia serta Tungkek Janawi Haluih kepada Datuak Ketumangguangan sedangkan Datuak Parpatiah Nan Sabatang menerima keris Balangkuak Cerek Simundam Manti dan Simundam Panuah serta Payuang Kuniang Kabasaran (pertama Ranah Minang menerapkan warisan dari ibu) dan selanjutnya Istano Dusun Tuo menjadi pusat pemerintahan melanjutkan kepemimpinan Datuak Suri Dirajo yang meghabiskan masa tua di Istano Koto Batu.
    Mengambil tempat diatas Batu Panta mulai disusun peraturan2 pemerintahan yang selanjut dihasilkan 22 aturan yang terdiri dari ;
    – 4 perangkat Undang2 Adat,
    – 4 Undang2 Nagari,
    – 4 Undang2 Koto,
    – 4 Undang2 Luhak dan Nagari,
    – 4 Undang2 Hukum dan
    – 2 Undang2 Cupak
    yang kesemuanya disahkan dengan persumpahan yang masing2 meminum air keris Siganjo Erah diatas Batu Kasua Bunta di Dusun Tuo Limo Kaum. Setelah Undang2 nan 22 tersebut disahkan, di Dusun Tuo dibentuk 4 Suku dengan Pangulu masing2 iaitu Suku Caniago dipimpin Datuak Sabatang, Suku Tujuah Rumah Dt.Rajo Saie, Suku Korong Gadang Dt.Intan Sampono dan Suku Sumagek oleh Dt.Rajo Bandaro, pada saat itu juga dilantik 2 orang Dubalang iaitu Sutan Congkong Tenggi dan Sutan Balai Sijanguah kesemuanya dilantik dibawah pasumpahan Datuak Parpatiah Nan Sabatang sedangkan Datuak Katumangguangan meminumkan Air Keris Siganjo Aia. Tidak berapa lama kemudian disusul pula pembentukan 8 Suku lengkap dengan Pangulunya di daerah Pariangan iaitu Suku Piliang dipimpin oleh Datuak Sinaro Nan Bagabang, Koto Dt. Basa, Malayu Dt. Basa, Pisang Dt.Kayo, Sikumbang Dt.Maruhun, Piliang Laweh Dt.Marajo Depang, Dalimo Dt.Suri Dirajo dan Limo Panjang Dt.Tunaro kemudian disusul 5 Suku di Padang Panjang iaitu,
    Dalimo Dt. Jo Basa, Piliang Laweh Dt. Indo Sajati, Dalimo Panjang Dt.Maharajo Suri kemudian disusul 6 Suku di daerah Guguak iaitu Suku Piliang, dipimpin oleh Datuak Rajo Mangkuto, Malayu Dt.Tunbijo, Koto Dt.Gadang, Dalimo Dt.Simarajo, Pisang Dt.Cumano, Piliang Laweh Dt.Rajo Malano,selanjutnya 3 Suku di daerah Sikaladi iaitu Suku Sikumbang dipimpin oleh, Datuak Tumbijo, Dalimo Dt.Barbangso dan Suku Koto Dt.Marajo ke 22 orang, Pangulu Suku ini dilantik oleh oleh Datuak Katumangguangan sedang pasumpahan dengan meminumkan Air Keris Sampono Ganjo Aia oleh Datuak Parpatiah NanSabatang. Setelah peresmian Suku yang 22 ini Datuak Berdua menugaskan Suku
    Korong Gadang untuk memelihara Batu Panta sedangkan Batu Kasua Buntatangguang jawab Suku Tujuah Rumah dan Batu Pacaturan oleh Suku Sumagek(ketiga batu bersejarah ini sampai sekarang masih terawat dan dapat dilihatdi Dusun Tuo Limo Kaum Batu Sangkar). Walaupun pembentukan Luhak Nan Tigo sudah digariskan sejak kepemimpinanDatuak Maharajo Dirajo Dipuncak Merapi namun ketegasan batas2 belum ada,maka kedua Datuak membuat ketegasan yang ditandai dengan mengeping sebuahbatu menjadi 3 bagian yang tidak putus dipangkalnya yang bermakna Luhak nanTigo berbagi tidak bercerai namun belum diikuti dengan pembagian Suku (batuini dapat dilihat di Dusun Tuo Limo Kaum) dimana sebelum diadakan pembagianSuku untuk Luhak nan Tigo Datuak Katumangguangan memancang tanah dan membuat sebuah nagari yang kemudian diberi nama Sungai Tarab dan menempatkan adiknyaPuti Reno Sudah bersama 8 Keluarga sekaligus membentuk 8 Suku lengkap denganPangulu iaitu Suku Piliang Sani dibawah Datuak Rajo Pangkuto, Piliang LawehDt.Majo Indo, Bendang Dt.Rajo Pangulu, Mandailiang Dt.Tamani, BodiDt.Sinaro, Bendang Dt.Simarajo, Piliang Dt.Rajo Malano dan Suku Nan Anam dibawah Datuak Rajo Pangulu yang kesemuanya dilantik di Kampuang Bendang danselanjutnya beliau menunjuk kemenakan beliau anak Puti Reno Sudah yangbergelar Datuak Bandaro Putiah sebagai Pangulu Pucuak yang pelantikan dilakukan oleh beliau sendiri diatas Batu 7 Tapak dengan pasumpahan meminum air Keris Siganjo Aia (Batu 7 Tapak ini bisa dilihat di rumah salah seorangpenduduk di Sungai Tarab), selanjutnya Datuak Ketumangguangan memerintahkan Datuak Bandaro Putiah bersama 8 Pangulu Sungai Tarab lainnya agardisekeliling Nagari Sungai Tarab dibangun 22 Koto sebagai benteng dan kubupertahanan antara lain 8 Koto Kapak Radai (Pati, Situmbuak, Selo, Sumaniak,Gunuang Medan, Talang tangah Guguak dan Padang Laweh), 2 Ikua Koto (Sijangekdan Koto Panjang), 2 Koto Dikapalo (Koto Tuo dan Pasia Laweh), 1 KotoDipuncak (Gombak Koto Baru), 1 Koto sebagai Katitiran Diujuang Tunjuak(Ampalu), kemudian bersama Datuak Parpatiah Nan Sabatang menjalani LuhakAgam dengan membangun Biaro dengan pangulu Pucuak Datuak Bandaro Panjang, Baso dibawah datuak Bandaro Kuniang yang dilantik dan disumpah setia denganmeminumkan Air Keris Siganjo Erah di dusun Tabek Panjang yang selanjutnyakedua Pangulu ini ditugaskan membangun nagari2 di Luhak Agam, sedangkan diLuhak 50 Koto Datuak berdua memabngun Nagari Situjuah, Batu Hampa, Koto NanGadang dan Koto Nan Ampek dan melantik Datuak Rajo Nun dan Datuak Sadi Awal yang selanjutnya ditugaskan membangun nagari di Luhak tersebut.
    Setelah Luhak nan Tigo dibari bapangulu Datuak Perpatiah Nan Sabatang tidakmau ketinggalan dengan Datuak Katumangguangan, beliau meluaskan daerahkearah timur Dusun Tuo dengan membentuk Suku dengan pangulunya antara laindi Korong Balai Batu dibentuk Suku Sungai Napa dibawah Datuak Basa, Jambak Dt. Putiah
    Dibawah kepiawaian kedua Datuak Ketumangguangan dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang sistem pemerintahan adat menjadi semakin kemilau bahkan hinggabeberapa dekade kemudian kedatangan Aditiawarman seorang Pangeran Mojopahit yang ingin merobah secara total sistem pemerintahan adat dinegeri ini yangtentu saja mendapat tantangan keras dari para Datuak Basa Ampek Balai, namun kehadiran Negarawan Mojopahit ini bukan tidak ada segi positifnya, bahkan beberapa pimpinan pemerintahan adat Kelarasan Koto Piliang dan Bodi Caniago berkesempatan bersama Aditiawarman hadir di istana Mojopahit bahkan melakukan kunjungan muhibah ke istana kaisar didaratan Cina.
    Kalaupun corak pemerintahan ala Mojopahit pernah ingin dipaksakan diranah Minang namun tidak bertahan lama hanya setelah Aditiawarman tewas dalam suatu insiden, kembali system pemerintahan adat diterapkan kembali sebagaimana dikatakan “Luhak Dibari Bapangulu” namun sistem ini adopsi oleh Kelarasan Koto Piliang terutama untuk daerah2 diluar Luhak nan Tigo sebagai Rantau Minangkabau seperti yang disebutkan “Rantau Dibari Barajo”.
    Wilayah Minangkabau menurut Barih Balabeh Tambo Adat Minangkabau :
    Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga iaitu Minangkabau, yang dari segi topografi kawasan Minangkabau ini dilintasi dataran tinggi Bukit Barisan yang memanjang dari Utara ke Selatan dan melintang dari pantai Barat hingga dataran rendah pulau Sumatera Tengah.
    Wilayah Minangkabau dapat dipahami dalam dua hal :
    1. Menurut Pengertian Budaya yaitu suatu wilayah yang didukung oleh sebuah masyarakat yang kompleks, yang bersatu dibawah naungan PERSAMAAN ADAT dan FALSAFAH HIDUP sebagai KESATUAN GEOGRAFIS, HISTORIS, KULTURIS, POLITIS dan SOSIAL EKONOMI.
    2. Menurut Pengertian Geografis iaitu suatu kesatuan wilayah yang terdiri dari DAREK dan RANTAU dimana Darek meliputi wilayah sekitar Dataran Tinggi Bukit Barisan, Lembah dan Perbukitan disekitar Gunung Singgalang, Merapi, Sago dan Tandikat yang disebut sebagai daerah Luhak nan Tigo, sedangakan RANTAU terbagi atas RANTAU PESISIR BARAT yang memanjang dari Utara ke Selatan sepanjang daerah sekitar pantai Barat Sumatera Tengah yangdisebut juga sebagai PASISIA PANJANG sedangkan RANTAU PESISIR TIMUR adalah wilayah yang dialiri oleh sungai-sungai besar Batanghari, Indragiri, Kampar, Tapung Siak dan Rokan yang disebut sebagai RANTAU PESISIR TIMUR.
    Secara umum disebutkan bahwa daerah Minangkabau terdiri atas 4 bahagian :
    1. Darek : Daerah Luhak nan Tigo dengan Tiga Gunuang Marapi, Singgalang dan Sago
    2. Pasisia : Daerah Sepanjang Pantai Barat Sumatera Tengah sejak perbatasan Bengkulu sekarang (Muko-Muko), Pesisir Selatan Painan, Padang, Pariaman, Pasaman hingga perbatasan Sumatera Utara bagian Barat Sibolga dan Gunuang Sitoli
    3. Rantau : Daerah Aliran sungai yang bermuara ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan
    4. Rantau nan Sambilan : Negeri Sembilan di Semenanjung Tanah Melayu-Malaysia sekarang Batas Wilayah Adat Minangkabau sebagaimana disebut dalam Adat Barih Balabeh Minangkabau iaitu Adat Limbago dalam nagari, Tambo Adat Minangkabau “Jauah nan buliah ditunjuakkan, dakek nan buliah dikakokkan, sabarih bapantang lupo satitiak bapantang ilang, kok ilang tulisan di Batu, di Limbago tingga juo, nan Salareh Batang Bangkaweh, Salilik Gunuang Marapi Saedaran Gunuang Pasaman Sajajaran Sago jo Singgalang sahinggo Talang jo Gunuang Kurinci, dari Sirangkak Nan Badangkang hinggo Buayo Putiah Daguak sampai ka Pintu Rajo Ilia jo Durian di takuak rajo sampai++ Kurinci Sandaran Aguang, Sipisakpisau Anyuik, Si Alang Balantak Basi, hinggo Aia Baliak Mudiak, sampai ka Ombak Nan Badabua, sa iliran Batang Sikilang, hinggo Lauik Nan Sa didiah, ka Timua Ranah Aia Bangih, Rao sarato jo Mapa sampai Tunggua jo Gunuang Malintang, taruih ka Pasisia Banda Sapuluah, inggo Taratak jo Aia Itam, sampai ka Tanjuang Simalindu, taruih ka Pucuak Jambi Sambilan Lurah.disabuik pulo Luhak nan Tigo Lareh nan Duo, partamo Luhak Tanah Data duo Luhak Agam tigo bilangan jo Luhak Limopuluah, tiok Luhak dibari Bapangulu, urang nan basa dalam luhak, rancak kato dek mufakat elok nagari dek pangulu, mano pulo Lareh Nan Duo partamo Koto Piliang duo Lareh Bodi Caniago, itu nan saparentah daulat Pagarayuang nan diganggam taguah dipacik arek, kok diliek pulo tantang pado Rantaunyo, kurang aso duopuluah, tiok rantau dibari ba Rajo, Rajo Puatin Tiang panjang Rajo Nagari Pulau Punjuang, Rajo Gamuyang Gunuang Sahilan sarato Nan Dipituan Nagari Basyrah jo Rajo Sumbayang Nan Dipituan Luhak Singingi, Urang Gadang Datuak Rajo Sadio Rajo Kinali, Nan Dipituan Rajo Munang Rajo Rao Aia Bangih, Rajo Sungai Pagu Muaro Labuah, Rajo Lubuak Bandaro Rajo Rambah Rokan Kubu, Datuak Rajo Bandaro Rajo Lindai Tapuang, Sutan Gasib Rajo Siak, Datuak Tanah Data jo Datuak Pasisia sarato Datuak Limo Puluah jo Datuak Kampar Urang Gadang Pakanbaru, sahinggo Rajo Tambilahan, Rajo Rengat sarato Rajo Asahan itu nan disabuik Pagangan Arek Ameh Manah Daulat Pagaruyuang.
    Keterangan:
    * Salilik Gunuang Marapi
    * Iaitu daerah Luhak nan Tuo Tanah Datar, Luhak nan Tangah Agam dan
    Luhak nan Bongsu Limo Puluah Koto.
    * Si rangkak nan badangkang
    * Negeri asal di lembah lereng Merapi Pariangan Padang Panjang.
    * Buayo Putiah Daguak
    * Sekitar Pesisir Selatan / Indopuro
    * Pintu Rajo Ilia
    * Perbatasan daerah Rejang Bengkulu
    * Durian Ditakuak Rajo
    * Daerah Jambi arah ke sebelah barat
    * Si Pisak Pisau Anyuik
    * Daerah Indragiri Hulu hingga perbatasan Gunung Sahilan
    * Si Alang Balantak Basi
    * Seputaran Gunung Sahilan hingga Kuantan Singingi – Simandolak
    * Aia Babaliak Mudiak
    * Daerah Kampar Pesisir Timur dimana waktu musim pasang, arus Selat
    Malaka membawa gelombang besar yang disebut Bono
    * Ombak Nan Badabua
    * Pesisir dan pulau2 di lautan Hindia
    * Sa iliran Batang Sikilang
    * Daerah di seputaran Batang Sikilang
    * Gunuang Mahalintang
    * Daerah Perbatasan dengan Mandailing Tapanuli Selatan
    * Rao jo Mapa Tunggua
    * Daerah Rao sampai ke Daratan Sumatera Tengah bagian Timur dan Selatan – Tapung Kiri dan Tapung Kanan, Rokan Hulu, Petapahan, Mandau dan Rokan Kubu
    * Pasisia Banda Sapuluah
    * Daerah pantai barat ke arah utara dekat perbatasan Sibolga dan Gunuang Sitoli
    * Aia Itam
    * Daerah Dataran Rendah Sumatera Tengah yang warna rawa – air anak sungainya hitam
    * Tanjuang Simalindu
    Daerah sebuah tanjung sekitar aliran sungai yang menjorok ke daerah Pucuk Jambi sambilan Lurah
    Pendahulu2 kita niniak muyang urang Minang dari satu generasi ke generasi berikutnya yang semakin berkembang itu selalu menganjurkan anak kemenakan nya untuk membuka areal baru membentuk taratak selanjutnya jika semakin ramai anak cucu tersebut dibentuk pulalah jorong jo kampung-dusun/desa jo nagari, disusun sesuai ketentuan iaitu minimum sudah ada “nan ba kaampek suku”, walaupun selalu berpindah2 dari satu wilayah ke wilayah lain dan selanjutnya menetap di kantong2 daerah yang lahannya subur dan ikan nya banyak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera dalam rangka mancarikan “nasi nan sasuok, pungguang nan tak basaok dan ameh nan sakauik” namun muyang2 kita itu tetap menjalin hubungan dengan daerah asal yang disebut dalam ketentuan adat:
    – Jauah cinto mancinto
    – Dakek jalang manjalang
    – Jauah mancari suku
    – Dakek mancari indu (induak)
    Tidak jarang komunikasi ke Tanah Asal terputus karena sudah jauh dari pusat2 kelembagaan adat di Luhak nan tigo terutama Pusat Pemerintahan Adat Pagaruyung, bahkan terjebak dan terisolasi akibat perhubungan dan lalu lintas yang sulit terutama selama masa 350 tahun masa pembodohan oleh penjajah Belanda, hingga sudah beberapa generasi tidak lagi melihat tanah asal Tanah Leluhur sementara peradaban bertambah maju dan dinamis juga.
    Namun demikian ketentuan adat yang pokok iaitu ” Basuku bakeh ibu, babangso bakeh bapak” tidak akan hilang begitu saja “indak lakang dek paneh, indak ka lapuak dek hujan” itulah warisan yang diterima dari nenek moyang setiap Generasi Anak Suku Bangsa Minangkabau dimanapun dia berada.
    Untuk ranji atau silsilah raja2 Minangkabau kino, akan saya bongkar2 dulu si fail lamo, insya Allah ko basuo beko ambo opostingkan pulo baliak
    .

  64. Afid | January 27, 2012 at 3:47 pm | Reply

    Assalamu’alaikum dan Terima kasih Bagindo Sinang/Raja Kapiceh?, tulisannya sedikit menggelitik saya dan tertawa dalam hati, cara penuturannya macam orang sedang bakaba pada acara saluang/randai mungkin? saya juga kurang faham memang saya ada sedikit darah minang dari Ibu sedangkan Ayah Melayu Deli.Disiko aden batanyo dima lataknyo kerajaan Kaliang Gaca tu?, udo jan bagarah beko dilakak dek orang banyak he he he, walau begitu saya hargai tulisan anda namun kenapa numpang tempat di blog orang?

    • Wa’alaikumussalam wbt.. tak mengapa. Tuan tanah menggalakkan penrkongsian yang sebegini. jika punya ilmu, kita kongsi sama-sama 🙂

      …di mana aku berada di sana ada DIA…

  65. urang yang nampak allah taala dari segala arah berpandukan kitab suci al quran dan kitab hadis ,rasanya tak perlu di kuatiri yang ianya sesat ,cuma yang di kuatiri salah pemahaman,sebab punca semua masaalah ialah salah pemahaman,yang menentukan sesat seseorang ,tak lai dan tak bukan ,selain allah taala dan rasulnya nabi muhammad s a w , adenko sabana nyo adenko belajar dengan kitab suci al quran dan kitab hadis ,seterusnya dengan alim ulama pewaris nabi ,seterusnya menjadikan alam takambang jadikan guru , jadi dari sudut mana sekali pun kaji selidik di lakukan asal raja dan kerajaan di wilayah nusantara / antara nusa ini /antara bangsa ,ianya tetap menuju ke arah ,pagaruyung batu sangka yang meletakan mana mana di dalam wilayah nusantara ini termasuklah ,raja dan kerajaan pasai di acheh, perkataan, pasai, dalam minang kabau artinya kemewahan yang melimpah ,itulah buktinya mana mana raja dan kerajaan yang ada di wilayah nusantara ini ,di asaskan oleh raja dan kerajaan pagaruyung, jadi mana mana raja dan kerajaan yang di asaskan raja dan kerajaan pagaruyung ,cuba mau mengajar raja dan kerajaan asal, yang meletakan raja disitu dari belahanya dirinya sendiri ,sudah tak betul dan tak kena pada tempatnya ,seperti se orang anak yang mendurhaka kepada kedua ibu bapa yang melahirkanya , berkenaan tarikh serta masa ,saya sendiri cuba memastikan tarikh dan tahun kedatangan nabi adam di hantar kedunia ini ,sampai sekarang ,masih belum dapat dipastikan ,kecuali ,tarikh dan masa berkaitan ,nabi muhammad s a w,seperti tarikh kelahiran /tarikh kerasulan / dan tarikh masa kelahiran nabi isa alaihissalam ,itupun berpandukan tarikh dan tahun masehi /tahun kelahiran nabi isa , dan tarikh nabi nabi yang lain yang pernah di utus allah subhanahuataala kepada umat manusia .cuma sekadar kira kira /anggaran ,saja ,tarikh dan masanya, begitu juga tarikh dan masanya raja dan kerajaan pagaruyung batu sangka , cuma yang dapat di kesan serta dipastikan ialah ,selain dari wilayah asalnya raja /kerajaan pagaruyung batu sangka .tampeik basarang ula nago duduak tamanuang tiok sabanta takana juo ,oi oi ayam den lapeh . pengrtianya di atas pertambahan penduduk ,di atas dunia ini ,setiap dari suku kaum atau masyarakat ,bila sudah ada 4 dari suku yang berlainan ,pada suatu penempatan baru maka di situ /dikawasan itu di letakan sa orang raja ,untuk memimpin masyarakat /penduduk kawasan itu ,tak sama ada di wilayah /kepulauan sumtra /jawa/ sulawesi /kalimantan ,di kamboja /malaysia , jadi adakah wilayah acheh di luar dari kepulauan sumatra /lebih jauh dari itu cubalah fikir fikir kan , sedangkan istana raja china dan istana raja jepun juga mengambil rupa dan bentuk bumbunya juga menyerupai istana raja minang kabau ,jadi adakah itu suatu kebetulan atau mereka juga sebagai keluarga asalnya minang kabau atau pagaruyung ,falsafah awlnya alam takambang jadikan guru ………

    • Salam sejahtera terutamanya kepada Baginda Sinang yang sudi berkongsi penegetahuan berkenaan asal muasal Pagaruyong, tempat Perpatih Nan Sebatang. Adapun berbagai kebarangkalian yang boleh difikirkan. Terutamanya asal muasal kerajaan China dan Jepun, di mana kedua-dua kerajaan ini mempraktikkan sistem yang lebih kurang sama dengan kerajaan lama Pagaruyong. Ya, barangkali, tetapi tidaklah kita ketahui sejauh mana kebenaran yang tersirat.

      Mungkin istilah “tampeik basarang ula nago” mempunyai pengertian khusus akan budaya perpatih ini yang mengadaptasikan “naga” sebagai simbolik kerajaan yang kuat. Mungkin.

      Naga juga menjadi perspektif khusus kepada tamadun China dan Jepun yang menunjukkan betapa berkuasanya naga itu dan juga keberuntungannya.

      Penulis terpanggil untuk mengajak sidang pembaca berfikir dengan jelas. Pagaruyung bersendikan syarak memartabatkan Nurrin Islam di dalam kekuasaannya. Mengapa pula cukup sukar kita temui ‘bangsa Jepun’ yang beragama tauhid? Bangsa China penulis tidak nafikan. Ramai juga. Tapi, masyarakat minang dikatakan asal muasalnya moyangnya kepada bangsa Melayu. Mengapa demikian? Marilah kita fikirkan bersama.

      …di mana aku berada di sana ada DIA…

  66. Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki,[4] serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal,[5] walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam, sedangkan Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung, menyatakan bahwa Minangkabau adalah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kemudian penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur.[6]
    Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia.[7][8] Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa dari pulau perca / paco paco /pulau sumatra sekarang .

  67. raja sedaulat dunia | February 29, 2012 at 3:39 am | Reply

    ibu bahasa judulnya ,= tiada bunyi tiada huruf ,yang jelasnya terjadi mengapa ia terjadi , sebab ia di jadikan , ya siapa yang menjadikan , yang menjadikan , yaitu yang terbesar sekali daripada seluruh alam ini , itulah allah subhanahuataala ,tuhan yang esa / tuhan yang satu , jadi cara mana mau melihat tuhan yang begitu besar , ya lihat saja pada diri sendiri serta kenalilah dahulu diri sendiri , kalau tidak kenal diri sendiri , kemungkinan mengenal allah , agak mustahil sama sekali

  68. Kerajaan tertua di Pulau Jawa berdasarkan bukti arkeologis adalah kerajaan Salakanegara dibangun abad ke-2 Masehi yang terletak di Pantai Teluk Lada, Pandeglang Banten. Diduga kuat mereka berimigrasi dari Sumatra. Sedangkan Kerajaan tertua di Sumatra adalah kerajaan Melayu Jambi (Chu-po), yaitu Koying (abad 2 M), Tupo (abad ke 3 M), dan Kuntala/Kantoli (abad ke 5 M). Menurut cerita/tombo adat Lubuk Jambi yang diwarisi dari leluhur mengatakan bahwa disinilah lubuk (asal) orang Jambi, oleh karena itu daerah ini bernama Lubuk Jambi. Dalam tombo juga disebutkan di daerah ini terdapat sebuah istana kerajaan Kandis yang sudah lama hilang. Istana itu dinamakan istana Dhamna, berada di puncak bukit yang dikelilingi oleh sungai yang jernih. Penelusuran peninggalan kerajaan ini telah dilakukan selama 7 bulan (September 2008-April 2009), dan telah menemukan lokasi, artefak, dan puing-puing yang diduga kuat sebagai peninggalan Kandis dengan ciri-ciri lokasi mirip dengan sketsa Plato (347 SM) tentang Atlantis. Namun penemuan ini perlu dilakukan penelitian arkeologis lebih lanjut. Read the rest of this entry »

  69. ciri ciri ulama pewaris nabi , 1 tidak mintak upah / bayaran di atas dakwah yang di buatnya . 2 guru / rujukanya langsung kepada allah dan rasulnya serta kesepakatan alim ulama , dalam negara / luar negara. di dalam memutuskan hukum / uandang undang dalam hal ehwal agama islam …….

  70. PADA AWAL PERADABAN UMAT MANUSIA AGAMA MENG ESA KAN TUHAN DIPANGGIL AGAMA TAUHID BERMULA DI DALAM SURGA LAGI DI MANA NABI ADAM ALLAH TAALA NIKAHKAN DENGAN SITI HAWA DI DALAM SURGA DENGAN MAS KAHWIN NYA BERSALAWAT KE ATAS JUNJUNGAN BESAR NABI MUHAMMAD S A W ,SEBAGAI BUKTI SEBELUM SESUATU ALLAH TAALA CIPTAKAN ,MAKA ALLAH MENCIPTAKAN NUR MUHAMMAD S A W ,TERLEBIH DAHULU ,SETERUSNYA ALLAH SUBHANAHUATAALA ,MENCIPTAKAN SEKALIAN RUH ,SURGA DAN NERAKA ,PARA MALAIKAT ,SERTA 4 UNSUR ANGIN,AIR,API,TANAH,ARASY,LANGIT DAN ,BUMI,DARI NUR MUHAMMAD S A W,MAKA AGAMA TAUHID INI DI PIMPIN TIGA NABI DAN RASUL 3 KITAB UTAMA MASA ITU ,SERTA PARA NABI YANG LAINYA,KITAB ZABUR, DI TURUNKAN KEPADA NABI DAUD ALAISSALAM,KITAB TAURAT, DITURUN KAN KEPADA ,NABI MUSA ALAISSALAM,KITAB INJIL, DITURUNKAN ALLAH TAALA KEPADA NABI ISA ALAIHISSALAM,SETERUSNYA KITAB TERAKHIR DI TURUNKAN KEPADA NABI MUHAMMAD S A W,SEBAGAI NABI TERAKHIR YANG MEMBAWA MUKJZAT KITAB SUCI AL QUR AN,DENGAN MEMBAWA AGAMA SUCI AGAMA ISLAM ,SELEPAS KITAB SUCI AL QUR AN DI TURUNKAN MAKA KITAB KITAB YANG SEBELUMNYA DAN AGAMA AGAMA YANG SEBELUMNYA DI BATALKAN SERATA TIDAK DI AKUI LAGI,SEBABNYA ALLAH SUBHANAHUA TAALA TELAH MENYEMPURNAKAN KEBAIKAN ,DAN AJARANNYA KEPADA AGAMA ISLAM,SERTA ALLAH SUBHANAHUATAALA TELAH MEREDHAI AGAMA ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG SAH DI TERIMA DI SISI ALLAH SUBHANAHUA TAALA,

  71. sifat asal melayu ialah sifat islam ,yaitu tidak berpuak puak ,sekiranya kita sudah menjadi ber puak puak ,pengertianya kita semakin jauh dari orang melayu ,tuhan sudah menjadikan menghantar para nabi dan rasul juga dihantar sekali raja pemimpin manusia dari belahan dari nabi dan rasuluntuk di ikuti ,baik dari para nabi dan rasul atau raja yang di ikuti semuanya karena allah serta untuk mendapat keredaan allah jua .coba fikirkan apa yang boleh menyatukan umat

  72. untuk mengurangkan gejala murtad ,dalam agama islam sangat istimewa ,satu perkataan yaitu buka kulit tampaklah isi ,jadi bila agama islam yang di ajarkan kepada masyarakat ,seperti ajaran yang sebenar /yang asal ,yaitu ,sebar luaskan ciri ciri ulama pewaris nabi,dalam masyarakat ,inilah cara istimewa mendidik masyarakat ,ciri ciri ulama pewaris nabi , 1 tidak mintak upah / bayaran di atas dakwah yang di buatnya . 2 guru / rujukanya ulama ini ,langsung kepada allah taala dan rasulnya serta kesepakatan alim ulama , dalam negara / luar negara. di dalam memutuskan hukum / uandang undang dalam hal ehwal agama islam ……..

  73. Daerah kekuasaan Dharmasraya =yang berada di sawah lunto sijunjung ,sumatra barat /minang kabau indonesia
    Dalam naskah berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3] disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch’ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t’ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t’a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.sebab apa sampai selat sunda saja ,sebabnya keseluruhan pulau jawa masih tenggelam di dalam air lagi / belum timbul , falsafah awalnya alam takambang di jadikan guru / berguru dengan alam yang terbentang …….

  74. assalamualaikum ww, saudara mahmud shah ,keberuntungan umunya masyarakat melayu /minang kabau kususnya kerajaan pagaruyung ,sebabnya di wilayah ini allah taala telah melantik seorang kalifah ,yang hidupnya di abadikan hanya kepada allah subhanahuataala serta masyarakat dari kalangan kerabat raja pagaruyung yang tahan uji ,selepas didikan dari gurunya alim ulama ,angku yahyuddin/tuanku madinah yang di utus langsung dari madinah ke minang kabau untuk mengajarkannya ilmu agama yang seterusnya menyambung pengajian ilmu agama kepada, syekh abdurauf singkel / syekh kuala, di acheh juga utusan dari madinah arab ,syekh abdurauf singkel ini ,yang membawakan nama serta sepasang jubah dan kupiah beserta kitab kitab rujukan dari madinah untuk di serahkan kepada yang mulia, syekh burhanuddin ,yang bermakam di ulakan /sunua/pariaman ,minang kabau , buku sejarah hidupnya dengan tajuk ,lembaran sejarah di alam ghaib yang terpilih ke alam nyata .hal jepun pula saya mendapat maklumat semasa terkena musibah sunami baru yang lepas saya dapat tahu terdapat nya belahan diri dari raja minang kabau disana ,mereka juga sangat mengharapkan safaat dari umat islam dari sebelah sini terutamanya dari kalangan pendakwah yang berkebolehan serta tahan uji agar mereka dapat mengambil contoh serta tauladan dari pendakwah se umpama ini ,jadi bagaimana kita mau menghantar para pendakwah yang sedemikian rupa kesana ,sedang untuk di sini para pendakwah yang berkebolehan serta tahan uji juga berkurangan …… begitu juga hal nya dengan negeri china sekian wassalam dari saya

  75. tanda memuliakan seseorang di belakangnya, dalam agama islam ,membacakan surah al fatihah untuk disedekahkan pahala bacaanya kepada orang mulia yang disayangi ,serta menghadiahkan sebahagian harta yang halal yang disayanginya serta mohon pada allah subhanahuataala agar mengalirkan pahala dari hadiah yang dikeluarkanya kepada orang yang disayanginya itu……..

  76. setelah kedatangan agama islam dan allah redha / meredhai agama islam sebagai agama yang di terima di sisi allah ,apakah maksudnya keredaan allah itu ,jadi orang yang betul serta diterima di sisi allah ,hanyalah mereka mereka ,yang niatnya , ucapanya ,perbuatanya ,apa juga yang di usahakanya , cuma untuk mendapatkan keredaan allah subhanahuataala , inilah pengertianya keredaan allah di dalam kitab suci al qu ran …….. harap mengerti serta di fahami……..

  77. BERTAMADDUMKAH DIKAU SUKU BUGIS, SEPERTI HARUNYA NAMAMU DI NEGERIMU SENDIRI MAKASSAR, TETAPI ORANG PUN BERKATA DEMIKIAN, DI MANA MATAHARI TERBIT DAN TERBENAM DISITU ADA DARAH BUGISNYA, SEPERTI DARAH ORANG MENUNTUT ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA..

  78. kususnya di wilayah nusantara /antara nusa/antara bangsa ini .ya di sebabkan masyarakat wilayah sumatra yang lebih awal menerima agama islam, dari kalangan manusia dan juga jin ,jadi saya ada di bagi tau wali allah ,nama ketua jin di pulau sumatra ,yang sama sama ber perang/berjihad di pulau tersebut serta pulau dan daratan lainya di seluruh dunia ini,dan pada suatu ketika di rumah saya ada begitu banyak nyamuk ,maka saya di ajar cara menghalau nyamuk dari rumah ,maka yang datang menghalau nyamuk dari rumah saya ,itulah dia ,nabi sulaiman alaihssalam sendiri yang menolong menghalau nyamuk dari rumah saya ,siapa yang ada berjumpa dengan nabi sulaiman alajhissalam ,boleh lah langsung bertanya kepada nabi sulaiman alaihissalam,apa yang saya nyatakan ini………

  79. Tuan, pembetulan Suku : Suku Seri Lemak Pahang dan Minangkabau adalah satu suku, suku yang tidak dinyatakan adalah anak Melaka. tk

  80. PERJANJIAN LAMA=ORANG YANG MENGETAHUI PERJANJIAN ANTARA DIA DENGAN TUHANNYA SEMASA DIA BERADA DI DALAM PERUT IBUNYA LAGI/SELEPAS RUH DI TIUPKAN KEDALAM JASAD JANIN/BAYI YANG MASIH ADA DI DALAM KANDUNGAN IBUNYA LAGI….

  81. TANAH YANG DI JANJIKAN=QULLU NAFSIN ZA IKATIL MAUT=SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN MERASAKAN KEMATIAN,PENGERTIANYA SELEPAS MATI ,TENTU AKAN DI KUBURKAN ,BILA SUDAH DI KUBURKAN ,ITULAH YANG DI KATAKAN ,TANAH YANG DI JANJIKAN ,SAMA ADA KUBURANNYA JADI ,TAMAN TAMAN SURGA ATAU KUBURANNYA MENJADI TEMPAT PINTU PINTU UNTUK MEMASUKI NERAKA…

  82. umat islam sebagai pemimpin selayak nya jadi peneraju dunia selaku jurucakap serta menyampaikan ajaran utama dari tuhan yang maha esa ,wajip duduk pada barisan di atas selaku pembuat keputusan……..sebagai pemimpin ,bukan yang di pimpin…….

  83. BANGSA NUSANTARA SEMENJAK ASALNYA SUDAH MERDEKA,JADI BILA DATANG BANGSA PENCEROBOH SERTA CUBA MENYUSUN ATUR MASYARAKAT TEMPATAN SEKIRANYA SESUAI SELERA DAN AGAMA KITA AGAMA ISLAM TIDAK ADA SALAHNYA UNTUK DI TERIMA,SEKIRANYA TIDAK SESUAI DENGAN SELERA DAN AGAMA KITA ,MAKA KITA ADA KEWAJIBAN UNTUK MENOLAK SERTA KITA BOLEH MENCARI YANG TERLEBIH BAIK UNTUK KITA,SEBABNYA HAK MILIK KITA ORANG ISLAM SUDAH BANYAK YANG DI BAWA KELUAR DARI NEGERI KITA ,JADI KEWAJIPAN KITA MENGAMBIL KEMBALI ,YANG PADA ASALNYA HAK MILIK KITA,JADI JIKA BEGITU KEADAANYA JADIKANLAH HARI KEMERDEKAAN ,MENJADI HARI KEMENANGAN UNTUK DI ISI ,DENGAN YANG SESUAI DENGAN SELERA DAN KEHENDAK KITA SEBAGAI ORANG YANG BER AGAMA ISLAM…..DI ATAS MUKA BUMI INI

  84. SIAPA YANG MAU MENULIS SEJARAH NUSANTARA ,MAKA MULAKAN MENULIS NYA DARI NAMANYA ,1. PULAU PACO/PERCA.PUNCAK GUNUNG TIMBUL DARI PERMUKAAN LAUT SEWAKTU BANJIR BESAR DI ZAMAN NABI NUH ALAIHISSALAM ,KECIL KECIL BAGAIKAN KAIN PERCA YANG DI GUNTING.SETERUSNYA. 2. PULAU EMAS KHUSUS UNTUK PULAU SUMATRA YANG BANYAK MENGHASILKAN EMAS ,SEBAB NYA PENDUDUK ASAL WILAYAH NUSANTARA INI BERASAL DARI PULAU SUMATRA,SETERUSNYA, 3. PULAU ANDALAS ,YANG TERAKHIR BARU NAMANYA, 4 .PULAU SUMATRA……..

  85. assalamualaikum w w,dari bagindo sinang rajo kapiceh suku koto kapado tuan tuan dan tuanku tuanku ,urang gadang batuah sadoenyo,asas dari adaik basandi syarak ,syarak basandi kitabbullah,nan partamo agamo nan kaduo adaik,nan katigo ekonomi,nan ka ampek silek/kemahiran bela diri ,tolong kambangkan ka ampek ampek Nyo sakambang kambang nyo

  86. melayu/mulia you /asal kata ,urang yang di muliakan,sebagai pembuktian, mereka memuliakan serta menjunjung tinggi allah subhanahuataala dengan menyembah tuhan yang satu ,inilah buktinya urang yang di muliakan……..melayu….

  87. di sumatra adalah asal usul dari bangsa melayu ,asal kata melayu ialah mulia/mulia you/jadi urang yang mulia hanya menyembah allah subhanahuataala cuma/jadinya urang menyembah allah subhanahua taala tidak meninggalkan candi /cuma candi di tinggalkan di sumatra sewaktu ady tawarman di beri kesempatan tinggal di pagaruyung waktu itu cuma /sebelum ady tiawarman/selepas ady tiawarman penggunaan candi tidak ada di sumatra,itu sebabnya di panggil bangsa melayu /bangsa yang mulia /sebab nya di hanya menyembah allah subhanahuataala cuma sebagai tuhan yang esa/sebagai bangsa yang langsung di turunkan dari surga …………..itulah raja pagaruyung ,4 patah perkataan , 1 pagar 2 ruyung 3 batu 4 sangkar ,artinya bangunan ,batusangkar/sangkar batu /bangunan batu yang di buat seperti sangkar ,pada asalnya, yang membuatnya adalah raja dan kerajaan pagaruyung sebelum menebar keseluruh penjuru alam belahan lainya /seluruh dunia,ya inilah yang di sebut ber guru ke alam takambang falsafah asal alam minang kabau tempat nya undang undang dunia di karang yang di tuang langsung dari dalam surga……..

  88. Saat ini masyarakat Minang kabau merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia.[7][8] Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa dari pulau perca / paco paco /pulau ameh ,pulau andaleh,pulau sumatra sekarang .kiniko………

  89. Persoalan yang ditanyakan saudara Ahmad Husaini diatas, soalan mudah…Sutan Jamin, ya diMinang pun Sutan Jamin…kemudian dijawab Wan Siara soalan keturunan Ahmad Tungga..dan Gelaran yang didapat saudara Ahmad Husaini sebagai tuanku Raja Besar di Minang perlu diurai dan dijelaskan;
    1. Soalan pencarian Sutan Jamin, benar…ada kaitan ke pantai Kata- Pariaman…sesudah dari Payalumbuh (Koto Tangah)…Ranji Sutan Jamin ada pada saya.
    2. Gelaran itu pun Sah adanya di Minang, bukan berarti menjadi Raja di Negeri Sembilan..tetapi adalah Raja besar menurut istiadat di Minangkabau.

    3. Kaitan dengan ahmad Tungga, adalah pengakluan Datuk Tumbi Rajo, dari Kp.Tangah ..Kabupaten 50 kota, mungkin saja Ahmad Tungga memang pernah ke 50 kota…walllahualam..tanyakan Datuk Tumbi….

    Sayangnya, pencarian Ahmad Husaini kepada moyangnya tergelincir..karena terlampau ramai input informasi yang tidak benar.

  90. Assalamualaikum. Ada kah orang yang tahu salasilahnya atau waris dari Suku Mungka Waris Tok Nyang? Adapun moyang sebelah ibu di mana atuk ibu berasal dari Kg. Penajis, Rembau tidak diketahui suku apa berkahwin dengan Suku Mungka dari Kg. Chenor, mukim Kuala Klawang, Jelebu. Arwah ibu pernah berpesan jika ada orang bertanya akan waris katakan dari suku Mungka waris Tok Nyang.

  91. Assalamualaikum.. Sy pun masih mencari susur galur keturunan saya. Arwah datuk saya ank jati kampung siliau, rantau. Ape yg sy tahu moyang arwah datuk saya seorg pawang besar dari seberang( katenya padang). Arwah datuk xbyk bgthu info coz xdicerita sape moyang nya sbnr. Ada ebilab keris pusaka yg ditinggalkan. Arwah datuk pnah bgthu jika nk tahu saudara mara disana(padang) cuma bawa keris tersebut dan ia akan tunjukkan jalan nya.. Ntah la.. Sy pun xpasti nama moyang2 saya. Kalu xslh. Nama arwah datuk saya musa bin ambak, ambak bin pasih, pasih bin sidi.. mohon jika ada sesape yg thu, whatsapp saya.. 0166612413 siti fatimah

Tinggalkan Jawapan kepada baginda sinang /raja kapiceh Batal balasan